Rabu, Juli 31, 2013

PT.PERTAMINA ENDE SUMBANG 100 PAKET SEMBAKO RAMADHAN

PT.Pertamina Persero melalui terminal BBM Ende menyerahkan 100 paket sembako Ramadhan di pondok pesantren walisongo Ende.

Menurut Operation Head-OH terminal BBM Ende Haji Burhanudin Ladja Gaa kepada RRI kemarin Selasa (30/7/2013) sore di Ende mengatakan menjelang peringatan hari raya Idul Fitri 1434 Hijrian tahun ini, manajemen Pertamina pusat melalui terminal BBM Ende menyalurkan bantuan 100  paket sembako.

Ramadhan bagi para santri yang saat ini sementara menuntut ilmu di pondok pesantren Walisongo Ende.
Dikatakannya pembagian sembako Ramadhan merupakan kegiatan rutin manajemen PT.Pertamina pada bulan puasa dan menjelang hari raya Idul Fitri guna meringankan beban bagi kaum duafa.

"Dalam satu paket sembako terdiri dari beras,mie isntan,telur,susu dan gula untuk menambah asupan gizi bagi para santri," ungkapnya.
Haji Burhanudin Ladja Gaa menambahkan selain memberikan 100 paket sembako Ramadhan bagi para santrin, pihaknya juga memberikan bantuan yang sama bagi para karyawan Pertamina khususnya yang beragama muslim yang akan merayakan hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah.

Pihaknya mengharapkan agar jangan melihat besar kecilnya bantuan yang diberikan namun niat untuk berbagi dengan sesama yang berkekurangan menjadi dasar untuk memberikan bantuan tersebut.

PROFIL PERKEMBANGAN IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (DPP IPHI) H. Kurdi Mustofa menyatakan gembira dan bersyukur organisasi yang dipimpinnya mendapatkan sambutan positif dari umat Islam yang berada di Provinsi Papua.
 
"Saya bangga dan bersyukur, saat ini sudah terbentuk kepengurusan IPHI di 15 kabupaten/kota dari 29 kabupaten/kota di Papua. Padahal saat peringatan ulang tahun IPHI ke-23 pada Juni 2013 dilaporkan baru terbentuk satu kepengurusan wilayah IPHI di provinsi itu," kata Kurdi saat memberikan sambutan sebelum peresmian Masjid Al-Mabrur di Jakarta.
 
Masjid Al-Mabrur yang dibangun di lantai 5 Gedung IPHI di kawasan Matraman Jakarta Timur diresmikan oleh Ketua Dewan Penasehat IPHI H. Try Sutrisno. Acara yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama itu dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina IPHI H. Djoko Santoso dan mantan Ketua Umum IPHI Dr. H. Sulastomo serta para pengurus IPHI lainnya. 
 
Menurut Ketua Umum IPHI, banyaknya kepengurusan IPHI di daerah-daerah di Papua menunjukkan bahwa kehadiran ormas itu mendapatkan sambutan baik dari umat Islam di provinsi itu. "Kepengurusan IPHI di 14 kabupaten lainnya di Papua belum terbentuk karena di daerah-daerah itu belum ada umat Islamnya," katanya. 
 
Ia juga mengemukakan, IPHI yang mempunyai anggota sebanyak 4,7 juta orang merupakan organisasi kebajikan yang bertujuan memelihara dan mengupayakan pelestarian haji mabrur guna meningkatkan partisipasi umat dalam pembangunan bangsa dan negara. 
 
IPHI juga terus memotivasi dan menggerakkan seluruh haji di Indonesia untuk bangkit mengambil peran dalam upaya meminimalisasi kesenjangan sosial dengan lebih mengedepankan "dakwah bilhal" (dakwah dengan perbuatan nyata) dibanding "dakwah billisan" (dakwah dengan lisan). 
 
"Alhamdulillah sampai sejauh ini sudah ada 480 kepengurusan daerah IPHI di seluruh Indonesia," kata Pimpinan IPHI yang juga mantan Sekretaris Pribadi (Sekpri) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Sementara itu Ketua Dewan Penasehat IPHI H. Try Sutrisno dalam sambutan persemian Masjid Al-Mabrur mengemukakan kegembiraannya terkait banyaknya kemajuan yang dicapai organisasi kebajikan itu dalam tiga tahun terakhir ini. 
 
"Saya salut. Setapak demi setapak IPHI terus mengalami kemajuan. Saya selanjutnya berharap seluruh pengurus IPHI bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat luas sebagai cerminan dari kemabruran hajinya," kata mantan Wakil Presiden RI yang juga pernah menjadi Panglima ABRI itu.
Pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Penasehat IPHI juga kembali mengajak seluruh pengurus dan anggota IPHI agar selalu melakukan introspeksi dan mengevaluasi diri sebagai bagian dari upaya yang sangat penting dalam rangka pelestarian haji mabrur. 
 
"Semoga kita tergolong haji mabrur dan tetap dapat menjaga kemabruran hajinya serta dapat membangkitkan kesadaran dan motivasi para haji agar mereka mampu berperan aktif dalam misi kebajikan dan pemberdayaan umat, selain membangun karakter IPHI dalam kebersamaan menuju keutuhan dan kemakmuran Indonesia," kata Try Sutrisno.

Selasa, Juli 30, 2013

TUNTUTAN MENGHORMATI ORANG YANG TIDAK BERPUASA

Tuntutan sikap berpuasa terhadap yang tidak berpuasa sebagai berikut:

Pertama, secara alamiah, manusia diciptakan dalam bentuk yang berbeda. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat 13). Dengan demikian, perbedaan yang terjadi di dunia ini merupakan sunatullah.

Kedua, kita harus mengembangkan sikap dan prasangka positip (husnudzon) terhadap perbedaan, baik itu suku, agama, ras, golongan, dan jenis kelamin. Meniadakan perbedaan adalah sesuatu yang mustahil. Karena itu kita diperintahkan untuk bersikap positif dalam menerima perbedaan. Tidak sekedar menerima perbedaan koeksistensi sosiologis, tetapi memahamai sumber-sumber perbedaan dan menerima mereka yang berbeda sebagai bagian integral masyarakat. (Mu’ti, 2009).

Al Qur’an menegaskan “Tiada paksaan untuk (memeluk) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. “ (QS. Al-Baqarah : 256). Dalam ayat lain dikatakan“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang yang di muka bumi ini beriman. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya seluruh mereka menjadi orang-orang yang beriman?” (QS. Yunus : 99). Begitu juga dalam surat Al-Kahf : 29 dan Al-An’am : 107.

Ketiga, kewajiban untuk membangun tanggung jawab sosial bersama. Berbeda bukan berarti tidak bisa bergotong royong. Bahkan semua ajaran agama dan tradisi budaya masing-masing suku di Indonesia mengajarkan untuk saling membantu, sinergi dan berbagi. Dalam kehidupan masyarakat, kita mengenal budaya dan tradisi asah, asih dan asuh, pela gendong, gotong rotong dan sebagainya. Meski secara teologis dan sosiologis bersifat ekslusiv, agama dan budaya memiliki universalitas misi kemanusiaan.

Dalam Islam, keimanan seseorang tidak akan sempurna jika tidak diimbangi dengan amal saleh; yakni berbuat kebajikan yang memberikan manfaat untuk sesama. Al Qur’an menegaskan. “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS An-Nisa 2).

Keempat. Memfasilitasi dan mengakomodir mereka yang berbeda, sehingga dapat menjalankan agama sesuai keyakinannya. Dalam piagam Madinah, semua komunitas tanpa membedakan agama dan etnis, disebut sebagai “ummat”. Sebagai penghormatan terhadap tamu dan keyakinan, Nabi Muhammad Saw mengizinkan kaum Nasrani Najran menunaikan salat di Masjidnya (Mu’ti, 2009). Al Qur’an menegaskan ”Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”  (QS. An Nisa: 86)

Dengan demikian, jika ada warung makan atau restoran yang tetap buka di siang hari pada bulan puasa, jika dalam konteks adalah memfasilitasi orang-orang yang tidak berpuasa, maka tentu kita harus bersyukur. Karena masih ada kepedulian terhadap mereka yang tidak berpuasa. Tentu  saja dengan syarat tidak buka secara sembarangan, tetapi dengan tetap menjaga dan menghormati mereka yang berpuasa.

SEDIKIT TERTAWA BANYAK MENANGIS



Suatu ketika Nabi Muhammad SAW  melewati kerumunan orang yang sedang bergurau sambil ketawa terbahak-bahak, lalu Rasulullah mengingatkan mereka: “Mengapa kalian tertawa terbahak-bahak, sedangkan api neraka mengintai di belakang kalian? Demi Allah aku tidak senang melihat kalian tertawa seperti itu."

Dalam hadis lain dikisahkan, Nabi menghampiri sekelompok orang bercanda sambil tertawa terbahak-bahak seraya mengucapkan salam kepada mereka.

Setelah mereka menjawab salam, Nabi mengingatkan: “Ingatlah, demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian mengetahui sebagaimana apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”

Seketika itu mereka diam. Nabi berpamitan meninggalkan mereka, lalu para sahabat itu tenggelam dalam tafakkur sambil merenungi perkataan teguran Nabi.

Dalam hadis lain Nabi bersabda: “Orang yang ketawa terbahak-bahak akan dicabut berkah dari wajahnya”. Dalam satu qaul disebutkan: “Bulan suci Ramadhan adalah bulan untuk menangisi dosa-dosa masa lampau.”

Ketawa itu manusiawi, tetapi Nabi membedakan dua macam ketawa. Ada ketawa dalam arti tersenyum (al-basyasyah) dan ketawa terbahak-bahak (al-dhahhaq). Ketawa pertama dianjurkan bahkan dinyatakan dalam hadis: Al-Basyasyath sunnah (Tersenyum itu sunnat).

Dalam satu riwayat lain dikatakan: Al-basyasyah shadaqah (Memberi senyum kepada orang itu shadaqah). Karena itu, kita dianjurkan untuk lebih banyak tersenyum sebagai salah satu wujud silaturrahim kita kepada sesama umat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, etnik, dan agama.

Hal yang memprihatinkan kita ialah banyak sekali kita disuguhkan pemandangan selama bulan Ramadhan dengan ketawa terbahak-bahak.

Bukan hanya di waktu siang, tetapi juga di waktu malam yang seharusnya banyak kita lakukan muhasabah dan mujahadah, mengingat kematian, mengingat dosa-dosa, dan membayangkan neraka yang selalu mengintip kita, malah digunakan untuk ketawa dan mabuk-mabukan di depan kamera atau di depan televisi.

Lihatlah program hampir semua TV, dipadati dengan lawak dan banyolan sepanjang malam. Sejumlah program TV dan radio seolah mengajak para pemirsa dan pendengarnya untuk mabuk-mabukan. Hal ini pasti tidak sejalan bahkan bertentangan dengan harapan Rasulullah SAW.

Saat-saat menjelang sahur seharusnya kita semakin syahdu mencari berkah tengah malam, kalau perlu tersungkur menangisi dosa dan kegelapan masa lampau kita, mumpung bulan suci Ramadhan, kita memohon pengampunan terhadap kegilaan masa lampau yang pernah kita lakukan. Bukannya kita menyerupai orang mabuk di tengah keheningan malam Ramadhan.

Semua pihak seharusnya merenung dan memikirkan hal ini. Terutama kepada para pemilik TV, sponsor, sutradara, pemain, dan semua pihak yang mendukungnya, termasuk para pemirsa yang ikut mabuk di depan TV mereka masing-masing.

Kenapa mereka berani menjual kegilaan di keheningan malam Ramadhan. Itu bisa diartikan sebagai pelecehan malam kemuliaan Ramadhan (Lailah al-Qadr). Jangan-jangan ini lebih besar dampak negatifnya daripada rumah-rumah hiburan malam yang dikunjungi segelintir orang.

Apakah ada berkah uang dan rezki yang diperoleh melalui pelanggaran etika spiritual seperti itu? Yang memabukkan (al-muskir) bukan hanya secara harfiah berarti zat yang memabukkan seperti minuman keras dan narkoba, tetapi juga keadaan tertentu yang diciptakan menyebabkan kita mabuk kesetanan dan lupa terhadap Tuhan, itu juga bisa disebut al-muskir.

Ingat hadis Nabi: Kullu muskirin haramun (segala sesuatu yang memabukkan itu haram).” Ingat hadis lain: “Setiap darah-daging yang tumbuh di dalam diri berasal dari yang haram hanya akan bisa dibersihkan dengan api neraka”. Na’udzu billah.

Dalam keheningan malam, Alquran menghimbau kita untuk merenung, kalau perlu disertai air mata, seperti dalam firman-Nya: "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis" (QS al-Isra [17]: 109), "Mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (QS Maryam [19]: 58).

Jumat, Juli 26, 2013

RAMADHAN MUBARAK : MISTERI ISRA MI'RAJ

Isra Mi’raj adalah peristiwa penting dalam sejarah kenabian Muhammad SAW. Peristiwa yang bertujuan menghibur Rasulullah SAW (yang sedang bersedih setelah dua orang terdekatnya meninggal dunia) ini memang penuh hal-hal yang “tidak” masuk akal. Dan salah satu hal yang “tidak” masuk akal adalah Rasulullah mampu melihat surga dan neraka dengan amat jelas dalam perjalanan yang super cepat itu.

1. Pemandangan surga dan neraka.
Kondisi surga dan neraka yang diperlihatkan kepada Rasulullah SAW adalah kondisi yang hakiki, benar-benar surga dan neraka yang telah diciptakan Allah SWT dan disiapkan buat manusia. Dalam beberapa hadis, Rasulullah mengisahkan pengalaman itu dengan kalimat “Udhiltu al jannah [saya dimasukkan ke dalam surga]” dan “Bainama ana asiiru fil jannah [ketika saya berjalan di surga]”.

Tetapi pemandangan nikmat surga serta siksa neraka adalah ilustrasi atau gambaran nasib masa depan manusia di akhirat. Ini terlihat dari siksaan penghuni neraka — mereka disiksa karena tidak melaksanakan perintah-perintah agama yang pada waktu itu belum diwajibkan.

Meski hanya ilustrasi, bukan berarti surga dan neraka saat ini kosong tanpa penghuni. Sebab, selain pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW juga pernah diperlihatkan surga dan neraka pada kesempatan yang lain.

Dalam kesempatan itulah Rasulullah SAW melihat penduduk surga ataupun neraka bukan sebagai ilustrasi. Namun sebagai peristiwa yang benar-benar sedang terjadi.

2. Tempat manusia di surga atau di neraka memang sudah tertulis.
Ketentuan ini bisa dijumpai penjelasannya dalam banyak hadis sahih. Salah satunya:

“Tidaklah diciptakan satu jiwa, kecuali telah ditulis [terlebih dahulu] tempatnya di surga atau neraka, juga telah tertulis nasibnya akankah sengsara atau bahagia.” (H.R. Muslim)

Mungkin ada yang bertanya, kalau tempat kita sudah ditentukan, untuk apa kita beramal? Toh tempat kembali kita sudah ditakdirkan? Ini adalah pertanyaan wajar — sebagaimana pertanyaan para sahabat ketika diberitahu Rasul.

Nabi pun menjawab, “Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan sesuatu yang untuknya ia diciptakan”.

Rasulullah SAW justru memerintahkan kita untuk beramal. Karena kita tidak pernah tahu untuk ke mana kita diciptakan; ke surga atau neraka? Karena itulah kemudian beliau membaca ayat 5-10 dari surat Al Lail.

Dalam ayat-ayat yang beliau baca ini, ada petunjuk agar kita dimudahkan untuk ke surga. Juga petunjuk siapa yang akan dimudahkan menuju neraka.

3. Buraq bukanlah simbol mesin waktu.
Sedangkan pertanyaan terakhir apakah Buraq itu simbol “mesin waktu”?, maka jawabannya adalah bukan. Kita tidak pernah mendapatkan satu keterangan pun baik dari Quran maupun sunnah yang mengatakan demikian. Kita juga belum mendapati para ulama syariah yang menjelaskan kisah Isra’ Mi’raj ini dengan mengaitkan Buraq dengan teori mesin waktu.

Senin, Juli 22, 2013

TIPS MEMILIH BUAH KURMA

Nabi Muhammad SAW diriwayatkan memakan kurma sebagai tajil ketika berbuka puasa. Ini tentunya sejalan dengan anjuran untuk berbuka dengan yang manis. Menjadikan kurma sebagai makanan pembuka adalah pilihan yang tepat. Bagaimana tidak, kandungan gula dalam sebuah kurma bisa mencapai 70 persen
.
Itu hanya satu hal kecil mengenai kurma yang perlu Anda ketahui. Di bawah ini adalah hal-hal terkait kurma, termasuk beberapa tips yang dikumpulkan dari berbagai sumber:
- Satu pon kurma sama dengan sekitar tiga cup
- Selain kandungan gula yang tinggi, kurma pun mengandung berbagai protein dan vitamin. Baik itu vitamin A, B1, B2, dan C.
- Penyimpanan yang baik adalah pada suhu 65 derajat Fahrenheit (atau sekitar dua derajat Celcius) pada tempat kering.
- Ketika membeli kurma, jangan memilih kurma yang lengket. Pada kurma jenis ini biasanya sudah terbentuk lapisan gula.
- Kurma yang masih segar seharusnya masih kencang, tapi juga elastis. Aromanya pun harus segar, tidak asam.
- Kurma yang lembut dan masih segar sebaiknya disimpan di kantung plastik. Lalu masukkan ke kulkas. Dengan demikian ia bisa tahan hingga selama beberapa minggu.
- Kurma yang kering seharusnya padat, tapi tidak alot. Kurma kering bisa disimpan selama hingga satu tahun jika disimpan ke dalam kulkas

Rabu, Juli 17, 2013

HIDAYAH ISLAM BAGI MAMTA KULKRANI

Mamta Kulkarani, aktris cantik India ini jatuh hati pada Islam, tak lama setelah sang suami, Vicky Giswani, mendapat hidayah. Kehidupan taubat sang suami yang merupakan mantan napi narkoba tersebut membuka hati Mamta pada Islam dan meninggalkan dunia glamornya sebagai aktris.

Mamta telah menikah dengan Vicky saat suaminya itu masih di penjara. Vicky dijerat pidana 25 tahun penjara akibat menyelundupkan narkoba di Uni Emirat Arab pada 1997 silam. Namun ternyata, penjara UEA membawa Vicky pada hidayah Islam.

Mamta yang memang telah menjalin hubungan dengan Vicky pun kemudian mempelajari Islam dari kekasihnya. Setelah sang suami keluar dari penjara pada November 2012 lalu, Mamta dan Vicki resmi menikah pada 10 Mei 2013. Keduanya pun kemudian tinggal di Nairobi, Kenya.

Kendati baru beberapa bulan lalu, Mamta telah jatuh hati pada agama baru sang suami. Setelah tinggal bersama, menurut laporan Pakistan Today, Mamta mendapat kesempatan lebih untuk mempelajari Islam dari Vicky.

Dia pun kemudian bersyahadat. Mamta yang telah jatuh cinta pada Islam itu pun kemudian mulai meninggalkan dunia Bollywood. Wanita cantik yang telah melanglang buana di industri film sejak tahun 90-an itu pun meninggalkan karirnya.

Ia menolak banyak tawaran film dari produser dan sutradara dengan alasan ingin taat beragama di agama barunya. Bersama sang suami, Mamta pun kemudian memilih dunia bisnis. Ia enggan lagi berjoget ria di layar televisi.

Kamis, Juli 11, 2013

KISAH ARAK MENJADI MADU

Saat Umar bin Khaththab RA tengah berjalan-jalan di Madinah al-Munawwarah, tiba-tiba berpapasan dengan seorang pemuda tanggung yang gerak-geriknya mencurigakan.

Menyadari pria yang ada di hadapannya Umar bin Khaththab RA, pemuda tanggung tersebut tampak benar-benar kaget. Dia tak dapat menyembunyikan rasa takutnya.

Secepat kilat dia berupaya menyembunyikan kendi yang dibawanya ke dalam jubah tebalnya. Namun, ternyata Umar bin Khaththab RA melihat gelagat itu dengan mata kepalanya.

Muncullah kecurigaan Umar bin Khaththab RA, “Hey! Apa sebenarnya yang kau bawa itu?”, katanya. Karena takut dimarahi oleh Umar bin Khaththab RA yang terkenal sangat tegas itu, pemuda tanggung itu pun menjawab sekenanya, “Yang saya bawa ini madu, Tuan”.

Padahal, sebenarnya kendi itu berisi khamr (arak) sisa minumnya beberapa waktu sebelumnya. Hanya saja dia telah membulatkan tekadnya untuk berhenti mengonsumsi arak. Dia benar-benar kapok dan ingin segera meninggalkan tindakan bodohnya itu!

Dia memastikan bahwa dia hendak bertobat. Dalam hatinya, dia memohon kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh agar Umar bin Khaththab RA tidak sampai memeriksa isi kendi yang dibawanya.

Awalnya seolah-olah doa pemuda tanggung tersebut diabaikan oleh Allah SWT karena Umar bin Khaththab RA tetap ingin membuktikannya sendiri. “Boleh saya lihat?”, kata Umar bin Khaththab RA sambil mendekat.

Sebelum mengabulkan permintaan Umar bin Khaththab RA, pemuda tanggung tersebut benar-benar menyerahkan diri kepada Allah SWT bahwa dia tidak akan main-main lagi dengan arak. “Ya Rabb! Ampunilah hamba-Mu ini”, katanya. Dia  memohon ampun kepada yang Maha Pengampun dan yang Maha Menerima Tobat.

Di benaknya terbayang beberapa siksaan/adzab yang akan ditimpakan kepada mereka yang mengonsumsi arak. Pertama, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan janji-Nya kepada peminum minuman yang memabukkan, yakni Dia akan memberi kepadanya minuman dari Thiinatu al-Khabaal.

Sahabat bertanya: “Ya Rasulallah apa yang dimaksud Thiinatu al-Khabaal itu?” Beliau menjawab: “Yaitu keringat dan darah penghuni Neraka” (HR Muslim dan Nasa’i).

Kedua, “Ada tiga golongan (manusia) yang shalatnya tidak akan diterima serta kebaikannya tidak akan diangkat ke langit yaitu budak yang lari dari tuannya hingga dia kembali dan meminta maaf kepadanya; isteri yang membuat suaminya marah kepadanya (karena menolak disetubuhi olehnya) hingga dia ridha kepadanya; dan peminum arak hingga dia insaf” (HR Ibnu Huzaimah, Ibnu Hibban, Baihaqi, dan Thabrani).

Ketiga, “Orang yang minum arak tidak sampai mabuk, maka Allah akan menjauh darinya selama 40 malam, dan orang yang minum arak sampai mabuk, maka Allah tidak akan menerima tebusannya selama 40 malam. Dan jika mati dalam keadaan demikian, maka dia mati dalam keadaan seperti matinya penyembah berhala dan Allah berhak memberi minum berupa keringat dan darah penghuni Neraka kepadanya” (HR Hakim).

Keempat, “Barangsiapa meminum arak di dunia, maka Allah akan mengharamkannya kelak di akhirat” (HR Bukhari dan Muslim).

Kelima, “Barangsiapa meminum arak di dunia dan dia mati sedangkan dia belum bertobat, maka di akhirat dia tidak berhak meminumnya” (HR Muslim). Dan yang tak kalah pentingnya di benaknya terbayang pula, apa gerangan yang hendak dilakukan Umar bin Khaththab RA terhadapnya manakala beliau mengetahui isi kendi itu berupa arak?

Si … Silakan, Tuan”, kata pemuda tanggung itu dengan berat hati. Umar bin Khaththab RA menerima kendi itu dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan, dibukanya tutupnya. Lalu, dibauinya berkali-kali. Kemudian, dilihatnya dengan seksama.

Ternyata, kendi itu benar-benar berisi madu! “Engkau benar!”, kata Umar bin Khaththab RA. Subhaanallaah. Allah lah yang telah menukar arak dengan madu lantaran pemuda tanggung itu telah bertobat.

Selasa, Juli 09, 2013

KABUPATEN ENDE BERBENAH DIRI SAMBUT TAMU AGUNG RAMADHAN 2013

Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Puasa adalah perisai selama yang bersangkutan tidak merusak’. Lalu ada yang bertanya, ‘Dengan apa merusaknya?’ Jawab Rasulullah SAW. ‘Dengan berbohong atau bergunjing.” (Hadis Riwayat Abi Ubaidah RA)
 

Seluruh umat Islam Dunia umumnya & kabupaten Ende - NTT khususnya akan menjalan ibadah puasa Ramadhan. Puasa di bulan Ramadhan memang ibadah yang paling banyak ditunggu-tunggu umat Islam. Karena itu, dalam beberapa hari ini, untaian kalimat Marhaban ya Ramadhan, selamat datang bulan suci Ramadhan patut kita kumandangkan.

Marhaban ya Ramadhan sepatutnya bukan sekadar ucapan selamat datang yang terlontar dari mulut belaka. Sebab bulan yang penuh berkah ini sepatutnya disambut suka cita dan kebahagian hati yang diekspresikan, tetapi kebahagian hati yang diekspresikan dengan perubahan tindakan dan perilaku.

Maka Marhaban ya Ramadhan patut kita implementasikan dengan berbenah diri. Berbenah diri untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Ibadah puasa di bulan suci ini yang diwajibkan untuk orang-orang beriman di seluruh dunia bukan sekadar ibadah. Ibadah puasa di bulan Ramadhan sangat berbeda dengan ibadah lain. Sebab, puasa adalah ibadah ‘rahasia’. Artinya, orang itu berpuasa atau tidak hanyalah orang berpuasa itu sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya.

Banyak nilai yang kita petik dalam ketika menjalankan ibadah puasa. Tidak sedikit literature dan referensi kajian tentang makna puasa yang mengatakan bahwa beragam nilai yang kita petik dari ibadah puasa di bulan Ramadhan seperti nilai sosial, kesehatan, spiritual hingga kepribadian.

Nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti pemulihan kesehatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya.

Ada lagi aspek spiritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Yang juga penting dalam menyambut bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai positif dan hikmah yang dikandungnya, seperti nilai-nilai kejujuran. Karena kejujuran saat ini merupakan suatu hal yang paling sulit di cari di negeri ini. Kejujuran menjadi dasar dari kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Kejujuran adalah prasyarat utama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang berlandaskan prinsip saling percaya, kasih sayang, dan tolong menolong. Kejujuran adalah inti dari akhlak yang merupakan salah satu tujuan dari diutusnya Rasulullah oleh Allah SWT.

Seorang ulama menyatakan bahwa hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat kecuali kedustaan.

Secara psikologis, kejujuran akan mendatangkan ketentraman jiwa. Sebaliknya seseorang yang tidak jujur pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.

Ketidakjujuran akan selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya akan mengancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan kepada ketidakadilan, disebabkan karena orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja.

Kejujuran juga akan melahirkan penghargaan terhadap hak hak orang lain. Sebab kejujuran sebagaimana yang telah kita uraikan diatas juga akan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap kebenaran, keadilan dan kedisiplinan. Namun kejujuran tidak akan datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan sabar dan sungguh-sungguh. Seorang ulama menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membantu kita dalam mencoba meraih kejujuran.

Marhaban ya Ramadhan. Bulan penuh pengampunan itu akan datang dalam beberapa hari ke depan. Banyak tradisi bangsa ini dalam menyambut Ramadhan. Namun inti dari semua tradisi yang berkembang di Indonesia adalah kita diharuskan berbenah diri ketika menyambut bulan penuh kesucian ini. Perbuatan-perbuatan tercela, tidak terpuji, kebohongan, kemalasan dan perbuatan-perbuatan negatif yang (mungkin) kita telah lakukan sebelumnya harus segera ditinggalkan.

Kita sambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan jernih.Dan kita baru akan menang dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan jika kita mampu mengubah perilaku di dalam kehidupan keseharian kita. Dari yang tidak jujur menjadi jujur, dari yang serakah menjadi suka berbagi, dan dari yang sombong menjadi rendah hati.

Dan akhir kata, seluruh masyarakat muslim Kabupaten Ende NTT siap menyambut tamu agung bulan suci puasa Ramadhan tahun 2013 M / 1434 H ini dengan melakukan pembenahan diri yang total menggapai derajat TAQWA... Amin

________________________________
www.ende-islam.co.id

Senin, Juli 08, 2013

33 TITIK TEMPAT PENGAMATAN HILAL AWAL PUASA RAMADHAN 2013

Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Ramadlan 1434H pada hari ini, Senin (08/07). Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan dimulainya puasa bagi umat Islam atau awal Ramadlan.
Sebelumnya, tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama akan melakukan pengamatan hilal yang juga melibatkan tim hisab dan rukyat dari masyarakat dan ormas Islam, Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa pesantren.
Tim pengamatan hilal akan disebar di berbagai titik di 33 provinsi dan derdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bimas Islam, berikut ini daftar lokasi rukyat awal Ramadlan 1434H:
1. Aceh: POB Lhoknga
2. Sumatera Utara: Atap Menara Masjid Agung, Atap Kantor Gubernur Sumut
3. Sumatera Barat: Bukit Lampu Kec. Bungus
4. Riau: Batu Enam Kab. Rokan Hilir Bagan Siapi-Api
5. Kepulauan Riau: Pantai Teluk Keriting Jalan Usman Harun Tanjung Pinang
6. Jambi: Atap Hotel Novotel Jambi
7. Sumatera Selatan: Atap Hotel Aryaduta, Palembang
8. Bangka Belitung: Pantai Tanjung Kalian Kec. Mento Kab. Bangka Barat
9. Bengkulu: Hotel Horison Kota Bengkulu
10. Lampung: Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung
11. DKI Jakarta: Atap Hotel Sesson City, Masjid Al-Musyariin Basmol Kembangan Jakarta Barat, Masjid Al-Makmur Klender Jakarta Timur
12. Jawa Barat: POB Pelabuhan Ratu Sukabumi, Observatorium Bosscha Lembang Bandung
13. Banten: Pantai Anyer
14. Jawa Tengah: Pantai Marina
15. Di Yogyakarta: POB Sekh Bela Belu Parang Tritis
16. Jawa Timur: Pantai Gebang Bangkalan
17. Kalimantan Barat: Pantai Indah Kakap
18. Kalimantan Tengah: Atap Hotel Aquarius
19. Kalimantan Timur: Gunung Sentul Kelurahan Timbau Kec. Tenggarong
20. Kalimantan Selatan: Bank Kalsel Jalan Mabung Mangkurat
21. Bali: Atap Balai Besar BMKG Bali
22. NTB: Taman Laung Balo
23. NTT: Menara Hilal BMKG Sulamu
24. Sulawesi Selatan: Atap Mall GTC Makassar
25. Sulawesi Barat: Tanjung Ranga Kec. Simborro Kab. Mamuju
26. Sulawesi Tenggara: Kolaka
27. Sulawesi Utara: Parkir Apartemen Manado Trade Center
28. Gorontalo: Menara Keagungan Limboto
29. Sulawesi Tengah: Desa Merana Kec. Sundue Kab. Donggala
30. Maluku: Desa Latuhalat Kota Ambon
31. Maluku Utara: Kelurahan RUA
32. Papua: Pantai Denta Kab. Jaya Pura
33. Papua Barat: Hotel Tanjung Kota Sorong

MARHABAN YA RAMADHAN 1434H / 2013 M

"MARHABAN YA RAMADHAN"
1434 HIJRIYAH / 2013 MASEHI
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
BAGI MASYARAKAT MUSLIM
KABUPATEN ENDE - NTT
SEMOGA MENJADI MANUSIA YANG BERTAQWA
---------------------------------------------------
www.ende-islam.co.id

Rabu, Juli 03, 2013

MAKNA SUMBER DAYA MANUSIA UNGGULAN

Saat khilafah Islamiyah pada masa Umar bin Khattab diterpa krisis, Umar mengumpulkan sahabat-sahabatnya di rumahnya, seraya berkata, “Apa yang Anda harapkan untuk menyelesaikan krisis ini!”

Salah seorang mereka berkata, “Aku mengharapkan seandainya kampung ini (Madinah) dipenuhi dengan emas, lalu aku infakkan semua di jalan Allah.” Umar mengulangi ucapannya, “Silakan yang lain!’’

Sahabat lain berkata, “Aku mengharapkan seandainya kampung ini penuh dengan permata dan intan yang bisa aku sedekahkan semuanya di jalan Allah.” Umar mengulangi sekali lagi permohonananya, tapi para sahabat serentak menjawab, “Wahai Amirul Mukiminin, kami belum menangkap apa yang kauinginkan?’’

Beliau menjawab, “Kalau menyelesaikan sebuah krisis, aku mengharapkan sumber daya manusia (SDM) unggulan, seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Mu’adz bin Jabal, dan Salim budak Abu Hudzaifah, yang semuanya bisa membantuku berjuang lii’laai kalimatillah.’’

Memang Umar hebat. Beliau mengetahui betul apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan krisis dan membangun peradaban agung. Beliau amat tidak mengharapkan emas atau intan permata untuk membantu orang miskin, tapi mengharapkan orang-orang istimewa yang berotak besar yang mampu mendukung kebenaran dan menggapai kemenangan.

Setiap umat dan perjuangan yang besar membutuhkan “otak-otak besar” yang menggerakkan, membangkitkan, dan mengarahkan perjalanannya di samping dukungan kekayaan dan sumber daya alam.

Namun, SDM unggulan lebih berharga dari sumber daya alam yang amat mahal sekalipun. Barangkali di sinilah rahasianya mengapa Rasulullah pernah bersabda, “Manusia-manusia itu bagai seratus unta di mana Anda hampir-hampir tidak menjumpai satu pun yang menjadi rohilah (unta yang mampu membawa beban berat).’’