Rabu, Desember 23, 2015

EDISI MAULID NABI MUHAMMAD SAW 12 RABIULAWAL 1437H



NAMA-NAMA DAN GELAR RASULULLAH SAW :

---------------

1. Muhammad (yang dipuji)

2. Ahmad (yang lebih memuji Allah sejak dalam alam roh)

3. Hamid (yang memuji )

4. Mahmud (yang dipuji)

5. Ahid (yang satu-satunya)

6. Wahid (yang tunggal pada nilai dirinya)

7. Mahin (yang dapat menghapuskan dosa (dengan syafaatnya)

8. Hasyir (yang menghimpun manusia (dihari kiamat)

9. ‘Aqib (pengganti semua nabi dan rasul)

10. Thaha (yang berdiri dalam tahajjud)

11. Yasin (yang tidak memaksa diri)

12. Thahir (manusia yang kepadanya ditrunkan kitab suci Al-Qur’an)

13. Muthahhir (yang suci dari dosa dan hal-hal yang negatif)

14. Thayyib (penyuci akidah dari syirik, yang baik lahir bathin)

15. Sayyid (pemimpin ummat manusia)

16. Rasul (utusan Allah)

17. Nabiy (penyampai tuntunan Allah)

18. Rasulurrahmah (Rasul pembawa rahmat)

19. Qayyim (pengatur segla sesuatu)

20. Jami’ (penghimpun yang bercerai berai)

21. Muqtafi (penerima kebaikan terpilih)

22. Muqaffa (pribadi teladan)

23. Rasulul Malahim (utusan para pahlawan)

24. Rasulurahah (utusan ketenangan dalam segala hal)

25. Kamil (yang sempurna dalam segala kebaikan)

26. Iklil (mahkota)

27. Muzammil (orang yang berselimut tanpa menutup kepala, orang yang berselimut seluruh badan)

28. Abdullah (hamba Allah)

29. Habibillah (kekasih Allah)

30. Shafiyyullah (yang disucikan Allah)

31. Najiyyullah (yang diselamatkan Allah)

32. Kalimullah (yang berkata-kata dengan Allah)

33. Khatamul Anbiya (penutup segala nabi)

34. Khatamur rusli (penutup segala rasul)

35. Muhyi (yang menghidupkan hati manusia)

36. Munjin (yang melepaskan manusia dari kejahilan)

37. Mudzakkir (pengingat manusia)

38. Nashir (penolong kebenaran)

39. Manshururrahmah (yang dibantu Allah, nabi pembawa rahmat)

40. Nabiyut taubah (nabi penyampai perlunya taubat kepada Allah)

41. Harishun ‘alaikum (yang sangat berharap atas keselamatan ummatnya)

42. Ma'lum (yang dikenal)

43. Shahir (yang sangat masyhur)

44. Syaahid (yang jadi saksi agung)

45. Syahiid (yang termulia pada wafatnya)

46. Masyhud (yang disaksikan kebenarannya)

47. Basyir (yang membawa berita gembira)

48. Mubasysyir (pembawa berita gembira)

49. Nadzir (yang membawa berita peringatan)

50. Mundzir (yang memeberi peringatan)

51. Nur (cahaya)

52. Siraj (lampu agama)

53. Mishbah (lampu penerangan (nilai-nilai kebaikan)

54. Huda (petunjuk)

55. Mahdi (yang dapat petunjuk Allah)

56. Munir (yang memberi penerangan)

57. Da’i (yang menyeru ke jalan Allah)

58. Mad’u (yang diseru Allah)

59. Mujib (yang memperkenankan syafaat)

60. Mujab (yang diperkenankan doanya)

61. Hafiyy (yang dimuliakan Allah)

62. ‘Afuwwu (pemaaf)

63. Waliyy (yang sangat dekat dengan Allah)

64. Haqq (yang benar)

65. Qawiy (yang sangat kuat)

66. Al Amin (yang sangat amanah)

67. Makmun (yang dapat dipercaya)

68. Karim (yang sangat mulia)

69. Mukarram (yang dimuliakan)

70. Makin (yang mempunyai kedudukan)

71. Matin (yang mempunyai kekuatan luar biasa)

72. Mubin (pemberi keterangan)

73. Muammil (pemberi harapan)

74. Wushul (yang banyak pemberiannya)

75. Dzu Quwwah (yang mempunyai kekuatan)

76. Dzu Hurmah (yang mempunyai kehormatan)

77. Dzu Makanah (yang mempunyai status tinggi)

78. Dzi ‘Izzin (yang mempunyai kemegahan)

79. Dzu Fadl (yang mempunyai kelebihan)

80. Mutha’ ( yang dipatuhi)

81. Muthi’ (yang sangat taat kepada Allah)

82. Qadam (yang dituakan)

83. Shidqun (yang jujur luar biasa)

84. Rahmah (yang berkasih sayang)

85. Busyra (yang memberikan berita gembira)

86. Ghawts (pertolongan)

87. Ghayts (hujan pemberi kesejukan)

88. Ghuyats (yang menolong)

89. Ni’matullah (nikmat Allah)

90. Hidayatullah (karunia Allah)

91. ‘Urwatul wuts-qa (pegangan yang kokoh)

92. Shiratullah (jalan Allah)

93. Shiratun mustaqim (jalan yang benar)

94. Dzikrullah (yang ingat Allah)

95. Sayfullah (pedang Allah)

96. Hizbullah (jamaah Allah)

97. An-Najmuts-Tsaqib (bintang yang menembus cahaya)

98. Musthafa (manusia pilihan Allah karena sucinya)

99. Mujtaba (pilihan Allah karena ibadahnya)

100. Muntaqa (yang dibersihkan Allah)

101. Ummiy (yang buta huruf)

102. Mukhtar (pilihan Allah)

103. Ajir (yang paling akhir)

104. Jabbar (yang paling perkasa)

105. Abul Qasim (ayah Qasim)

106. Abuth-Thahir (ayah Thahir)

107. Abuth-Thayyib (ayah Thayyib)

108. Abu Ibrahim (ayah Ibrahim)

109. Musyfa’ (yang diberikan syafaat Agung oleh Allah)

110. Syafi’ ( yang sangat banyak memberi syafaat)

111. Shalih (yang melaksanakan hak dan kewajiban)

112. Mushlih (yang melaksanakan kebaikan)

113. Muhaymin (yang memberikan rasa aman)

114. Shadiq (yang benar)

115. Mushaddiq (yang membenarkan yang benar)

116. Shidq (yang jujur)

117. Sayyidul Mursalin (pemimpin segala rasul)

118. Immamul Muttaqin (teladan orang-orang yang bertakwa)

119. Qaidul ghurril Muhajjalin (pemimpin orang yang berwudlu dengan baik)

120. Khalilurrahman (teman khusus yang maha pengasih)

121. Barru (yang terkuat kebaikannya)

122. Mubarru (yang diberikan kebaikan)

123. Wajih (pemimpin kaumnya)

124. Nashih (yang banayak memberi nasehat)

125. Na-shih (penasehat)

126. Wakil (yang dapat dipegang pengabdiannya)

127. Mutawakkil (yang dapat menjamin pengabdiannya)

128. Kafil (penjamin)

129. Syafiq (yang berharap pada kebaikan)

130. Muqimus sunnah (pendiri sunnah)

131. Muqaddas (yang disucikan)

132. Ruhul Qudus (roh suci)

133. Ruhul Haqqi (jiwa kebenaran)

134. Ruhul Qisthi (jiwa keadilan)

135. Kafin (yang cukup)

136. Muktafi (merasa cukup)

137. Baligh (yang sampai pada tujuan perjuangan)

138. Muballigh (penyampai kebenaran)

139. Syafin ( penyembuh (nilai lahir bathin)

140. Washil (yang sampai pada Tuhannya)

141. Mawshul (yang disampaikan cita-citanya)

142. Sabiq (yang dahulu pada hakehat)

143. Saiq (pemandu)

144. Hadin (yang dapat petunjuk)

145. Muhdin (yang memberi petunjuk)

146. Muqaddam (yang terkemuka)

147. ‘Aziz (yang megah mulia)

148. Fadlil (yang mulia)

149. Mufadl-dlal (yang dimuliakan)

150. Fatih (penakluk)

151. Miftah (kunci kebaikan)

152. Miftahur Rahmah (kunci kasih sayang)

153. Miftahul Jannah (kunci sorga)

154. ‘Alamul Iman (panji keimanan)

155. ‘Alamul Yaqin (panji keyakinan)

156. Dalilul Khayrat (penunjuk kebaikan)

157. Mushah-hihul Hasanat (pembetul segala kebaikan)

158. Muqilul ‘atsarat (pembangun perjuangan)

159. Shafuhun ‘aniz zallat (pemaaf atas segala kesalahan)

160. Shahibusy-Syafaat (yang mempunyai syafaat)

161. Shahibul maqam (yang mempunyai status tinggi)

162. Shahubul qadam (pemimpin mulia yang dituakan)

163. Makh-shushun bil ‘izzi (pribadi khusus dengan kemegahan)

164. Makh-shushun bil majdi (pribadi khusus dengan ketinggian)

165. Makh-shushun bisy-syarafi (pribadi khusus dengan kemuliaan)

166. Shahibil wasilah (pribadi perantara dengan Allah)

167. Shahibus Sayf (pahlawan paling utama)

168. Shahibul Fadlilah (pribadi paling mulia)

169. Shahibul izar (pribadi suci)

170. Shahibul Hujjah (ahli kebenaran)

171. Shahibus- sulthan (pribadi penguasa agama dan akhlak mulia)

172. Shahibur Rida (pribadi yang berselendang)

173. Shahibud-darajatir-rafi’ah (yang punya kedudukan tinggi)

174. Shahibut-taj (yang punya mahkota kemuliaan)

175. Shahibul mighfar (yang punya tutup ketahanan kepala / topi wajah khusus)

176. Shahibul liwa (yang punya panji hari kiamat)

177. Shahibul mi’raj (pribadi yang mi’raj menghadap Allah)

178. Shahibul qadlib (yang mempunyai tongkat kenabian)

179. Shahibul Buraq (mempunyai kenderaan boraq)

180. Shahibul Khatim (mempunyai cincin kenabian)

181. Shahibul ‘alamah (mempunmyai tanda kenabian)

182. Shahibul Burhan (yang mempunyai dalil kebenaran)

183. Shahibul Bayan (mempunyai keterangan)

184. Fasihul-Lisan (sangat baik dalam berbahasa)

185. Muthah-hirul Janan (yang suci hatinya)

186. Raufun Rahim (penyantun lagi penyayang)

187. Udzunun Khayr (pendengar kebaikan)

188. Al-Qutsam (kesatuan akhlaq)

189. Shahibul Islam (pembawa Islam)

190. Sayyidul kawnayn (pemimpin dunia dan akhirat)

191. ‘Aynun na’im (inti nikmat)

192. ‘Aynul-ghurri (hakikat pemimpin)

193. Sa’dullah (anugerah kebahagiaan dari Allah)

194. Sa’dul Khalqi (kebahagiaaan bagi makhluk (kebahagiaan makhluk bagi Rasulullah)

195. Khathibul umam (juru bicara terhadap ummat, karena kitab suci Al-Qur’an adalah inti segala risalah kenabian dan kerasulan)

196. ‘Alamul Huda (panji petunjuk)

197. Kasyifil Kurab (penghilang segala kesusahan)

198. Rafi’ur Rutab (yang tertinggi dari segala pangkat)

199. ‘Izzul ‘arab (kebanggaan bangsa arab)

200. Shahibul Faraj (yang berada dalam kelapangan lahir dan bathin)

201. Asyraful anbiya wal mursalin (dan semulia-mulianya para nabi dan rasul)

202. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin

--------------
[Ref: Ridha Allah Ridha Rasulullah]
copyrigth@www.ende-islam.co.id/2015

Selasa, Desember 22, 2015

HATI YANG KUAT AKAN SELAMAT

Alhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah,ama ba’du,

Perjumpaan dengan Allah Ta’ala adalah suatu yang pasti terjadi

Ingatlah saudaraku! Perjumpaan dengan Allah Ta’ala adalah suatu yang benar adanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal ini dalam sabdanya,
لِقَاؤُكَ حَقٌّ
“Perjumpaan dengan-Mu adalah sebuah kebenaran”. [HR. Muslim].
Hendaknya keyakinan ini terpatri dalam hati seorang hamba Allah, bahwa ia pasti akan menghadap Rabbnya dan berjumpa dengan-Nya untuk dihisab amalnya serta mempertanggungjawabkan perbuatannya sewaktu di dunia.
Allah Ta’ala berfirman :
{وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}
(31) Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (Surga).[An-Najm:31].
Sobat, menghadirkan keyakinan ini dengan sempurna pada diri seorang kita, akan melahirkan sikap berusaha senantiasa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menyambut hari perjumpaan tersebut.
Karena seorang muslim yang baik dan yakin akan berjumpa dengan Rabbnya, iapun yakin akan dihisab serta dibalas amalnya, tentulah berusaha mencari bekal untuk bisa menghadap kepada Allah dengan selamat.
Pangkat, jabatan, kekuasaan, harta benda dan keturunan, tidak bermanfaat sedikitpun, jika seseorang tidak membawa hati yang sehat, sebuah hati yang berisi keimanan yang benar sehingga membuahkan amal sholeh yang diterima oleh Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ}
Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat. [QS. Asy-Syu’araa`:88-89].
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan dua ayat di atas di dalam kitab tafsir beliau:
Firman Allah :
{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ}
Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
maksudnya : harta seseorang tidaklah bisa melindunginya dari adzab Allah, walaupun ditebus dengan sepenuh bumi emas.
{وَلَا بَنُونَ}
dan anak-anak laki-laki ”,
maksudnya: meskipun ditebus dengan semua anak-anak laki-laki yang ada di muka bumi.
Pada hari itu, tidaklah bermanfaat kecuali keimanan kepada Allah, memurnikan ketaatan untuk-Nya semata (ikhlas) dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Oleh karena itu, Allah berfirman:
{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat”,
maksudnya: selamat dari kotoran (dosa) dan kesyirikan”1.
Tabi’in yang mulia, Sa’id bin Al-Musayyab rahimahullah menafsirkan qolbun salim dengan perkataan beliau:
القلب السليم : هو القلب الصحيح ، وهو قلب المؤمن; لأن قلب [ الكافر و ] المنافق مريض ، قال الله : { في قلوبهم مرض } [ البقرة : 10 ]
“Qolbun salim adalah hati yang sehat. Hati tersebut adalah hati seorang mukmin, karena hati [orang kafir dan] orang munafik adalah hati yang sakit, Allah Ta’ala berfirman:
{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا}
(10) Dalam hati mereka ada penyakit. [QS. Al-Baqarah:10]” 2.

Hati yang sehat adalah hati yang kuat!

Dari uraian sebelumnya, ketika Anda tahu bahwa orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehatlah yang bisa selamat berjumpa dengan Rabb mereka, maka muncul sebuah pertanyaan : “Bagaimana hati yang sehat itu?”.
Jawabannya: “Hati yang sehat adalah hati yang memiliki kekuatan hati yang baik!”.
Lantas, “Apakah yang dimaksud dengan kekuatan hati itu?”.
Simaklah uraian sang dokter hati, Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah di dalam kitabnya yang indah: Ighatsatul Lahfan berikut ini:
الباب الخامس:  فى أن حياة القلب وصحته لا تحصل إلا بأن يكون مدركا للحق مريدا له، مؤثرا له على غيره
“Bab yang kelima: Tentang kehidupan hati dan kesehatannya tidak akan diperoleh kecuali dengan mengenal kebenaran lagi menginginkannya serta memilihnya, mengalahkan selainnya”.
لما كان فى القلب قوتان: قوة العلم والتمييز، وقوة الإرادة والحب. كان كماله وصلاحه باستعمال هاتين القوتين فيما ينفعه، ويعود عليه بصلاحه وسعادته.
Tatkala dalam hati terdapat dua kekuatan hati, yaitu:

  • Kekuatan mengetahui dan membedakan [Quwwatul ‘Ilmi wat Tamyiz].
  • Kekuatan kehendak dan cinta [Quwwatul Iradah wal Hubb],

maka kesempurnaan dan kebaikan hati itu diperoleh dengan menggunakan dua kekuatan ini dalam perkara yang bermanfaat bagi hati dan dalam perkara yang kebaikan dan kebahagiaan hati tersebut kembali kepadanya”.

Cara menggunakan kekuatan hati dan merawatnya

Kemudian sang dokter hati pun menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana menggunakan dua kekuatan hati itu dengan benar, sehingga terjaga dengan baik?
Inilah penjelasan beliau tentang cara menggunakan kekuatan hati pertama, yaitu: Kekuatan mengetahui dan membedakan [Quwwatul ‘Ilmi wat Tamyiz],
فكماله باستعمال قوة العلم فى إدراك الحق، ومعرفته، والتمييز بينه وبين الباطل
Kesempurnaan hati diperoleh dengan menggunakan kekuatan ilmu untuk menemukan dan mengenal kebenaran (dengan baik) serta membedakan antara kebenaran dengan kebatilan (dengan baik).
Adapun tentang cara menggunakan kekuatan hati kedua:
Kekuatan kehendak dan cinta [Quwwatul Iradah wal Hubb],
وباستعمال قوة الإرادة والمحبة فى طلب الحق ومحبته وإيثاره على الباطل
(Kesempurnaan hati diperoleh) dengan menggunakan kekuatan kehendak dan cinta dalam mencari kebenaran dan mencintainya serta memilihnya, mengalahkan selainnya.

Akibat buruk jika salah dalam  menggunakan kekuatan hati

Lalu beliaupun menjelaskan akibat buruk orang yang tidak menggunakan dua kekuatan hati dengan benar serta menjelaskan pula akibat baik bagi orang yang sehat hatinya, karena menggunakan kekuatan hatinya dengan benar,
فمن لم يعرف الحق فهو ضال، ومن عرفه وآثر غيره عليه فهو مغضوب عليه. ومن عرفه واتبعه فهو مُنْعَمٌ عليه

  • Maka barangsiapa yang tidak mengenal kebenaran3, berarti dia telah sesat,
  • barangsiapa yang tahu kebenaran, namun memilih kebatilan, maka dia menjadi orang yang dimurkai (oleh Allah),
  • dan barangsiapa yang mengenal kebenaran dan mengikutinya, maka dia lah orang yang diberi nikmat (oleh Allah).

Perbedaan antara umat Islam, yahudi dan nashara dalam menggunakan kekuatan hati

Setelah dijelaskan bahwa akibat buruk itu bagi orang yang tidak menggunakan dua kekuatan hati dengan benar,
dan sebaliknya, akibat baik bagi orang yang sehat hatinya, karena menggunakan kekuatan hatinya dengan benar, maka pantaslah jika Allah memerintahkan kita ketika sholat, untuk senantiasa memohon petunjuk:
  1. Agar menjadi orang-orang yang mendapatkan nikmat-Nya, berupa: ilmu tentang agama-Nya dan amal shaleh. Mereka inilah yang  menggunakan kekuatan hatinya dengan benar, yaitu: kekuatan ilmu dan kekuatan kehendak yang membuahkan amal sholeh.
  2. Serta memohon agar dihindarkan dari jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah, karena tidak mengamalkan kebenaran yang telah diketahui oleh mereka (al-maghdhub ‘alaihim), seperti kaum yahudi yang rusak kekuatan hati mereka, berupa rusaknya kekuatan kehendak dan cinta.
  3. Serta dihindarkan dari jalan orang-orang yang sesat, karena tidak berilmu tentang kebenaran (adh-dhaalluun), seperti nashara yang rusak kekuatan hati mereka, berupa rusaknya kekuatan ilmu mereka.
Oleh karena itulah, Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah pernah berkata:
من فسد من عبادنا ففيه شبه من النصارى، ومن فسد من علمائنا ففيه شبه من اليهود؛ لأن النصارى عبدوا بغير علم، واليهود عرفوا الحق وعدلوا عنه.
Barangsiapa yang rusak diantara ahli ibadah kita, maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan nashara, Barangsiapa yang rusak diantara ulama kita, maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan yahudi, karena nashara beribadah tanpa ilmu dan yahudi mengetahui kebenaran, namun berpaling darinya.

Hati kuat, Andapun selamat!

Allah Ta’ala mengkabarkan kepada kita tentang hamba-hamba-Nya yang selamat dari kerugian, dalam salah satu surat Alquran yang singkat namun padat makna.
Hamba-hamba-Nya yang selamat di dalam surat itu adalah profile orang-orang yang memiliki dua kekuatan hati dan mampu menggunakan keduanya dengan benar!
Mereka adalah tipe orang-orang yang mengetahui kebenaran dan mengamalkannya, sehingga sempurna dirinya dengan ilmu agama Islam dan amal shaleh.
Tidak cukup itu, mereka juga berusaha menyempurnakan orang lain dengan mengajak dan mendakwahi mereka untuk berilmu, beramal dan bersabar di atas jalan ilmu, amal dan dakwah.
Sobat, mari kita renungkan surat Al-‘Ashr berikut ini,
Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:
{وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ}
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa -yang itu merupakan waktu untuk beramal, baik amal yang menguntungkan maupun amal yang merugikan- bahwa setiap orang dalam keadaan merugi kecuali :
  1. Orang yang menyempurnakan kekuatan ilmiahnya dengan beriman kepada Allah dan kekuatan amaliahnya dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Maka ini kesempurnaan dirinya sendiri.
  2. Kemudian menyempurnakan orang lain dengan nasehat dan perintahnya kepadanya agar orang lain tersebut sempurna kekuatan ilmiah dan amaliahnya (seperti dirinya,pent.).
  3. (Dan nasehatnya) berupa pilar utama itu semua, yaitu: kesabaran.
Jadi, ia menyempurnakan dirinya sendiri dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh dan menyempurnakan orang lain dengan mengajarkan (kedua) hal itu kepadanya.
Serta nasehatnya kepada orang lain tersebut agar bersabar di atas jalan itu”.

Ucapan emas bagi orang yang menyayangi hatinya

Ibnul Qoyyim rahimahullah bertutur:
“Hendaknya (seorang hamba) ketahui bahwa kedua kekuatan (hati) ini, tidak pernah berhenti beraktifitas, bahkan (kemungkinan yang ada) yaitu :

  • Jika tidak ia gunakan kekuatan ilmiahnya untuk mengenal kebenaran dan mencarinya, maka ia akan gunakan kekuatan tersebut untuk mengetahui sesuatu yang selaras dan cocok dengan kebatilan.
  • Begitu pula, jika tidak ia gunakan kekuatan kehendak amalnya untuk beramal shaleh, maka ia akan gunakan untuk sesuatu yang bertentangan dengan amal shaleh.

Jadi, (Kesimpulannya) bahwa manusia itu, secara tabiat, disifati dengan “Harits” dan “Hammam”, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ta’ala ‘alaihi wa alihi wa sallam,
“أَصْدَقُ الأَسْمَاءِ: حَارِثٌ وَهَمَّامٌ”.
“Nama yang paling jujur adalah Harits dan Hammam” 4.
Harits adalah orang yang (suka) beraktifitas.
Sedangkan Hammam adalah orang yang banyak berkeinginan/selera (“ham”)5.
Karena, sesungguhnya jiwa itu sifatnya dinamis dan gerakan kehendak jiwa itu (hakekatnya) adalah bagian dari konsekwensi dzatnya6.
Sedangkan kehendak itu mengharuskan bahwa sesuatu yang dikehendaki akan tergambar pada jiwanya dan memiliki keistimewaan tersendiri menurut jiwanya.
Jadi, jika jiwa (manusia) tidak menggambarkan kebenaran, mencarinya dan menghendakinya,maka akan menggambarkan kebatilan, mencarinya dan menghendakinya. Dan itu pasti!”

***
Disusun dari : Ighatsatul Lahfan min Mashaidisy Syaithan,Ibnul Qoyyim, bab kelima
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Senin, Desember 21, 2015

PENYAKIT AKIBAT SERING BEGADANG



Hampir setiap orang pernah begadang selama hidupnya baik usia muda atau yang sudah tua. Begadang memang dibolehkan tapi sebaiknya jangan sering dilakukan. Beraktivitas di malam hari mungkin sering dilakukan karena harus lembur untuk melaksanakan tugas, atau mungkin untuk melakukan aktifitas lainnya.

Tapi, apakah Anda tahu bahwa begadang juga memiliki sisi negatif yang bahkan bisa membahayakan kondisi kesehatan tubuh kita?

Apakah kita tahu, bahwa malam hari merupakan waktu khusus yang diperlukan tubuh untuk beristirahat. Setelah seharian penuh tubuh kita dipaksa untuk bekerja, maka tentu tubuh juga perlu beristirahat walau dalam benak kita, masih merasa kuat untuk melakukan aktivitas lainnya. Tapi, sebenarnya tubuh sangat lemah jika terus dipaksakan untuk bekerja.

Untuk itu, kita perlu tahu penyakit yang timbul akibat sering begadang diantaranya adalah:

1. Masuk angin

Udara di malam hari sebenarnya tidak cocok untuk dihirup. Jika kamu sering begadang maka akan mudah terserang masuk angin dan perut menjadi kembung.

2. Lemas, kurang semangat dan kurang konsentrasi

Orang yang begadang tentu tubuhnya kekurangan energi. Di pagi hari kamu bisa merasa lemas dan kurang semangat bahkan tidak konsentrasi untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Jadi, lebih baik tidur teratur dan esok hari kita bisa melaksanakan tugas lainnya dengan baik.
   
3. Sakit kepala

Jika semalaman kita terus begadang, walaupun kita telah mengisi perut, tapi kepala akan terasa sakit. Di pagi hari biasanya kepala kita akan terasa pusing dan sakit dan  sedikit demi sedikit bagian dari sel otak akan mengalami masalah karena tidak cukup istirahat.

4. Pikun

Seringnya begadang semalaman yang membuat kita jarang tidur bisa menyebabkan penyakit pikun walau usia masih muda. Fungsi otak saat tidur di malam hari yang seharusnya menggabungkan memori eksplisit dan implisit di dalamnya, jika kita tidak tidur  maka fungsi otak yang satu ini akan terganggu dan menyebabkan kepikunan.

5. Depresi

Ketika kondisi lemas dan bahkan konsentrasi buyar maka akan mempermudah stres dan lelah mental hingga akhirnya kita bisa depresi.

6. Diabetes

Terlalu sering begadang dapat menyebabkan diabetes tipe dua dan obesitas. Adapun penelitian lain mengatakan serangan jantung lebih sering terjadi pada pekerja malam.

Semoga bermanfaat. 

===============

Selasa, Desember 15, 2015

AGAR ANAK BERAKHLAK MULIA

Bila seekor binatang dilahirkan, ia akan tumbuh dan berkembang dengan sifat kebinatangannya. Namun, jika manusia dilahirkan belum tentu ia akan tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya.
Ada manusia yang tumbuh dengan sifat tikus, merusak dan menggerogoti barang yang bukan miliknya dan bersikap korup. Ada juga manusia dengan sifat anjing, yang tak bisa diberi nasihat, tamak terhadap dunia dan memperturutkan hawa nafsu.

Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).” (QS al-Araf [7]:176). Lebih daripada itu, ada pula manusia yang lebih sesat dari binatang. “Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS al-Furqan [25]:44).

Dari sini dapat kita pahami bahwa wajib hukumnya bagi para orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya agar memiliki akhlak mulia. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS at-Tahrim [66]:6).

Mendidik, membina, dan membimbing agar anak memiliki akhlak mulia merupakan bagian penting yang harus kita lakukan. Apalah artinya anak kita menjadi ilmuwan, konglomerat, jabatan, dan karier yang tinggi jika mereka tidak memiliki akhlak yang baik.

Tanpa akhlakul karimah semua yang diraih anak-anak kita tidak ada manfaatnya. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati tempat yang luhur. Ia merupakan bagian dari misi utama agama ini. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR Ibnu Abid-Dunya dan Hakim).

Bila anak-anak kita berperangai baik maka ia merupakan warisan terbaik yang kita berikan kepada mereka. Orang bijak berkata, “Sebaik-baiknya warisan para ayah untuk anak-anaknya adalah nama baik, didikan yang berguna, dan saudara-saudara yang shalih.” (Adabul Mujalasah, hal 106).

Bimbingan yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita agar mereka memiliki perilaku yang terpuji lagi luhur, antara lain, pertama, bimbinglah anak-anak kita dengan pemahaman. Artinya, anak-anak kita harus diberi pemahaman akan akhlak terpuji dan akhlak tercela.

Selanjutnya, bimbing mereka agar memahami konsekuensi yang akan mereka terima jika mereka berakhlak baik dan jika mereka berbudi buruk atau tercela.

Kedua, bimbinglah anak-anak kita dengan keteladanan. Artinya, bimbinglah mereka dengan contoh atau keteladanan dari diri kita. Sebab, apa yang mereka lihat dan dengar dari kita akan lebih menerap pada diri mereka. Oleh karena itu, sebagai orang tua penting bagi kita untuk menjadi teladan bagi anak-anak.

Ketiga, bimbinglah anak-anak kita dengan pembiasaan. Artinya, anak kita tidak hanya diberi pemahaman atau teori dan keteladanan saja, mereka juga harus dibimbing untuk dapat terbiasa berperangai baik.

Proses pembiasaan adalah metode yang strategis dalam mendidik anak. Aktivitas yang terus dikerjakan oleh seorang anak akan menjadi kebiasaan dirinya yang tidak bisa dipisahkan lagi.

Semoga dengan upaya yang kita lakukan ini menjadikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya lagi berbudi pekerti yang tinggi. Amin. Wallahu alam.

Senin, Desember 14, 2015

PENGARUH MENANGIS BAGI KESEHATAN

Menangis, Ini Pengaruhnya Bagi Kesehatan



TERKADANG kita sering menganggap remeh orang-orang yang mudah nangis. Entah itu dengan ungkapan bahwa ia itu cengeng, tidak memiliki mental yang kuat dan hal yang senada lainnya. Itu semua tidak berarti benar menunjukkan demikian. Sebab, air mata itu anugerah dari Allah SWT. Mau tak mau pasti selalu ada saatnya kita akan mengeluarkan air mata. Baik itu secara disengaja maupun tidak.
Nah, ternyata air mata itu bukan hanya sekedar air yang keluar dari mata sebagai tanda kesedihan atau keharuan kita pada sesuatu. Akan tetapi, ada kandungan lain yang dapat menjadi pembawa kebaikan bagi diri kita, salah satunya dalam bidang kesehatan. Dan benarlah bahwa air mata itu mempengaruhi kesehatan kita.

Dari aspek kesehatan,ternyata menangis mempunyai pengaruh terhadap kondisi rileks tubuh. Para ilmuwan menemukan fakta ilmiah bahwa air mata yang keluar karena dorongan emosional akan merangsang keluarnya hormon endorphin. Hormon ini akan menimbulkan rasa lega dan merasa lebih baik di dalam perasaaan.
Analogi yang mudah untuk menjelaskan hal ini yaitu mengibaratkan stres seperti racun. Namanya saja racun maka harus dikeluarkan dalam tubuh, jika dibiarkan saja maka racun tersebut akan semakin menumpuk dan menurunkan daya imunitas tubuh. Jika racun itu bentuknya stres, maka cara menetralisirnya yaitu dengan menangis. Itulah sebabnya mengapa saat sedang menghadapi tekanan yang berat, sesekali dengan menangis akan membuat pikiran menjadi tenang dan perasaan menjadi lebih enteng.

Berkaiatan dengan air mata, secara garis besar air mata ada dua jenis, yaitu air mata yang keluar karaena dorongan emosional dan air mata yang keluar karena iritasi. Air mata yang keluar dorongan emosisional, efeknya sudah dibahas dalam paragraf diatas. Sedangkan air mata yang keluar karena iritasi, tentu juga mempunyai efek medis yang nggak kalah menarik. Ketika mata mengalami iritasi, bisa disebabkan oleh alergiinfeksi atau inflamasi (peradangan). Air mata yang keluat sebagai warning system untuk diri kita bahwa sedang terjdi kelainan di daerah mata. Sehingga, dapat dideteksi penyakit yang terjadi dan kita bisa segera melakukan tindakan pengobatan.

Selain manfaat medis di atas ternyata masih ada lagi peran air mata ini terhadap fungsi kesehatan. Air mata mengandung lisozim, beta-lisin, laktoferin, gamma globulin yang merupakan protein spesifik dan memberikan sifat anti mikroba. Sehingga, air mata mempunyai daya kemampuan untuk membunuh bakteri yang membahayakan kesehatan mata.

Referensi: Tau Gak Sih Islam Itu Sehat?/Karya: Dr. Faza Khilwan Amna, MMR dan Dr. Hendri Okarisman/Penerbit: Aqwamedika