Jumat, Agustus 27, 2010

JADIKAN AL-QURAN SEBAGAI MOTIVASI UTAMA ILMU PENGETAHUAN

Ayat pertama yang diturunkan Allah di dalam Alquran sebenarnya merupakan motivasi utama dalam pengembangan pengetahuan. Hal itu bisa diwujudkan dengan melakukan inovasi dalam berbagai hal. Sains pun sudah banyak diisyaratkan di dalam Alquran.

Hal itu disampaikan profesor riset Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin dalam peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Kamis (26/8). Thomas mencontohkan, Alquran menjelaskan bahwa bumi diciptakan dalam enam masa. Hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah, yakni peristiwa yang diawali dengan kejadian big bang.

Menurut Thomas, saat ini manusia tidak lepas dari teknologi satelit, bukan hanya untuk kepentingan komunikasi, tapi pencitraan jarak jauh. Kepemilikan satelit merupakan ciri kemandirian bangsa. Selain itu, kata Thomas, teknologi satelit itu merupakan upaya untuk merealisasikan tantangan Alquran yang menembus batas langit dan bumi.

"Sains digunakan untuk menyempurnakan kualitas ibadah tanpa mencampuri syar'i," ujar Thomas. Dia mengatakan, ilmu pengetahuan membantu memahami ayat-ayat Alquran. Contohnya, dalam penetapan awal Ramadhan atau Idul Fitri, sains sangat membantu untuk menentukan hal itu.

Rabu, Agustus 25, 2010

HIKMAH RASULULLAH MENDENGAR LANGKAH BILAL DI SURGA

Rasulullah mempunyai banyak sahabat yang turut serta dalam perjuangan menegakkan syariah Islam. Mereka bersama-sama dalam suka maupun duka. Para sahabat itu tak hanya berasal dari kalangan suku-suku Arab.

Mereka juga datang dari kalangan non-Arab, seperti halnya Bilal bin Rabah. Sebagai mana keturunan Afrika, Bilal memiliki postur tinggi, kurus, dan warna kulit hitam. Dia memiliki nama lengkap Bilal bin Rabah Al-Habasyi. Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Muadzdzin Ar-Rasul. Habasyah merupakan Ethiopia saat ini.

Ibunya adalah sahaya milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal menjadi budak mereka, hingga akhirnya ia mendengar tentang Islam. Tanpa ada keraguan, ia menemui Nabi dan mengikrarkan diri masuk Islam.

Umayyah bin Khalaf pernah menyiksanya dan membiarkannya di tengah gurun pasir selama beberapa hari. Di perutnya diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh anak-anak mereka untuk menyeretnya di antara perbukitan Makkah.

Meski disiksa, keimanan Bilal tak pernah luntur. Saat dijemur di panas terik padang pasir, Bilal selalu mengucapkan ''Ahad-Ahad'' dan menolak mengucapkan kata kufur. Abu Bakar lalu memerdekakannya. Saat itu Umar bin Khattab berujar,''Abu Bakar adalah seorang pemimpin (sayyid) kami, dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami.''

Setelah hijrah, adzan disyariatkan. Lalu Bilal mengumandangkan adzan. Ia adalah muadzin pertama dalam Islam, karena ia memiliki suara yang bagus. Pada saat pembebasan kota Makkah, Rasulullah menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan di belakang Ka'bah.

Adzan itu adalah adzan yang pertama dikumandangkan di Makkah. Pasca wafatnya Rasulullah, ia menolak untuk menjadi muadzdzin lagi karena tak sanggup menyebut nama Rasulullah dalam adzannya. Usai wafatnya Nabi, bahkan dia hanya sanggup melantunkan adzan selama tiga hari. Itu pun disertai tangisannya tatkala mengucapkan nama Rasulullah dalam adzan.

Ia juga pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di Bait Al-Mal. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Tentang Bilal, Rasulullah SAW mengatakan,''Bilal adalah seorang penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah.'' (Hadits Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir)

Suatu ketika, selesai sholat Subuh, Rasulullah pernah bertanya kepada Bilal, ''Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena semalam aku mendengar suara langkahmu di depanku di surga.''

Bilal menjawab, ''Aku tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudhu dengan sempurna pada setiap malam dan siang, kemudian melakukan sholat sunat dengan wudhu itu sebanyak yang Allah kehendaki.'' (Hadist riwayat Abu Hurairah ra)

Selasa, Agustus 24, 2010

KALIMANTAN TENGAH BANGUN KOMPLEK ISLAMIC CENTER

Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, mengatakan, pembangunan komplek pusat Islam atau "Islamic Center" di kawasan Masjid Raya akan dimulai pada 2011. "Kita sepakati pembangunan 'Islamic Center' dimulai tahun 2011, sementara bangunan lama tidak ada perubahan," kata Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang, di Palangkaraya, Senin.

Menurut Teras, bangunan Islamic Center tersebut akan dilengkapi dengan rumah penjaga masjid, perpustakaan dan fasilitas lainnya. Sedangkan bangunan lama tetap difungsikan seperti semula karena tidak akan mengubah bangunan yang ada. "Selain dilengkapi dengan perpustakaan dan rumah penjaga masjid. Kawasan itu akan ditata sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan," ujarnya.

Ia berharap, keberadaan Islamic Center dan bangunan Masjid Raya tersebut hingga tahun 2015 sudah terlihat bentuknya. "Kita sudah memulai pembangunan Islamic Center tersebut, paling tidak pada tahun 2015 sudah kelihatan bangunan yang sudah berdiri. Untuk perkembangan selanjutnya kita serahkan pada gubernur mendatang," tegasnya.

Terpisah, anggota DPRD Kalteng, Awaludin, mengatakan, pembangunan infrastruktur rumah ibadah sebaiknya dilaksanakan dinas teknis saja, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng. "Kita minta untuk pembangunan rumah ibadah alangkah baiknya diserahkan saja kepada instansi teknis, yakni Dinas Pekerjaan Umum," ujarnya.

Sementara, salah satu warga Kota Palangkaraya, Sony, mengatakan, warga sangat mendambakan sekali Pemerintah Provinsi Kalteng , merealisasikan pembangunan Islamic Center di kawasan Masjid Raya Kota Palangkaraya. "Dengan adanya Islamic Center tersebut maka segala kegiatan yang bernafaskan Islam bisa dipusatkan di tempat itu. Dan untuk bisa terwujudknya pembangunan tersebut harus didukung DPRD Kalteng dan elemen masyarakat," tegasnya.

Kemudian, sambung dia, dengan adanya tempat kegiatan itu, maka syiar Islam semakin berkembang dan bimbingan terhadap umat Islam semakin baik, terutama sekali pembinaan keimanan.

Senin, Agustus 23, 2010

GROUND ZERO PUSAT BUDAYA ISLAM AMERIKA SERIKAT

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyetujui pembangunan masjid dan pusat budaya Islam di New York City,meskipun ada perbedaan pendapat.
Masjid tersebut akan dibangun di dekat lokasi serangan 11 September 2001 (9/11) yang disebut Ground Zero.

Landmarks Preservation Commission (LPC) kemarin melakukan voting tertutup untuk menolak status landmark (bangunan penting) pada gedung Manhattan yang terletak dua blok dari lokasi World Trade Center (WTC) yang hancur akibat serangan 9/11.Gedung yang berada dua blok dari WTC itu hendak dirobohkan dan diubah menjadi pusat komunitas Islam,termasuk sebuah masjid.

“Gedung Manhattan tidak cukup kuat, khusus untuk dianggap sebagai bangunan landmark,”ujar Panel LPC. Itu artinya, gedung tersebut dapat dirobohkan dan diubah menjadi pusat komunitas Islam dan masjid.
Keputusan itu disambut Wali Kota New York City Michael Bloomberg yang menyebut proyek pembangunan pusat komunitas Islam itu sebagai ujian penting bagi komitmen warga Amerika terhadap kebebasan beragama.

“Situs WTC akan selalu menempati tempat khusus di kota kita, di hati kita. Tapi kita akan membohongi bagian terbaik diri kita sendiri dan siapa kita sebagai warga New York dan Amerika,jika kita katakan tidak pada pembangunan masjid di Manhattan,” papar Bloomberg. Voting yang dilakukan LPC merupakan kekalahan bagi kelompok penentang pembangunan masjid.

Menurut para penentang,pembangunan masjid dianggap tidak menghormati kenangan pada korban tewas serangan 11 September.
American Center for Law and Justice (ACLJ) yang merupakan kelompok advokasi konservatif yang didanai Pendeta Pat Robertson, mengumumkan akan menentang keputusan panel LPC di pengadilan negara bagian. Usulan pembangunan masjid di dekat Ground Zero menjadi isu politik nasional AS.

Sejumlah tokoh Partai Republik,seperti kandidat wakil presiden Sarah Palin dan mantan Ketua DPR (House of Representatives) Newt Gingrich menyatakan menentang usulan tersebut.
Masjid tersebut dibangun kelompok Cordoba Initiative.Mereka menyatakan tujuan pembangunan masjid itu adalah mempercepat pemulihan hubungan antara dunia Muslim dan Barat.

“Membawa dunia kembali pada pengakuan dan saling menghormati,menjauh dari ketegangan yang semakin tinggi,” papar Cordoba.
Mitra pembangunan masjid itu,SoHo Properties,membeli properti di lokasi tersebut senilai USD5 juta.Rencana awal,pusat komunitas Islam akan dibuat setinggi 13 lantai dengan dana USD100 juta.

Kamis, Agustus 19, 2010

DUKUNG KEMAJUAN MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) ENDE


Pembangunan Nasional memiliki sasaran terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera baik jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam upaya mencapai keseimbangan itu, tidak sedikit tantangan baik dalam pola kebijakan pembangunan maupun realitas globalisasi informasi yang mengubah cara pandang dan moralitas. 
Kenyataan ini akan semakin terpuruk jika orientasi pembangunan kita tidak menyentuh pada nilai etika dan moral serta keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menyadari arti penting pembangunan moral dan mentalitas bangsa yang bermartabat ini, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ende sebagai sebuah lembaga pendidikan terus berupaya menanamkan sejak awal pada anak didik rasa persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan serta solidaritas sebagai jati diri kebangsaan Indonesia.

Menimbang arti penting persaudaraan dan kekeluargaan itu, dalam nuansa ibadah puasa, para guru, orang tua murid serta komite sekolah menyelenggarakan acara silaturahmi dan berbuka puasa bersama. Ini merupakan terobosan perdana MIN Ende yang melibatkan undangan sebanyak 500 orang termasuk di dalamnya Bupati Ende, Muspida Kab. Ende, Anggota DPRD Kab. Ende para tokoh agama, pemerhati pendidikan, para orang tua murid serta siswa-siswi MIN Ende, demikian kata ketua panitia Bpk. Mas΄ud Rodja. Dalam menyukseskan kegiatan ini, peran orang tua murid sangat nampak, mulai dari perencanaan, pendanaan sampai pelaksanaannya. Ini adalah sebuah kesadaran baru yang mulai dibangun mengingat pentingnya kerja sama orang tua murid dengan stakeholders lain dalam sebuah lembaga pendidikan, demikian kata kepala sekolah MIN Ende, Dra. Ani Mapawa.
Kegiatan bernuansa Islamik dengan penceramah Bpk. H. A. Wahab Daud ini, tidak menghilangkan sifat nasionalis dan nilai-nilai budaya bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman MIN Ende, Jalan Ahmad Yani, pada tanggal 14 Agustus 2010. Kegiatan ini memiliki nilai dan makna yang amat tinggi yaitu meningkatkan persaudaraan antara orang tua, para guru, pengurus komite sekolah, pemerhati pendidikan, para tokoh agama serta pemerintah daerah kabupaten Ende dalam upaya bersama meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Ende. Moment yang sangat inspiratif ini hendaknya diteruskan pada kesempatan yang akan datang, demikian himbauan Bupati Ende dalam sambutannya yang dibacakan oleh Bpk. Abraham Badu.
Hal senada juga disampaikan oleh wakil dari anggota DPRD Kabupaten Ende, H. Supohan. Haji Supohan menyampaikan pentingnya pendidikan nilai bagi anak-anak didik sejak sekolah dasar sebagai bekal dalam menekuni dunia pendidikan lebih lanjut agar tidak takabur. Selanjutnya, Bpk Yosef Nganggo, S. Ag sebagai PYMT Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende juga menyampaian apresiasi dan penghargaan kepada MIN Ende atas keberanian dan inisiatif yang positif dalam mendukung pembangunan kerukunan di Kabupaten Ende. Beliau menyampaikan penghargaannya atas segala pengorbanan orang tua murid dalam mendukung program pendidikan pada MIN Ende.
Inilah sebuah awal yang baik sekaligus pemicu keberlanjutan pada tahun-tahun yang akan datang. Siswa-siswi MIN Ende yang berjumlah 427 orang merupakan aset dan masa depan bangsa yang patut mendapat dukungan dari semua pihak dalam proses pendidikan dan perkembangannya.

Rabu, Agustus 18, 2010

PUASA YANG DILAKUKAN PARA NABI

Tujuan puasa berbeda-beda antara agama yang satu dan yang lainnya, termasuk puasanya umat-umat terdahulu. Sebagaimana keterangan Alquran dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 183, puasa yang diwajibkan kepada umat Islam, sebenarnya juga pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya.

Sismono dalam bukunya yang berjudul 'Puasa Pada Umat-umat Dulu dan Sekarang' menyebutkan, puasa sudah dikenal oleh bangsa dan kaum yang hidup sebelum datangnya Islam. Seperti puasa yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuni, Yunani Kuno, Romawi Kuno, Zoroaster, Majusi, Yahudi, Nasrani, Cina Kuno, Jepang Kuno, Buddha, Hindu, Manu, Konghucu, dan lainnya. ''Bahkan, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga sudah melaksanakan puasa,'' tulisnya.

Sejarawan Muslim, Ibnu Katsir, meyakini bahwa ajaran puasa sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Menurut dia, Adam berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa Adam berpuasa pada 10 Muharam sebagai rasa syukur karena bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah. Sementara yang lain berpendapat, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu dia diturunkan dari taman surga oleh Allah.

Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya. Selain itu, ada yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.

''Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumat, diturunkan di bumi pada hari Jumat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumat dan wafat pun pada hari Jumat.'' (HR Bukhari).

Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada keesaan Tuhan (Allah). Contohnya adalah Nabi Nuh yang berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun, seperti puasanya Nabi Adam.

Nabi Nuh juga memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah dan berpuasa ketika mereka berbulan-bulan hidup terkatung-katung di dalam perahu besar di tengah samudera luas akibat bencana banjir besar, seraya bertobat kepada Allah. Nabi Ibrahim AS juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah, yang kemudian dijadikan suhuf Ibrahim itu.

Puasa menurut agama Ibrahim dilaksanakan oleh Ismail, putra Ibrahim yang terkenal taat beribadah itu; dan puasa Ibrahim diikuti pula oleh Ishaq (putra Ibrahim dari Sarah). Nabi Ya'qub terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya.

Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjabat sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. ''Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin.''

Sedangkan Nabi Yunus berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari, kemudian berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan beliau memakan buah semacam labu yang tumbuh di tepi pantai. Nabi Ayub berpuasa pada waktu dia hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu.

Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah.

Senin, Agustus 16, 2010

MENUJU INDONESIA MENJADI PUSAT MODE MUSLIM DUNIA

SUDAH bukan rahasia, jika Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia serta kekayaan kultur dari ribuan suku yang tersebar di Nusantara. Kondisi ini merupakan aset yang sangat berharga dan tak dimiliki oleh negara lain di dunia.

Berangkat dari kondisi itu, Indonesia berpeluang besar menjadi kiblat Islamic Fashion dunia. Berdasarkan itu, terbentuklah Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC) yang didukung oleh Kementerian Koordinator Perekonomian, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan mencanangkan kampanye "Menuju Indonesia Sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia pada tahun 2020".

"Dari kantor Menteri Koordinator Perekonomian sangat appreciate dengan rencana kegiatan yang harus didukung oleh semua pihak, karena menyangkut perekonomian secara keseluruhan. Ini perlu didorong sebagai kreasi dari masyarakat. Oleh karena itu pada 14 Juli lalu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, mendukung dan memfasilitasi Fashion Week di Shanghai pada 14 September mendatang. IIFC, dan 2020 sebagai International Fashion Muslim Dunia," ungkap DR Ir Hamdan MM, Asisten Deputi Urusan Pemberdayaan UMKM dan Industri Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia saat konferensi pers Pencanangan Indonesia Sebagai Kiblat Fesyen Dunia, Jakarta, Jumat (23/7/2010).

Harus diakui, saat ini industri religi telah menjadi tuntutan pasar global. Karenanya, selain mengejar pertumbuhan ekonomi, upaya mengembangkan industri kreatif ini juga bertujuan mengejar ketidakseimbangan antara jumlah populasi Indonesia dengan GDP dunia. Untuk populasi, misalnya, Indonesia menduduki posisi keempat terbanyak di dunia, sedangkan dari GDP dunia tahun 2009, Indonesia hanya menempati urutan ke-18.

"Gap tersebut bisa dikurangi melalui pemberdayaan industri kreatif yang nilai tambahnya terletak pada kreativitas itu sendiri," ujar Direktur IIFC, Gilarsi W Setijono.

Dengan kekayaan kultur dan populasi muslim terbesar di dunia, maka kreativitas yang berpotensi untuk dikembangkan adalah busana muslim.

IIFC yang berperan sebagai pemerhati sekaligus pengarah potensi industri busana muslim Indonesia bisa menjadi salah satu ikon value of Indonesia. "Ini dapat meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia di kancah internasional sekaligus menjadi solusi alternatif dalam penyediaan lapangan pekerjaan di Indonesia," imbuh Gilarsi.

Namun untuk mencapai itu dibutuhkan kerja keras. "Terutama dalam mengembangkan upaya komersilisasi potensi dan pembentukan nilai yang lebih tinggi melalui pendekatan branding dan pasar modern," jelas Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia (APPMI) yang juga menjadi Fashion Director IIFC, Taruna K Kusmayadi.

Terlebih, selama ini produksi kreatif, khususnya fesyen banyak dimotori oleh Usaha Menengah Kecil, dan Mikro (UMKM). Mereka kerap kalah bersaing dengan produk impor dan cenderung mendapat kesulitan memasarkan komoditinya. Umumnya semua persoalan disebabkan oleh masalah yang terkait teknologi, kurangnya strategi pengemasan, dan pemasaran yang tepat.

Dengan kampanye Pencanangan Indonesia Menuju Kiblat Fesyen Muslim Dunia 2020, diharapkan industri fesyen Indonesia dapat berperan dominan dalam kancah pasar mode dunia. Ini diwujudkan melalui Indonesia Islamic Fashion Fair pada 3 Agustus-3 September 2010.

Jumat, Agustus 13, 2010

ETIKA BERBICARA MENURUT ISLAM

Dibandingkan menulis, berbicara lebih mudah dilakukan. Setiap pembicaraan pasti ada maksud-tujuan yang hendak disampaikan, baik itu pembicaraan secara langsung maupun melalui media elektronik (teknologi). Saking mudahnya dilakukan, orang ketika berbicara seringkali kebablasan, bahkan tak menggunakan etika. Akibatnya, banyak kebencian dan permusuhan terjadi.

Bagaimanakah sesungguhnya etika berbicara yang dianjurkan dalam Islam? Pertama, ketika seorang Muslim berbicara hendaknya hanya untuk kebaikan (ma'ruf). Allah SWT berfirman, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisik mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma'ruf…" (QS An-Nisa [4]: 114).

Kedua, jangan membicarakan semua apa yang didengar. Sebab, bisa jadi semua yang didengar itu menjadi dosa. Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang, yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar." (HR Muslim).

Ketiga, berbicaralah tanpa ada rasa menggunjing (ghibah). "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." (QS Al-Hujarat [49]: 12).  Menggunjing orang lain sangat dilarang dalam Islam. Sebab, orang yang menggunjing itu tidak lebih baik dari yang digunjing. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok…" (QS Al-Hujarat [49]: 11).

Keempat, berbicaralah seperlunya saja. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah bersabda, "Termasuk kebaikan Islam-nya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna." (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Kelima, berbicaralah dan jangan mendebat. Sabda Nabi, "Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar." (Muttafaq 'Alaih).

Keenam, berbicara dengan tidak memaksakan diri. "Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih, dan orang-orang yang sombong." (HR At-Tirmidzi).

Ketujuh, berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Aisyah RA pernah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya." (Muttafaq 'Alaih).

Sejatinya, Islam tidak melarang manusia untuk berbicara. Berbicara justru sangat dianjurkan jika mengandung manfaat dan kebaikan. Tetapi sebaliknya, sangat dilarang jika pembicaraan itu mengandung keburukan dan penyesatan. "Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir hendaknya ia berbicara yang baik-baik atau diam." (Al-Hadis).

Kamis, Agustus 12, 2010

POTRET DASAR ISLAM DI KUPANG NTT

Masjid Agung Al-Baitul Qadim Airmata merupakan potret dasar masuknya Islam di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT). Masjid yang sudah berusia sekitar 200 tahun itu dibangun oleh Syahban bin Sanga Kala pada 1806 bersama umat Kristiani yang ada di sekitar kampung Airmata Kupang.
Syahban bin Sanga Kala merupakan warga Muslim pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Timor dalam pelayarannya dari Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur. "Syahban bin Sanga Kala berasal dari Mananga, sebuah kampung di Pulau Solor bagian barat," kata Imam Kepala Masjid Agung Al-Baitul Qadim Airmata H Abulrahim Mustafa.

Menurut Munandjar Widiyatmika, peneliti masuknya agama Islam di NTT, Islam masuk pertama kali di NTT mulai dari Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur pada abad ke-15. Penulis buku tentang sejarah masuknya Islam di NTT ini menambahkan, penyebaran agama Islam di NTT yang dimulai dari Pulau Solor itu, dilakukan oleh para pedagang dari Palembang, Sumatera.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ulama dari Palembang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di NTT yang dimulai dari Mananga, Pulau Solor itu adalah Syahbudin bin Salman Al Faris yang kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Menanga. Syahbudin bin Salman Al Faris disapa dengan Sultan Mananga, karena pertama kali membawa misi penyebaran agama Islam di NTT dari Mananga, Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur. "Dari Mananga, Islam kemudian perlahan-lahan masuk ke Pulau Flores, Alor dan Kupang seperti di Airmata itu," katanya.

Solor menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam di NTT karena letaknya strategis dengan bandar-bandar penting di Pamangkayo, Lohayong, Menanga, dan Labala di Pulau Lembata bagian selatan. "Letak pulau itu sangat strategis bagi kapal-kapal yang menunggu angin untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Timor dan Maluku serta Flores dan Alor," katanya.

Menurut Mustafa, Al-Baitul Qadim yang dibangun Syah Ban bin Sanga Kala pada 1806 secara gotong royong bersama penduduk setempat itu, merupakan masjid tertua di Pulau Timor, dan dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam pada saat itu sampai ke Timor Portugis (Timor Leste sekarang).

"Hampir sekitar enam tahun lamanya baru masjid itu selesai dibangun (1806-1812)," katanya dan menambahkan, Syahban bin Sanga merupakan warga Muslim pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Timor.  Dia datang dari Desa Menanga di Kabupaten Flores Timur.

Pada 1984, imam masjid turunan ketujuh,  Birando bin Tahir, mulai melakukan pemugaran atas masjid bersejarah itu guna melestarikan keberadaannya sebagai pusat penyebaran Islam di Pulau Timor. "Masjid ini merupakan pemersatu warga Muslim dan nonmuslim. Tak mengherankan jika masjid tersebut dijadikan sebagai objek wisata rohani di Kota Kupang," kata Mustafa.

Masjid itu dibangun dengan perpaduan arsitek antara unsur budaya Flores Timur dan Arab sebagai simbol perlawanan warga Airmata terhadap koloni Belanda dan Jepang pada masa itu. Masjid Agung Al-Baitul Qadim telah menurunkan tujuh orang imam kepala, di antaranya Birando bin Syaban, Ali bin Birando,  Djamaludin,  Abdul Gani,  Tahin bin Ali Birando dan Birando bin Tahir.

Masuknya Islam di NTT, dibawa oleh para pedagang dari Palembang sehingga sangat wajar kalau penyebarannya dilakukan mulai di sekitar bandar-bandar startegis yang banyak dikunjungi para pedagang Islam dari luar, dan Solor adalah daerah peristirahatan sebelum ke pusat penghasil cendana di Pulau Timor pada saat itu.

Wilayah Kepulauan Solor, merupakan lumbung tanaman cendana terbesar di NTT pada abad tersebut, sehingga pulau kecil mungil yang terletak di antara Pulau Adonara, Lembata dan Flores itu menjadi incaran para pedagang dari kawasan Timur Tengah.

Bahkan Portugis sendiri membangun benteng di Pulau Solor karena Solor merupakan daerah yang paling tepat untuk berisiraharat sambil menunggu angin baik untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Timor. Portugis pada abad itu, tidak hanya membawa misi penyebaran agama Katolik di NTT yang dimulai dari ujung timur Pulau Flores, tetapi juga membawa misi dagang untuk membawa tanaman cendana beraroma wangi ke negaranya.

Secara perlahan-lahan, Islam kemudian menyebar ke daerah lain di NTT seperti Alor dan seluruh Flores serta Timor seperti di Kupang dan Sumba seperti di Waingapu. Tak mengherankan jika banyak muslim di Kupang bernama Arab, seperti Alkatiri, Aljufri dan lain-lain. Perkampungan Muslim di Kota Kupang, terdapat di Air Mata, Bonipoi dan Kampung Solor. Mereka umumnya pedagang muslim dari Solor dan turunan Arab.

Mereka hidup rukun dan damai dalam bingkai kultur bersama umat agama lainnya seperti Katolik dan Protestan, tanpa adanya persoalan.

Pembantu Rektor I Universitas Muhamadiyah Kupang (UMK), Ahmad Atang mengatakan, umat muslim di NTT dapat hidup damai dan tenteram di tengah mayoritas Katolik dan Protestan, karena telah membangun relasi atas bingkai kultur.

"Orang NTT tidak membangun hubungan atas dasar agama tetapi budaya. Itulah sebabnya umat muslim dapat hidup damai dan tenteram di tengah masyarakat NTT yang mayoritas beragama Katolik dan Protestan," katanya. Atang yang juga sosiolog ini menambahkan, "budaya lebih dahulu membentuk nilai sosial orang NTT sebelum masuknya agama-agama di wilayah provinsi kepulauan ini".

"Tak mengherankan, jika dalam satu rumah tangga terdapat keluarga yang berbeda agama. Ada yang Katolik, dan ada pula yang Islam. Kondisi ini biasa dan sudah membudaya dalam kehidupan orang NTT, karena hubungan persaudaraan dibangun bukan atas dasar agama," katanya menjelaskan.

Hal ini terlihat dari kerukunan warga Airmata membangun Masjid Agung Al-Baitul Qadim pada masa itu. Potret kerukunan hidup antarumat beragama dan antaragama seperti itulah yang terus menjalar sampai saat ini, karena membangun relasi hidup di wilayah provinsi kepulauan atas dasar bingkai budaya.

"Tidak mengherankan jika muslim dan Kristen di NTT tetap saja rukun dan damai, karena membangun bingkai hidup atas dasar budaya, bukan latar belakang agama," kata Atang.

Selasa, Agustus 10, 2010

RAMADHAN EXPO KOTA KUPANG 2010

Ketua Panitia Expo Ramadhan Kota Kupang tahun 2010, Anwar Hajral, yang dihubungi di Kupang Minggu, mengatakan, kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan siswa TK hingga SMP itu, bertujuan untuk memperkenalkan serta mengajak anak-anak Muslim Kota Kupang untuk berpuasa sebagai salah satu kewajiban agama di bulan suci Ramadhan.

Selain memperkenalkan dan mengajak anak-anak Muslim untuk berpuasa, kegiatan Expo Ramadhan itu juga bertujuan untuk menyiapkan fisik anak-anak Muslim menyambut puasa di bulan suci Ramadhan yang segera akan tiba.

Anak-anak kita ajak dan kita siapkan fisiknya untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan, kata Hajral.

Dia mengatakan, banyak kegiatan yang diramu dalam Expo Ramadhan 2010, di antaranya, pemberian pemahaman tentang pentingnya berpuasa dengan sejumlah permainan, perlombaan, pemberian santunan kepada orang tua dan anak-anak yang membutuhkan, serta kegiatan donor darah.

Namun khusus untuk kegiatan donor darah, batal dilakukan karena PMI Kota Kupang yang sudah dihubungi tidak bersedia datang melakukan aksi donor, kata Hajral.

Terhadap pembatalan sepihak yang dilakukan oleh PMI Kota Kupang tersebut, menurut Hajral telah membuat kecewa panitia, para peserta donor yang sudah mendaftar serta umat Muslim Kota Kupang.

Menurut dia, kegiatan donor darah yang telah dirancang panitia tersebut, dimaksudkan untuk memberikan tambahan stok darah bagi PMI Kota Kupang, agar bisa disalurkan kepada masyarakat pasien yang membutuhkan darah disaat melakukan perawatan kesehatan.

Terhadap rencana kegiatan donor darah tersebut, lanjut dia, para peserta yang sudah siap untuk melakukan donor sebanyak 80 orang, namun karena dibatalkan, maka para peserta harus balik ke rumahnya dengan kecewa.

Hajral berharap agar ulah PMI Kota Kupang ini tidak lagi terjadi pada waktu-waktu mendatang, sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja serta fungsi PMI sebagai penampung dan penyimpan darah bagi pasien.

Kegiatan Expo Ramadhan ini menurut dia, dilakukan selama satu hari penuh, dan terpusat di Masjid Raya Kota Kupang.

Senin, Agustus 09, 2010

MARHABAN YA RAMADHAN 1431 HIJRIYAH

Seluruh umat Islam kini menyerukan 'Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Ramadhan", selamat datang Ramadhan, Selamat datang Ramadhan. Di masjid-masjid, musholla, koran-koran, stasiun televisi dan radio dan berbagai mailing list, ungkapan selamat datang Ramadhan tampil dengan berbagai ekpresi yang variatif.

 Setiap media telah siap dengan dengan sederet agendanya masing-masing. Ada rasa gembira, ke-khusyu'-an, harapan, semangat dan nuansa spiritualitas lainnya yang sarat makna untuk diekpresikan. Itulah Ramadhan, bulan yang tahun lalu kita lepas kepergiannya dengan linangan air mata, kini datang kembali.

Sejumlah nilai-nilai dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa pun marak dikaji dan kembangkan. Ada nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti: pemulihan kesehatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya. Ada lagi aspek spiritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Yang juga penting dalam menyambut bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai positif dan hikmah yang dikandungnya. Jadi, bukan hanya melulu mikir menu untuk berbuka puasa dan sahur saja. Namun, kita sangat perlu menyusun menu rohani dan ibadah kita. Kalau direnungkan, menu buka dan sahur bahkan sering lebih istemawa (baca: mewah) dibanding dengan makanan keseharian kita. Tentunya, kita harus menyusun menu ibadah di bulan suci ini dengan kualitas yang lebih baik dan daripada hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan kegemilangan bulan kemenangan ini dengan lebih mumpuni.

Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberiakan ampunan.

Dengan mempersiapkan dan memprogram aktifitas kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan terasa istimewa manakala melalui perjuangan dan jerih payah. Semakin berat dan serius usaha kita meraih kabahagiaan, maka semakin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Itulah yang dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama yaitu kebahagiaan ketika ia "Ifthar" (berbuka). Ini artinya kebahagiaan yang duniawi, yang didapatkannya ketika terpenuhinya keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kabahagiaan rohani karena terobatinya kehausan sipritualitas dengan siraman-siraman ritualnya dan amal sholehnya.

Kedua, adalah kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah kebahagian ukhrawi yang didapatkannya pada saat pertemuannya yang hakiki dengan al-Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.

Akhirnya, hikmah-hikmah puasa dan keutamaan-keutaman Ramadhan di atas, dapat kita jadikan media untuk bermuhasabah dan menilai kualitas puasa kita. Hikmah-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan mutidimensional, mengartikan bahwa ibadah puasa juga multidimensional. Begitu banyak aspek-aspek ibadah puasa yang harus diamalkan agar puasa kita benar-benar berkualitas dan mampu menghasilkan nilai-nilai positif yang dikandungnya. Seorang ulama sufi berkata "Puasa yang paling ringan adalah meninggalkan makan dan minum". Ini berarti di sana masih banyak puasa-puasa yang tidak sekedar beroleh dengan jalan makan dan minum selama sehari penuh, melainkan 'puasa' lain yang bersifat batiniah.

Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktifitas dan ibadah-ibadah dengan ihlas, serta berniat "liwajhillah wa limardlatillah", karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan dunia dan akherat. Semoga kita bisa mengisi Ramadhan tidak hanya dengan kuantitas harinya, namun lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas puasa kita.
----------------------------------------------------------------------------

"SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1431 HIJIRIYAH UNTUK MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA ENDE DAN SEKITARNYA"

Kamis, Agustus 05, 2010

ALLAH YANG MAHA ESA

Allah SWT berfirman: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (QS Al- Bayyinah [98]: 5). Dalam ayat lainnya: "Luruskanlah mukamu (dirimu) pada setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya." (QS Al-'Araf [7]: 29).

Ahli tafsir menjelaskan, yang dimaksud dengan lurus adalah menghindari perbuatan syirik (menyekutukan Allah SWT dalam segala bentuknya dan terhindar dari penyimpangan sekecil apa pun). Kewajiban menjaga keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT ditegaskan berulang-ulang di dalam Alquran.

Bahkan, surah ke-112 dinamai dengan Al-Ikhlash (memurnikan keesaan Allah). Secara fisik surah Al-Ikhlash itu terdiri atas empat ayat pendek, namun kandungannya sangat panjang dan luar biasa.

Rasulullah SAW bersabda, "Membaca 'Qul huwa Allahu ahad' pahalanya setara dengan membaca sepertiga Alquran." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'I, Ibn Majah, Malik, Ahmad, Thabrani, Al-Bazzar, dan Abu 'Ubaid).

Oleh karena itu, Saja' Al-Ghanawi RA mengatakan, "Barang siapa membaca 'Qul huwa Allahu ahad' tiga kali, maka ia seakan-akan membaca Alquran seluruhnya." Atau, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, bahwa Muadz ibn Anas RA berkata, "Barangsiapa membaca 'qul huwa Allahu ahad' sebelas kali, maka Allah (akan) membangunkan sebuah rumah untuknya di Surga."

Atau, seperti yang diriwayatkan Thabrani, bahwa Fairuz RA berkata, "Barangsiapa membaca 'Qul huwa Allahu ahad' seratus kali, di dalam shalat atau lainnya, maka ia dicatat oleh Allah sebagai orang yang terbebas dari siksa Neraka." Dan, masih ada beberapa riwayat yang lainnya. Namun, perlukah kita menghitung-hitung "kebaikan" atau "ketaatan" kita sendiri?

Menurut Ibn Sina sebagaimana dikutip Muhammad Quraish Shihab dalam salah satu karyanya, niat atau motivasi beribadah itu bertingkat-tingkat. Pertama, tipe pedagang (mengharap keuntungan). Kedua, tipe budak atau pelayan (takut terhadap majikannya).

Ketiga, tipe 'arif (bersyukur atas segala yang diberikan Allah SWT kepadanya). Dan tipe lainnya dinamakan sebagai tipe robot (otomatis, tanpa pemikiran, tanpa pemahaman, dan tanpa penghayatan).

Tentu bijaksana, jika kita terbiasa melaksanakan ibadah menurut tipe 'arif. Sebab, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya bahwa tidak sedikit amal (ibadat) yang dibatalkan atau dihapuskan pahalanya akibat niatnya tidak murni karena Allah SWT. Wallahu 'alam.