Jumat, Juli 24, 2015

HIKMAH MENJAGA SILATURAHMI

SubhaanAllah, Allah memerintahkan kita untuk selalu menjaga shilaturrahim,
"...peliharalah hubungan shilaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An-Nisa: 1).

Sahabatku, mari kita renungi hikmah shilaturrahim :

1. "Asyaddu hubban" Merajut cinta keluarga semakin kuat dan dalam.
Dari Abu Hurairah bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat Rasulullah sedang mencium Hasan.
Dia (Aqra’ bin Habis) lalu berkata: "Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka.
Kemudian Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi" (HR Muslim).

2. "Baabul ukhuwah" teman pun menjadi saudara, seperti keluarga sendiri (QS Al Hujarat 10)

3. "Syiaarun" menjadi peluang dan strateginya da'wah.

4. "Quwwatun" solid, kuat karena tumbuh rasa bersama, berjamaah.

"Yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain” (QS At-Taubah 71).

5. "Idhoud daail quluubi" menghilang penyakit hati, seperti buruk sangka, marah, benci, dendam, dan sebagainya.

6. "Fithrotunnaasi" fitrahnya manusia, hidup dalam sosial yg membuat aman, tenang dan damai.
"Seorang mu'min yang satu dengan mu'min yang lainnya bagaikan bangunan yang kuat, menguatkan sebagian yang lainnya” (HR Bukhari Muslim).

7. "Rizqun waasiun" mengundang rizki.

8. "Musytaaqun bilkhoiri" white image, kesan indah yang merindukan untuk berjumpa lagi.

9. "Shihhatun wa thuulul umri" membahagiakan, menyehatan dan mempanjangkan umur.

10. "Husnul khootimah",
"Barang siapa yg senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yg buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi” (HR Al Hakim).

11. "Alaamatul mu'mini" karakteristik, tanda jelas sebagai mu'min adalah "...berkasih sayang sesama mu'min" (QS Al Fath 48).

12. "Mahabatullahi" sangat dicintai Allah,
"Para penyayang itu disayang Maha Penyayang".
"Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya" (HR Muslim).

13. "Duaaul mu'min" doa saudara mu'min sangat mustajab.
"Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab" (HR Abu Darda).

14. "Al Jannah" penghuni Syurga adalah arruhamaau, para penyayang, para pemaaf, para penyantun dan para dermawan.
 "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Imam Muslim).

Demikian di antara hikmah shilaturrahim.

Oleh : K.H Arifin Ilham 

--------------------------------------------------------------------
copyright@www.ende-islam.co.id

Rabu, Juli 22, 2015

BAGAIMANA CARA MENURUNKAN DOLLAR AS DIBAWAH 10 RIBU?

Bismillah, saya tahu bagaimana caranya menurunkan dolar AS sampai di bawah Rp 10 ribu. Bahkan, bisa sampai di bawah Rp 5.000 atau malah terbalik. AS, Cina, dan Jepang yang minjem ke Indonesia. Tidak ada yang tidak mungkin selama Tuhannya Allah.
Seorang kawan tersenyum heran. Beliau pikir saya lagi bercanda atau bermimpi. ''Gimana caranya?'' tanyanya. Yunani dalam waktu dekat, pada Juli, agaknya akan mengumumkan sesuatu, sehubungan mereka bakal gagal lagi bayar utang.

Mudah-mudahan Allah menolong kita semua. Masalah di negara yang satu, dampaknya akan ada bagi negara yang lain. Sebab, kita hidup di bumi yang satu. Saling terhubung. ''Ya udah, gimana caranya?" tanya lagi kawan saya tidak sabar.

Supaya terjadi nanti, berwujud nanti, habis Ramadhan. Bila kita mampu melakukan cara ini bersama-sama, se-Indonesia. Saya lalu bismillah, mulai memberi tahu kawan saya tersebut.

Buat diri saya dan buat siapa pun yang mau merenungi QS 3 ayat 189, semua kekuasaan, termasuk menjatuhkan, membangunkan, menaikkan, atau menurunkan. Apa saja dan urusan apa saja, kekuasaannya ada pada Allah.

Dan, Allah bilang, ''Wallaahu 'alaa kulli syaiin qodiir." Allah sangat sanggup melakukan segala sesuatunya. Jangan bilang ga mungkin. Dan jangan bilang kekuasaan dan kemampuan itu hanya pada orang atau lembaga tertentu, seperti the Fed, BI, atau negara tertentu.

Semuanya, pure ada pada Allah. Yuk lihat lagi, yaitu surah yang sama, Ali Imran ayat 109. Kekuasaan mutlak, terhadap apa saja, dan pada urusan apa saja, di langit-Nya dan di bumi-Nya, adalah ada pada dan milik Allah semata.

Allah kemudian bilang, ''Wa ilallaahi turja'ul umuur." Langkah apa saja yang kalian lakukan, ikhtiar apa saja yang kalian kerjakan, semua akan berpulang ke Allah juga segala urusannya. Indonesia punya satu kekuatan yang teramat dahsyat.

Sebanyak 80 persen penduduknya insya Allah Islam. Tinggal dijadikan beriman saja. Jika kekuatan ini digerakkan untuk mengimani Allah, bisa menolong, bahkan tidak hanya soal rupiah, dolar, yuan, yen, euro, real, tapi di semua urusan.

Komandonya dari presiden. Kalau perlu siarkan, presiden yang azan pada lima waktu shalat. Presiden tinggal muncul saja di tujuh stasiun televisi nasional. Pagi, siang, sore, malam. Ngajak masyarakat sepenuh-penuh hatinya, rasanya, berdoa kepada Allah.

Minta dolar diturunin, rupiah dinaikkin. Minta agar tidak dikontrol oleh kebijakan negara manapun, juga oleh siapa pun, termasuk dari dalam negeri sendiri jika itu merugikan. Kalau sama-sama untung, oke lah.

Presiden muncul pagi, siang, sore, dan malam di stasiun televisi nasional. Pimpin baca Alquran dan sedikit menadaburinya, lalu menjadi agenda nasional.

Oleh : Ustadz Yusuf Mansur
----------------------------------
copyright@www.ende-islam.co.id

Selasa, Juli 14, 2015

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H / 2015 M

www.ende-islam.co.id
Mengucapkan:
------------------------------------------------------------
"SELAMAT HARI RAYA"
IDUL FITRI
 1 Syawwal 1436 H
---------------------------------------
"MOHON MAAF - LAHIR BATIN"

Kepada Segenap Umat Islam Kabupaten Ende - NTT

Jumat, Juli 10, 2015

INILAH SEMBILAN NAMA-NAMA SURGA

Surga berarti kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon dan kurma. Sebagian ulama bahasa mengatakan, “Tidaklah disebut jannah/surga dalam bahasa arab kecuali di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur.” Sebagian yang lain mengatakan, disebut surga/jannah karena lebatnya pohon yang ada di dalamnya dan ranting / dahannya memberikan naungan bagi yang berada di bawahnya.

Nama-Nama Surga

1. Darussalam (دَارُ السَّلامِ)
Allah Ta’ala berfirman,
لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَرَبِّهِمْوَهُوَوَلِيُّهُمْبِمَاكَانُوايَعْمَلُونَ
Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal shalih yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 127)
Sebagian ulama mengatakan, “Disebut darussalam karena surga adalah tempat yang terbebas dari hal yang kotor, hal yang membahayakan dan hal yang tidak disukai”. Pendapat yang lain mengatakan artinya Darullah, karena As-Salam adalah salah satu nama Allah.
2. Jannatul Khuld (جَنَّةُ الْخُلْدِ)
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (adzab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka?” (QS. Al-Furqan: 15)
Disebut dengan nama ini karena penduduk surga itu kekal berada di dalam surga, tidak berpindah posisi ke tempat yang lain, dan tidak mencari cari tempat lain selain surga.
3. Jannatul Ma’wa (جَنَّةُ الْمَأْوَى)
Allah Ta’ala berfirman,
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى
(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 14-15)
4. Darul Muqamah (دَارَ الْمُقَامَةِ)
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (٣٤) الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (٣٥
“Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu”. (QS. Fathir: 34-35)
5. Jannatu ‘Adn (جَنَّاتِ عَدْنٍ)
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ash-Shaff: 12)
6. Maq’adu Shidq (مَقْعَدِ صِدْقٍ)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ (٥٤)فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ (٥٥
Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55)
7. Qadama Shidq (قَدَمَ صِدْقٍ)
Allah Ta’ala berfirman,
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ
Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb kalian.” (QS. Yunus: 2)
8. Al-Maqamul Amin (مَقَامٍ أَمِينٍ)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat yang aman.” (QS. Ad-Dukhan: 51)
9. Jannatun Na’im (جَنَّاتُ النَّعِيمِ)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Luqman: 8)

Apakah Firdaus Termasuk Nama Surga?

Firdaus adalah salah satu bagian dari surga yang letaknya paling mulia dan yang paling tinggi. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا
Sungguh, orang yang beriman dan beramal shalih, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal.” (QS. Al-Kahfi: 107)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ummu Haritsah,
يَا أُمَّ حَارِثَةَ، إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الْجَنَّةِ، وَإِنَّ ابْنَكِ أَصَابَ الْفِرْدَوْسَ اْلأَعْلَى.
Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di sana terdapat banyak Surga dan sungguh anakmu telah mendapat Firdaus (Surga) yang paling tinggi.” (HR. Al-Bukhari No. 3982)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, Juli 09, 2015

SEJARAH PEMBERIAN NAMA MUHAMMAD PADA NABI SAW

Tentang penamaan "Muhammad" untuk nama Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada beberapa riwayat yang menceritakan mengenai sejarahnya. Dahulu di masa jahiliyah tak banyak orang yang menyandang nama Muhammad.


Tentang penamaan “Muhammad” untuk nama Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada beberapa riwayat yang menceritakan mengenai sejarahnya. Dahulu di masa jahiliyah tak banyak orang yang menyandang nama Muhammad.

Bagi masyarakat jahiliyah kala itu, nama ini masih teramat asing di telinga mereka. Oleh karenanya, saat kakek Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Abdul Muthalib, memilih nama “Muhammad” (orang yang terpuji) untuk cucu tercintanya, mereka merasa heran. Hal ini karena keputusan yang dilakukan Abdul Muthalib tersebut  berbeda dengan adat orang-orang Quraisy dahulu. Dimana diantara adat mereka, mereka menjadikan nama-nama leluhur sebagai nama untuk anak keturunan mereka.

Beberapa orang dari suku Quraisy memberi masukan untuk Abdulmutholib; yang kala itu selaku pembesar suku Quraisy, perihal nama untuk cucu tercintanya,
لما رغبت به عن أسماء أهل بيته؟
“Mengapa tidak dinamai dengan nama salah seorang dari kerabatnya saja?”
Abdul Muthalib menjawab,
أردت أن يحمده الله تعالى في السماء وخلقه في الأرض
“Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi” (Lihat Dala ilun Nubuwwah 1: 113).

Ucapan ini menjadi kenyataan. Allah telah menjadikan Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam adalah orang yang paling terpuji dan paling mulia di segenap penduduk langit dan bumi. Dalam Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari perkataan Abdulmutholib ini. Beliau mengatakan, “Allah ‘azzawajalla telah mengilhamkan kepada mereka untuk menamai Nabi dengan nama Muhammad (orang yang terpuji). Hal ini karena dalam diri beliau telah tertanam sifat-sifat yang luhur, agar menjadi sepadan antara nama dan tindakan, dan agar sinkron antara nama dan yang diberi nama, baik dalam hal nama maupun tindak-tanduknya” (Bidayah wan Nihayah 1: 669).

Ada pula riwayat lain yang menjelaskan sejarah penamaan Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Dalam Raudhatul Unuf, Imam As-Suhaili menukilkan riwayat tersebut. Kisahnya berawal dari perjalanan kakek beliau; Abdulmutholib menuju negeri Syam bersama tiga orang rekannya untuk suatu keperluan bisnis. Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang rahib (pendeta). Sang rahib menanyakan, “Dari mana kalian?”
“Kami berasal dari Makkah.” Jawab mereka.
Mengetahui mereka datang dari Makkah, sang rahib pun mengabarkan perihal berita yang dia dapatkan dalam kitab suci agamanya, “Sesungguhnya dari negeri kalian itu akan muncul seorang Nabi.” tegas sang rahib. Dengan penuh keheranan, Abdul Muthalib dan tiga orang kawannya menanyakan perihal nama Nabi tersebut. Rahib itu menjawab, “Namanya adalah Muhammad.”
Perawi menyatakan,
ولم يكن اسم محمد معروفا عند العرب
“Kala itu nama Muhammad belum dikenal di kalangan penduduk Arab.”
Mendengar jawaban rahib tersebut, Abdul Muthalib beserta tiga rekannya bertekad bila nanti lahir bayi laki-laki sepulang mereka dari Syam, mereka akan memberi nama Muhammad.

Allah pun menakdirkan, ternyata bayi laki-laki yang pertama kali lahir sepulangnya mereka dari Syam adalah dari menantu Abdul Muthalib, yaitu Aminah binti Wahb; Ibunda Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Abdulmutholib pun menyematkan nama Muhammad untuk cucu tercintanya.

 Adapun ketiga rekan beliau; yaitu Sufyan bin Mujasyi’, Uhaihah bin Jallaj, dan Himran bin Rabi’ah, mereka juga tak mau kalah, saat lahir bayi laki-laki mereka, mereka juga segera menamai putera mereka dengan nama Muhammad. “Empat orang inilah,” terang Imam As-Suhaili,  “orang Arab pertama yang menamai anaknya dengan nama Muhammad.” (Raudhotul Unuf 1: 820).
Harits bin Tsabit bersenandung dalam bait-bait syairnya,
فشق له من اسمه ليجله
فذو العرش محمود وهذا محمد
Namanya diambil dari nama (Tuhan) Nya untuk mengagungkannya
Karena Pemilik Arsy itu Maha terpuji (Mahmud) dan inilah hamba-Nya; orang yang terpuji (Muhammad).
Wallahu a’lam bis showab.
__
Referensi: Al Lu’lu’u Al Maknun fi Shiroti An Nabi Al Ma’muun, karya Musa Rasyid Al ‘Azimi. Cetakan ketiga, tahun 1436/2015. Penerbit Darus Suma’i, Riyadh.
Kota Nabi, 18 Rojab 1436 H.

AGAR PERNIKAHAN MEMBAWA BERKAH

Agar Pernikahan Membawa Berkah”.

Yang belum menikah pasti penasaran dehh apa aja sihhh langkah-langkah menuju pernikahan membawa berkah itu. Ternyata ada tujuh point terpenting yang mesti kita pahami kawan, diantaranya yaitu:

1.Meluruskan niat/motivasi (Ishlahun Niyat)
Benerlah siapa yang ingin menikah maka luruskan niat kita dulu. Niat menikah tentunya karena Allah SWT karena menikah adalah ibadah. Karena menikah juga merupakan perintahNya. Coba kawan dicek dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 32. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kaurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nur : 32).
Oya nikah juga merupakan sunah Nabi, jadi dalam proses nikah hingga pasca pernikahan nanti kita wajib mencontoh Nabi. Contohnya ketika diawal memilih pasangan hidup menurut Nabi hendaknya yang dipilih adalah agamanya, kemudian pada saat walimatul ursy sebaiknya tidak berlebihan karena kita tahu Nabi mengajarkan kita untuk selalu bersikap hidup sederhana (tidak boros) dan dalam berumah tangga hendaknya kita membiasakan diri dengan adab dan akhlaq seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Begitu kawan. Setuju yah.

2.Sikap Saling terbuka (Mushorohah)
Sikap saling terbuka disini yang saya pahami adalah ketika sudah menjadi suami dan istri maka hal–hal yang sebelumnya haram menjadi halal. Misalnya secara fisik kita sudah halal untuk bersentuhan. Selain itu juga sikap saling keterbukaan ini dapat memupuk sikap saling percaya (tsiqoh) diantara suami dan istri karena adanya rasa keinginan saling mengenal satu dengan yang lainnya entah itu sifat kepribadian, kebiasaan, kesenangan, ketidaksukaan sehingga suami/istri merasa nyaman.

3.Sikap toleran (Tasamuh)
Sudah pasti ketika berumah tangga suami dan istri memiliki kebiasaan, pemikiran yang berbeda-beda sehingga akan timbul konflik/perdebatan dalam rumah tangga. Sehingga sikap toleran ini sangat penting bagi kehidupan suami istri untuk memujudkan keluarga yang tetap harmonis. Dan dalam hal ini sikap toleran juga menuntut adanya sikap saling memaafkan, yang meliputi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (1) Al Afwu yaitu memaafkan orang jika memang diminta, (2) As-Shofhu yaitu memaafkan orang lain walaupun tidak diminta, dan (3) Al-Maghfiroh yaitu memintakan ampun pada Allah untuk oran lain.


4.Komunikasi
Komunikasi ini sangat penting karena dengan komunikasi katanya akan meningkatkan sikap saling cinta antar pasangan. Komunikasi juga untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Karena saya juga melihat beberapa keluarga yang tetap harmonis kuncinya adalah komunikasi yang tetap terjaga dan tidak pernah putus hmm. Apalagi bagi suami dan istri yang memiliki kesibukan masing-masing, sehingga dengan komunikasi ini memberikan rasa perhatian, saling mendengar, dan memberikan respon. Zaman sekarang komunikasi sudah cukup canggih bisa via telephone, email, whats app, skype, dan sebagainya.
Oya point komunikasi ini bisa mengingatkan kita kepada kisah keluaraga Ibrahim As. Dalam surah As-Shaaffat ayat 102. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. As-Shaaffat: 102).
Ibroh yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah komunikasi timbal balik antara orang tua dengan anak. Nabi Ibrahim mengutarakan pendapatnya dengan bahasa dialog bukan menetapkan keputusannya sendiri, sehingga adanya keyakinan yang kuat kepada Allah, adanya tunduk dan patuh atas perintah Allah dan adanya tawakal kepada Allah SWT, sehingga Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas yang sehat dan besar.

5.Sabar dan syukur
Yah, sabar dan syukur dalam berumah tangga memang sangat dianjurkan. Pasalnya setiap ujian dalam berumah tangga harus disikapi dengan rasa sabar seperti pada pasangan suami/istri terdapat kekurangan/kelemahan sehingga perlu disikapinya dengan sabar. Kemudian disikapi rasa syukur atas rezeki yang Allah berikan kepada suami dan tidak banyak menuntut khusus untuk istri karena kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita, disebabkan istri yang kurang bersyukur terhadap pemberian suaminya. Dan apabila kita bersyukur maka Allah akan melebihkan nikmatNya lagi untuk kita. Bisa dilihat dalam firman Allah surah Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih” (QS.Ibrahim : 7).

6.Sikap yang santun dan bijak
Sikap santun dan bijak dari seluruh anggota keluarga dalam berinteraksi kehidupan berumah tangga ini perlu dilakukan karena akan menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Sehingga suasana ini membuat penghuni rumah betah tinggal di rumah. Sebagaimana ungkapan bahwa “Rumahku adalah Syurgaku” bukan berarti fasilitas yang lengkap dan rumah tinggal yang luas akan tetapi ada suasana interaktif antar keluarga; suami istri dan anak-anak yang penuh kesantunan dan bijaksana. Sehingga menimbulkan suasana yang penuh keakraban, kedamaian, dan cinta kasih antar keluarga.
Oya sikap santun dan bijak merupakan cermin dari kondisi ruhiyah yang mapan. Ketika kondisi ruhiyah seorang itu labil maka ada kecenderungan bersikap emosional dan marah, karena syetan akan mudah mempengaruhinya. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita agar jangan mudah marah (Laa tagdlob). Bila muncul amarah maka bersegeralah menahan diri dengan beristighfar dan mohon perlindungan kepada Allah dengan (taawudz billah), bila masih merasa marah maka hendaknya berwudhu dan mendirikan sholat. Karena sesungguhnya dampak dari kemarahan sangat tidak baik bagi jiwa, baik orang yang marah maupun bagi orang yang dimarahi. Oleh sebab itu dalam berumah tangga harus ada saling memaafkan bila terjadi kemarahan dan Allah menyukai orang yang suka memaafkan.

7.Kuatnya hubungan dengan Allah
Sudah pasti kalau kita menginginkan rumah tangga yang tetap harmonis, hubungan kita dengan Allah harus diperkuat, karena dengan begitu akan menghasilkan keteguhan hati (kemampanan ruhiyah), sebagaimana dalam firman Allah disurah Ar-Rad’u ayat 28 “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Rad’u : 28)
Rasulullah SAW juga selalu memanjatkan doa agar mendapatkkan keteguhan hati : Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa’ala thooatika” (Wahai yang membolak-bailikan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta’atiMu).
Kedekatan kita dengan Allah bisa dimulai dengan membiasakan dalam keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah secara bertahap seperti tilawah, shaum, tahajud, Duha, doa, infaq, doa, matsurat, dan sebagainnya. Karena tanpa adanya kedekatan dengan Allah mustahil seseorang dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga yang bahagia.

Selasa, Juli 07, 2015

JIWA MERDEKA BERSAMA AL-QUR'AN

LIMA Belas (15) Tahun Ramadhan menjadi bulan Qur’an, barulah Ramadhan menjadi bulan Puasa. Maknanya adalah bahwa Shiam di siang hari dan mendirikan shalat di malam-malam hari bulan suci Ramadhan sesungguhnya agar mudah ruh Qur’an itu bersenyawa dengan ruh kita.
Rugi besar orang yang tidak memprioritaskan Alqur’an di bulan Ramadhan, dimana jiwa akan merdeka. 23 tahun Rosulullah berdakwah membebaskan manusia secara individu, selama 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun kemudian merdeka dan mempunyai state di Mekkah dan Madinah.


Alqur’anlah yang menjadi manual orang bisa merdeka, merdeka pertama ada di mekkah, yaitu membebaskan manusia dari penghambaan sesama manusia dan manusia terhadap materi. Setelah manusia merdeka dari diri sendiri, merdeka dari syirik dan kemunafikan, manusia harus merdeka dari materi.


Indonesia, hanya bisa akan merdeka jika di pimpin oleh pemimipin yang merdeka jiwanya, merdeka pikirannya, merdeka hatinya, dan merdeka perbuatannya, menjahui kesyirikan dan kemunafikan, menjauhi cinta dunia dan takut mati.


Indonesia butuh pemimpin yang bertaqwa dan bertawakkal kepada Allah.

Senin, Juli 06, 2015

TANDA-TANDA LAILATUL QADAR



TAK terasa sebentar lagi kita akan memasuki malam sepeluh terakhir di bulan Ramadhan. Pada malam-malam terakhir ini umat islam penuh harap untuk menemukan malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

Oleh karena itu, agar kita tidak melewatkan malam spesial ini, maka kita harus mengetahui tanda-tanda malam lailatul qadar berdasarkan dalil-dalil yang telah disampaikan oleh rasulullah SAW.


Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, “Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu,”( Fathul Bari, 4: 260).

Di antara yang menjadi dalil perkataan beliau di atas adalah hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762).

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475).


Jika demikian, maka tidak perlu mencari-cari tanda lailatul qadar karena kebanyakan tanda yang ada muncul setelah malam itu terjadi. Yang mesti dilakukan adalah memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan, niscaya akan mendapati malam penuh kemuliaan tersebut. 
Amin.