Bukan harta, apalagi jabatan yang menjadi bekal terbaik dalam hidup
ini. Akidah yang kuat dengan iman yang kokoh menjadi energi terbaik dan
membuat seseorang menjadi lebih kuat.
Diriwayatkan dari Jabir ra,
ia berkata, "Pada Perang Uhud ada seorang yang bertanya kepada Nabi
SAW, 'Apakah engkau tahu di manakah tempatku seandainya aku terbunuh?'
Beliau menjawab, 'Di dalam surga.' Kemudian orang itu melemparkan
biji-biji kurma yang ada di tangannya, lalu maju ke medan perang sampai
mati terbunuh." (HR Bukhari dan Muslim).
Iman dalam setiap diri
kadang naik dan turun. Karena itu, peliharalah dan pertahankan sebaik
mungkin. Rasulullah SAW mengibaratkan iman sebagai perhiasan terindah,
tergambar dalam doa, "Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan keimanan.
Dan, jadikanlah kami sebagai orang yang mendapatkan petunjuk dan
memberi petunjuk kepada orang lain."
Hidup manusia selalu berada
pada bukit, lembah, bahkan dasar jurang, semuanya serbaberliku dan
menantang, butuh proses panjang dalam menjalaninya. Seperti roda yang
terus berputar, kadang di bawah, kadang juga di atas. Ketika berada di
atas, rasanya nyaman dan penuh rasa syukur menjalaninya.
Namun, saat terpuruk di bawah, penuh kesedihan, penyesalan, dan rasa
kehilangan. Tak jarang, sebagian dari kita marah, protes atas
takdir-Nya, berputus asa dan lari dari kenyataan dan mengakhiri hidup
dengan konyol (bunuh diri).
Harta, takhta, jabatan, atau keluarga
sekali pun belumlah cukup menjadikan diri manusia kuat menghadapi
segala cobaan. Hanya keimanan yang menjadi obat sekaligus penguat dalam
menyikapi segala persoalan kehidupan.
Iman yang kuat membuat
manusia bijak dalam bersikap, berbuat, dan bertindak. Iman berfungsi
sebagai perisai yang melindungi dari perbuatan jahat dan mendorong untuk
melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dengan iman, sekeras apa pun cobaan
yang menimpa, tidak akan menjadikan diri kita berburuk sangka kepada
Allah SWT. Dengan iman, hidup menjadi lebih optimistis, selalu
bersemangat, dan penuh makna.
Berdoalah selalu agar iman kita
terjaga. Sesungguhnya, orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. (QS
Yunus: 9).
Jauhkan diri kita dari kebodohan, kelalaian dalam
beribadah, nafsu yang membawa kepada keburukan, dan berbuat maksiat
karena akan mengurangi iman. Berlindunglah selalu kepada Allah SWT agar
dilindungi dari godaan setan, godaan gemerlap duniawi yang melalaikan,
dan teman bergaul yang berakhlak buruk. Kecenderungan manusia untuk
menumpuk harta dan lalai kepada peran sejatinya sebagai hamba dan
khalifah di muka bumi ini telah digambarkan Allah SWT dalam surah
at-Takatsur.
Padahal, harta dan takhta hanyalah amanah dan alat
untuk beribadah. Tetaplah pelihara hati agar jangan pernah sedetik pun
berpaling dari Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Dengan keimanan,
kebahagiaan dunia dan akhirat menjadi niscaya. Dengan keimanan pula,
akan digapai ketenangan dan kemantapan jiwa.
Dalam Alquran surah
an-Nahl ayat 97, Allah berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik...."
Iman
membimbing kepada ketaatan, keihklasan dalam beribadah, sabar
menghadapi cobaan, dan tawakal kepada Allah. Hatinya selalu diliputi
kepasrahan, ketenangan, penuh harap, dan ridha atas segala
keputusan-Nya. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar