Sabtu, Oktober 30, 2010

SHOLAT DI MATA LUKAS BULE JERMAN

Beberapa hari ini Lukas meminta diajari cara shalat. Maunya semua ritual shalat ditunjukkan tanpa ada yang terlewatkan. Mulai cara berwudhu, hingga gerakan-gerakan shalat dari takbiratul ikram sampai salam.

Tak hanya itu, dia pun beberapa kali mempraktekkan sholat sebagai makmum di musala kantor Biro Kerjasama Luar Negeri (BKLN) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). “Saya menikmati gerakan-gerakan shalat. Bagus sekali,” kesannya.

Nama lengkapnya Lukas Maximilian von Rantzau. Dia adalah mahasiswa Dresden University, Jerman, yang sedang mengikuti program student exchange di UMM. Dalam program di bawah naungan Erasmus Mundus External Cooperation Window (EMECW) yang didanai oleh Komisi Uni Eropa itu, Lukas dan beberapa teman lainnya dari Eropa selama satu semester mengikuti kuliah di berbagai jurusan di UMM.

Sebaliknya, 27 mahasiswa UMM, saat ini mengikuti kuliat tersebar di tujuh negara untuk program yang sama. Tujuh negara itu adalah Austria, Itali, Turki, Jerman, Finlandia, Spanyol dan Portugal.

Pelajaran shalat tentu tidak termasuk dari mata kuliah yang diikuti Lukas. Selain dia memang non-Muslim, dia mengambil jurusan Hubungan Internasional, bukan Tarbiyah atau Syari’ah. Tetapi keingintahuannya tentang shalat sering timbul karena melihat gerakan-gerakan shalat yang membuatnya terkagum.
“Ini seperti meditasi. Tadi saya capai sekali, setelah ikut shalat jadi lumayan rileks,” ujar Lukas usai mengikuti Shalat Zuhur, Rabu (27/10).

Empat hal tentang shalat

Untuk sementara, keingintahuan Lukas hanya sebatas arti gerakan shalat bagi kebugaran fisiknya. Dia hanya bisa menilai, jika dilakukan lima kali sehari, tentu shalat akan menyehatkan tubuh. Saya mengajak dia berdiskusi kecil tentang substansi shalat. Saya kemukakan beberapa saja yang mudah dipahaminya agar tidak terlalu membebani kognisinya, karena dia baru belajar bahasa Indonesia. Saya hanya menyampaikan beberapa hal.

Pertama, kenapa shalat harus lima waktu. Kita hidup di bawah irama waktu yang tak menentu. Kadang ritme kita cepat, kadang lambat. Kadang kita lupa waktu jika bekerja, atau emosi sedang memuncak. Maka waktu shalat akan mengingatkan kita agar kembali menghadap Allah, menyerahkan segala sesuatunya kepada Yang Maha Memiliki Waktu.

Lihatlah, betapa Allah mengatur lima waktu shalat itu dengan sangat indah. Subuh ketika kita bangun, zuhur ketika kita sedang puncak-puncaknya bekerja, asyar saat tenaga kita mulai melemah. Lalu maghrib di waktu kita berkumpul dengan keluarga, dan isya sebelum kita meninggalkan semua aktivitas di hari itu. Luar biasa indahnya!

Kedua, shalat tak hanya soal gerakan fisik. Mata batin kita juga bergerak mendekatkan diri kepada-Nya. Kita meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawiyah. Ritual berwudhu adalah membersihkan diri agar batin kita lebih siap menghadap. Jadi bukan hanya untuk kebersihan tubuh semata-mata. Gerakan takbiratul ihram, rukuk, sujud tak semata-mata berolahraga, tetapi membuat irama hati sebab sesungguhnya kita amatlah kecil di hadapan Yang Maha Akbar.

Ketiga, tidak ada status sosial yang melekat dalam shalat. Islam mengajarkan agar sebelum shalat berjamaah shaf-shaf diluruskan, dirapatkan. Ini bermakna, sesungguhnya Islam itu rapi dan terorganisasi mengikuti pemimpin (imam)-nya. Islam bukan sebuah //crowded group atau kelompok kerumunan yang terpecah-pecah dan bicara sendiri-sendiri.

Meski demikian, tak ada status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Yang ada adalah kesejajaran, equalitas, sebab siapapun yang melakukan shalat tak dipandang pejabat atau keturunan ningrat, semua berbaris dengan gerakan rukuk dan sujud yang sama. Tak ada //prevelage untuk siapapun, misalnya dengan dispensasi yang pejabat tidak usah rukuk atau sujud.

Keempat, ini yang terpenting, Allah mengajarkan sesungguhnya di dalam sholat itu mengandung dimensi teologis sekaligus sosial. Shalat dimulai dengan mengangungkan nama Allah, “Allahu Akbar”. Lalu diakhiri dengan salam, mendoakan umat Islam yang ada di sekitar kanan-kiri kita: “Assalamu’alaikum warahmatullah….”. Rupanya Allah tidak memonopoli agar shalat itu untuk-Nya semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia agar selamat sejahtera di muka bumi dan di akhirat nanti.

Maka tak heran, ajaran shalat juga diberi frame yang keras oleh Allah melalui surat Al-Ma’un. “Maka celakalah bagi orang yang shalat. Yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan orang-orang yang enggan menolong dengan barang berguna.” (QS 107:4-7). Rupanya Allah “mengancam”, melakukan shalat saja tidaklah cukup, bahkan bisa tergolong “celaka”, jika tidak dilakukan dengan ikhlas dan tak disertai amalan sosial menolong anak yatim dan kaum miskin.

Kisah si Murad

Saya teringat dengan si Murad, sopir pribadi Dubes Indonesia untuk Turki, waktu mengantarkan saya mencarikan dormitory di Ankara beberapa waktu lalu. Sewaktu saya ajak shalat, dia bilang malas. Katanya dia belum siap dengan konsekuensinya, mengamalkan shalat dalam kehidupan sehari-hari.

Meski saya tahu itu alasan yang dibuat-buat karena ternyata dia sangat ingin bisa pergi haji ke Makkah, tetapi ada benarnya juga. Dia tidak mau dianggap sebagai pendusta agama. Meskipun sebenarnya, meninggalkan shalat tak kalah celakanya.

Rupanya Lukas, si Bule Jerman tadi, semakin penasaran. Mungkin dia tak menyangka jika di dalam gerakan shalat yang diikutinya mengandung dimensi yang begitu mengagumkan. Semoga dia akan terus belajar shalat, tak hanya gerakannya, tetapi makna dan substansinya.

Jika bukan untuk membawa dia kepada ketertarikan pada Islam, setidaknya mengurangi stigma islamofobia – ketakutan pada Islam -- yang selama ini banyak melekat di benak dunia Barat. Wallahua’lam.

Senin, Oktober 25, 2010

SEJARAH ISLAM DI KOTA LIVERPOOL INGGRIS

Agama Islam di Inggris telah ada sejak beberapa abad silam. Karenanya, tak heran bila agama yang dibawa Rasulullah SAW mendapat tempat di hati warga Inggris. Sejumlah tempat ibadah pun akhirnya berhasil didirikan.

Namun, belakangan ini, seiring dengan gencarnya phobia terhadap umat Islam, agama yang mulia ini kerap dijadikan bahan ledekan oleh mereka yang tak memahami Islam. Walau begitu, hal tersebut tak menyurutkan niat seseorang yang diberi hidayah Allah untuk terus menyuarakan Islam.

Pada pertengahan abad ke-19, seorang tokoh kenamaan Inggris mencoba memahami Islam. Dan akhirnya, ia pun menemukan kedamaian di dalamnya. Bertempat di sebuah bangunan yang kini sudah tampak kusam. Bahkan, harian The Independent di Inggris, pernah memuat tulisan berjudul "Forgotten Champion of Islam: One Man and His Mosque" yang ada pada edisi 2 Agustus 2007.

Bangunan yang terletak di kawasan Brougham Terrace No 8, West Derby Street, Liverpool, Inggris tak ubahnya seperti sebuah rumah hancur. Demikian tulis harian The Independent.

Bangunan bercat putih kusam dengan bagian pintu depan yang terlihat reyot dan pintu belakang yang penuh dengan coretan grafiti serta sarang burung dara yang menghiasi bagian atap bangunan dan jamur yang melekat di hampir seluruh permukaan dinding ini menyimpan cerita panjang mengenai Islam di negeri Ratu Elizabeth II ini.

Bangunan yang menjadi saksi bisu sejarah perkembangan Islam di Inggris pada abad ke-19 dan 20 Masehi ini adalah milik William Henry Quilliam. Komunitas Muslim di kota Liverpool sudah sepantasnya berterima kasih kepada William.

Berkat jasanya, syiar Islam bisa merambah ke kota yang terletak di bagian barat laut Inggris. Dan, masyarakat Muslim di sana bisa menjalankan ibadah dan berbagai kegiatan lainnya secara bersama di sebuah bangunan yang memadai.

Pada awalnya, tepatnya pada 1889, bangunan milik William ini difungsikan sebagai Islamic center dengan nama Liverpool Muslim Institute. Namun, dalam perkembangan berikutnya, bangunan Liverpool Muslim Institute ini juga difungsikan sebagai masjid dan sekolah bagi komunitas Muslim Liverpool. Sejarah mencatat, ini merupakan bangunan masjid dan Islamic center pertama yang didirikan di Inggris.

Siapa sebenarnya sosok William Henry Quilliam ini? Laman Wikipedia menyebutkan bahwa pria kelahiran Liverpool, 10 April 1856 ini berasal dari keluarga kaya raya. Ayahnya, Robert Quilliam, adalah seorang pembuat jam. Sejak kecil William sudah mendapatkan pendidikan yang memadai. Oleh kedua orang tuanya ia disekolahkan di Liverpool Institute dan King William's College. Di kedua lembaga pendidikan ini, ia mempelajari bidang hukum. Pada 1878, William memulai kariernya sebagai seorang pengacara.

William tumbuh dan dibesarkan sebagai seorang Kristen. Agama Islam baru dikenalnya ketika ia mengunjungi wilayah Perancis selatan pada 1882. Sejak saat itu, ia mulai banyak mempelajari mengenai Islam dan ajarannya. Ketertarikannya terhadap Islam semakin bertambah manakala ia berkunjung ke Aljazair dan Tunisia.

Berdakwah
Pada 1887, sekembalinya dari mengunjungi Maroko, William merealisasikan keinginannya untuk berpindah keyakinan ke agama Islam. Setelah masuk Islam, ia mengganti namanya menjadi Abdullah Quilliam. Dengan menyandang nama baru ini, William gencar mempromosikan ajaran Islam kepada masyarakat Liverpool.

Untuk mendukung syiar Islam di kota Liverpool, ia berinisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga khusus bagi orang-orang yang ingin mengetahui dan belajar tentang Islam. Maka, pada 1889, ia pun mendirikan Liverpool Muslim Institute. Guna menarik minat warga kota Liverpool, lembaga yang didirikannya ini tetap buka pada saat hari Natal.

Tak hanya sebatas menjadi pusat informasi Islam. Abdullah kemudian memfungsikan bangunan Liverpool Muslim Institute menjadi tempat beribadah bagi komunitas Muslim Liverpool. Bangunan Masjid Liverpool Muslim Institute ini mampu menampung sekitar seratus orang jamaah.

Pendirian masjid ini kemudian diikuti oleh berdirinya sebuah perguruan tinggi Islam di kota Liverpool dan sebuah panti asuhan bernama Madina House. Sebagai pimpinan perguruan tinggi Islam, Abdullah menunjuk Haschem Wilde dan Nasrullah Warren.

Meski berstatus sebagai lembaga pendidikan Islam, perguruan tinggi yang didirikan William ini tidak hanya menerima murid dari kalangan keluarga Muslim saja. Murid dari keluarga non-Muslim pun diperbolehkan untuk belajar di sana. Guna menarik minat warga non-Muslim untuk mempelajari Islam, pihak pengelola kerap menyelenggarakan acara debat mingguan dan komunitas sastra.

William yang sejak muda dikenal aktif sebagai penulis sastra ini berupaya menarik simpati masyarakat non-Muslim di Liverpool melalui karya-karya sastranya. Upaya-upaya yang ditempuhnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam melalui karya sastra dan lembaga-lembaga amal yang didirikannya itu berbuah manis. Dalam rentang waktu sepuluh tahun berdakwah, ia berhasil mengislamkan lebih dari 150 warga asli Inggris, baik dari kalangan ilmuwan, intelektual, maupun para pemuka masyarakat.

Bahkan, ibunya sendiri yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai seorang aktivis Kristen tertarik untuk masuk Islam setelah membaca tulisan-tulisannya.

Berbagai tulisannya mengenai Islam ini ia terbitkan melalui media mingguan The Islamic Riview dan The Crescent yang terbit dari 1893 hingga 1908. Keduanya beredar luas secara internasional. Harian The Independent menulis bahwa William memanfaatkan ruang bawah tanah masjid sebagai tempat untuk mencetak karya-karya tulisnya.

Disamping itu, ia juga menerbitkan tiga edisi buku dengan judul The Faith of Islam pada 1899. Bukunya ini sudah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa dunia. Ratu Victoria dan penguasa Mesir termasuk di antara tokoh dunia yang pernah membaca bukunya ini.

Berkat The Faith of Islam, dalam waktu singkat nama Abdullah Quilliam dikenal luas di seluruh negeri-negeri Muslim. Berkat bukunya ini juga ia kemudian banyak menjalin hubungan dengan komunitas Muslim di Afrika Barat.

Berkat karyanya ini pula, ia mampu menerima berbagai penghargaan dari para pemimpin dunia Islam. Dia mendapatkan gelar Syekh al-Islam dari Sultan Ottoman (Turki Usmani), Abdul Hamid II pada 1894 dan diangkat sebagai atase khusus negeri Persia untuk Liverpool.

Ia juga mendapat sejumlah hadiah berupa uang dari pemimpin Afghanistan. Uang tersebut ia gunakan untuk mendanai perguruan tinggi Islam miliknya di Liverpool.

Jumat, Oktober 15, 2010

209 CALON JAMAAH HAJI KABUPATEN ENDE TAHUN 2010

Sebanyak 109 calon haji asal Kabupaten Ende Senin (11/10) diberangkatkan menuju Surabaya dengan menggunakan pesawat Avia Star di Bandara Haji Hasan Aroeboesman. Jamaah calon haji asal Ende ini akan berkabung dengan embarkasi Mojokerto Jawa Timur
Wakil Bupati (Wabup) Ende yang juga Ketua Umum Pemberangkatan dan Penjemputan Jamaah Haji Kabupaten Ende Drs Achmad Mochdar usai pelepasan jamaah calon haji mengatakan jamaah calon haji yang diberangkatkan diharapkan doa dari semua pihak agar mereka dapat menjalankan ibadah haji dengan baik. Selama menjalankan ibadah haji mereka senantiasa dilindungi oleh Allah SWT.
Lebih lanjut Wabup Mochdar mengatakan menjalankan ibadah juga membutuhkan energi yang baik, kesehatan yang baik dan memanfaatkan waktu dengan baik. Selama disana mereka harus berada bersama dan menjalankan ibadah bergabung dengan dua juta lebih umat yang ada. Untuk itu Wabup Mochdar berharap kepada calon haji agar selalu menjaga kesehatan dan senantiasa memanfaatkan waktu yang ada untuk beribadah dengan baik dan setelah menjalankan ibadah haji ini, jamaah haji nantinya bisa kembali ke tanah air dengan selamat.
Sementara itu Ketua MUI Kabupaten Ende Abdurahman Aroeboesman yang juga jamaah calon haji dalam kesempatan mengatakan keberangkatan dia bersama jamaah calon haji lainnya adalah untuk menjalankan rukun Islam kelima dan merupakan keridhoan dari Allah. Dia berharap setelah menjalankan ibadah ini nantinya dapat menjadi haji yang mabrur serta mampu meningkatkan kualitas hidup dalam membangun bangsa dan negara.

Minggu, Oktober 10, 2010

KEAJAIBAN KITAB SUCI AL-QURAN

Ilmuwan Mesir, Prof Dr Zagloul Mohamed El-Naggar, mengatakan semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), semakin terungkap pula keajaiban kitab suci Alquran. "Alquran bukan buku ilmu pengetahuan. Tapi ayat-ayatnya mengenai alam semesta (kauniyah) kini terbukti dalam penemuan-penemuan ilmiah di abad modern ini," kata Prof Naggar dalam ceramahkanya di Aula Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis.

Pakar ilmu bumi (geologi) tersebut mengupas beragam penemuan ilmiah mengenai alam semesta yang mengamini hakekat kebenaran Alquran. Sebagai contoh, ayat 6 Surat Al Thur, "Al Bahrul Masjur" (Demi laut yang --di dalam tanah bawah laut itu-- ada api). "Terbukti secara ilmiah oleh para ahli geologi dan ilmu kelautan bahwa dasar semua samudera dipanasi oleh jutaan ton magma yang keluar dari perut bumi," katanya.

Menurut peraih doktor geologi lulusan Universitas Wales, Inggris pada 1963 itu, magma tersebut keluar melalui jaringan rengkahan raksasa yang secara total merobek lapisan litosfir dan sampai ke lapisan astenosfir. "Para ilmuwan yang jujur akan kagum melihat kepeloporan Al Quran dan hadis-hadis Nabi terkait petunjuk tentang fakta-fakta ilmiah bumi, yang baru dapat dibuktikan pada akhir abad ke-20 seiring dengan kemajuan iptek," kata ilmuwan yang telah menghafal semua 30 juz Alquran saat ia berusia sepuluh tahun itu.

Fakta ilmiah lain, katanya, yaitu ayat 15 dan 16 Surat At Takwir: "Fala Uqsimu bil khunnas. Al Jawaril Kunnas" (Aku bersumpah dengan bintang-bintang yang tak tampak. Yang bergerak sangat cepat). Prof Naggar menjelaskan, para ulama dahulu menafsirkan ayat tersebut secara metaforis, namun para ahli astronomi pada akhir abad 20 menemukan fakta ilmiah, yaitu apa yang disebut Black Hole (Lubang Hitam).

Black hole adalah planet yang ditandai dengan densitas yang tinggi dan gravitasi yang kuat, tempat zat dan semua bentuk energi termasuk cahaya tidak mungkin lepas dari perangkapnya. Disebut lubang hitam karena ia sangat gelap tak terlihat, dengan kecepatan geraknya diperkirakan mencapai 300 ribu km per detik.

Black holes dianggap sebagai fase tua kehidupan bintang, yang didahului ledakan dan zatnya kembali menjadi nebula. "Fakta ini baru terungkap pada akhir abad 20, yakni 14 abad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW," kata Prof Naggar.

Rabu, Oktober 06, 2010

SUBURKAN CINTA MASYARAKAT ENDE KEPADA-MU

Wahai Tuhan
Selamatkan kami ini
Dari segala
Kejahatan dan kecelakaan

Kami takut
Kami harap
Kepada-MU

Suburkanlah
Cinta kami
Kepada-MU

Yaa... ALLAH