APAKAH kita mengenal dengan baik nama-nama di bawah ini?
1. Abu Bakar Siddiq radhiallahu ‘anhu
2. Umar Bin Khatab radhiallahu ‘anhu
3. Usman Bin Affan radhiallahu ‘anhu
4. Ali Bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu
5. Thalhah Bin Abdullah radhiallahu ‘anhu
6. Zubair Bin Awaam
7. Sa’ad bin Abi Waqqas radhiallahu ‘anhu
8. Sa’id Bin Zaid radhiallahu ‘anhu
9. Abdurrahman Bin Auf radhiallahu ‘anhu
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah radhiallahu ‘anhu
Atau beberapa nama di bawah ini :
1.Khadijah Binti Khuwailid radhiallahu ‘anha
2. Saudah Binti Zam’ah radhiallahu ‘anha
3. Aisyah Binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha
4. Hafshah Binti Umar radhiallahu ‘anha
5. Zainab Binti Khuzaimah radhiallahu ‘anha
6. Hindun binti Hudzaifa (Ummu Salamah) radhiallahu ‘anha
7. Zainab Binti Jahsy radhiallahu ‘anha
8.Juwairiyah Binti Al-Harits radhiallahu ‘anha
9.Ramlah Binti Abu Sufyan radhiallahu ‘anha
10. Shafiyyah Binti Huyay radhiallahu ‘anha
11. Maimunah Binti Al-Harits radhiallahu ‘anha
12. Fatimah Binti Rasulullah radhiallahu ‘anha
13. Asma’ Binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha
Barangkali banyak dari kita hanya tahu sedikit saja tentang mereka,
bahkan ada dari kita yang sama sekali kita tak tahu apa-apa tentang
mereka.
Jadi wajarlah, kalau kemudian kita lebih memilih mengambil inspirasi
dan figur teladan ataupun menempatkan panutan orang -orang dari kalangan
artis lokal maupun luar, motivator, atlit olahraga, hingga tokoh-tokoh
non muslim dan sebagainya.
Karena, kebanyakan kita tak kenal generasi terbaik sepanjang sejarah
peradaban manusia setelah para Nabi dan Rasul. Kita malas mencari tau
tentang mereka, manusia-manusia yang sarat dengan taqwa, karena
senantiasa terpupuk dengan Al Quran dan As-Sunnah.
Bukan hanya itu, pengorbanan dan kegigihan mereka dalam membela
akidahnya, mengorbankan segala yang dimiliki untuk kepentingan Islam dan
tidak jerih dengan kezhaliman, siksaan, dan kematian yang harus
dihadapi.
Mengapa bukan manusia-manusia terbaik tersebut yang kita jadi
insipirasi kita? Agar kualitas beragama kita minimal bisa meningkat?
Mengapa memilih artis baru hijrah yang notabene cara berhijabnya pun masih belum sempurna dan cenderung tabarruj?
Tapi, kemudian kita selalu berdalih jangan lihat penampilannya tapi
lihat hal-hal baik dari dirinya. Maka, berkaitan dengan soal penampilan
itu saya meminjam nasehat seorang ustadz :
Kita sepertinya meninggalkan kalam Umar yang terkenal itu; “Saat ini
wahyu telah terputus,maka kami akan menghukumi orang-orang sesuai
zhohirnya adapun bathin-nya kami serahkan kepada Allah.”
Kita malah kebalik.
“Kita hukumi bathinnya berdasarkan praduga dan zhohirnya diserahkan pada Allah.”
Saya ikut Umar bin khatab saja lah.
Kalau selalu kata-kata abaikan penampilannya dipakai beralasan, maka
apa gunanya yang penampilan yang berjanggut, bercelana cingkrang atau
berhijab syar’i? Toh, yang penting ambil saja yang baik-baik saja.
Patutlah inspirator pilihan kita, sering jauh dari kesan Islami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar