Tiada godaan terhebat dari seorang yang sukses rizkinya, jabatannya,
popularitasnya, ilmunya, dan keturunannya kecuali bangga dan kagum pada
dirinya sendiri.
Merasa paling hebat, paling pintar, paling
benar, paling suci. Inilah penyakit hati orang sukses termasuk orang
seperti abang ini.
Begini begitu kan kesannya saja padahal aib
kekurangan seabrek abrek, untungnya saja aib abang dan kita semua masih
ditutupi Allah.
Kalau dibuka pasti sangat malu dan hina. “Jangan
kamu terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
terlalu membanggakan diri” (QS Al-Qashash 76).
“Maka jangan kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Allah) paling mengetahui orang yang bertakwa” (QS An-Najm 32).
Rasulullah
mengingatkan mengulang sampai tiga kali, "Takutlah kalian pada al uzba"
yaitu bangga kagum pada diri sendiri. Nasehat ini beliau arahkan pada
para sahabat sahabat beliau yang shaleh dan hafal Alquran.
Memang
dosa ujub ini lebih halus dari langkah semut, bisa jadi kesannya
tawadhu tetapi di hati ingin dipuji, marah dihina ternyata karena
berharap dipuji.
Inilah "dho'ful aqli wal iimaani" tanda lemahnya
akal dan iman. Padahal sangat rugi, sudah cape-cape beramal dihancurkan
kemudian dengan ujub.
Jadi, seringlah duduk di majlis Ilmu dan
Zikir. Saat menengadah menatap wajah guru, rontoklah kebanggaan dirinya.
Duduklah bersama faqir miskin, yatim piatu, orang-orang susah.
Ziarahilah
kuburan, perkuat puasa sunnah, tadabburkan Alqur'an, perhebat istigfar.
Dan selalu harus sempatkan diri secara khusus muhasabah diri selesai
sholat malam, "siapa aku, darimana, dimana, dan mau kemana akhirnya
aku?"
Sungguh tidak pantas bangga diri kecuali hanya Allah Maha Terpuji.
Sungguh ini abang tulis untuk diri abang yang banyak dosa ini, dan kalian sahabatku tercinta.
Allahumma
ya Allah jadikanlah kami hambaMu yang Kau ridhoi minal mukhlishiin,
berilah kami rizki teragung yaitu sifat ikhlas, dan bersihkan hati kami
dari riya, sum'ah, ujub, dan semua penyakit hati... Aaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar