Suatu hari, Ibrahim bin Adham berbincang-bincang dengan salah seorang muridnya dalam tasawuf yang bernama Syaqiqal-Bakhi.
Ibrahim lalu bertanya kepada sang murid, “Apa pekerjaanmu sebelum
menjadi muridku?” “Saya seorang pengusaha dari Balkh. Tapi, karena
tertarik pada tasawuf saya tinggalkan bisnis saya,” jawab Syaqiq.
Ibrahim bertanya, “Mengapa
kamu tinggalkan bisnismu kemudian menjadi pengikutku?” “Pada saat
menjadi pengusaha, saya selalu dilanda perasaan resah, gelisah, dan
ketidakpastian tentang masa depan usaha saya,'' jawab Syaqiq.
''Sampailah
suatu ketika saya berada di daerah padang pasir yang jauh dari
keramaian. Saya melihat seekor burung jatuh ke tanah dengan kondisi
memprihatinkan karena sayapnya patah,” ujar Syaqiq.
Ia lalu melanjutkan, “Saya
terharu, merasa kasihan dan iba terhadap musibah yang menimpa burung
itu. Pastilah, dia akan mati karena tidak ada makanan baginya. Ketika
saya berpikir begitu, tiba-tiba ada seekor burung lain yang terbang ke
arah burung yang patah sayap itu, di paruh burung itu ada makanan.''
''Lalu, dia menjatuhkan makanan itu untuk burung yang patah sayapnya.”
Melihat peristiwa itu, Syaqiq pun berpikir. Burung yang patah sayap
saja masih mendapatkan makanan dan bisa meneruskan hidupnya dalam
keadaan apa pun. “Tentulah manusia lebih dari itu,” ungkap dia.
Ibrahim pun langsung menyanggah, “Syaqiq,
mengapa engkau hanya berpikir menjadi burung yang patah sayapnya itu,
sementara engkau tidak berpikir untuk menjadi burung yang terbang dan
memberikan makanan kepada sesamanya yang kelaparan dan membutuhkan.”
Sang guru pun memberi nasihat, “Seharusnya engkau berusaha menjadi burung yang memberikan makanan itu, sebab umat Islam dianjurkan menjadi umat yang produktif.”
Nasihat
Ibrahim bin Adham kepada muridnya mengingatkan kita agar menjadi umat
beriman yang produktif, selalu berorientasi memberi kebahagian kepada
orang lain. Bukan justru sebaliknya, selalu mengharapkan bantuan dan
pertolongan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa memberikan kemudahan
terhadap orang yang dalam kesusahan maka Allah akan memberikan kemudahan
kepadanya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong
hamba-Nya selama ia masih menolong saudaranya.” (HR Muslim).
Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk berusaha menjadi orang pertama yang
membantu orang yang sedang membutuhkan dan kesusahan.
Bukankah
menebarkan kebaikan dan kebahagiaan kepada orang lain dengan tulus itu
bagaikan harumnya bunga. Selain dapat menebarkan keharuman kepada si
penanam. Keharuman bunga itu juga dapat dirasakan orang-orang yang
berada di sekitarnya.
Kamis, Agustus 28, 2014
Selasa, Agustus 26, 2014
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEPATUHAN KEPADA SUAMI OLEH ISTRI
Seorang lelaki datang menghampiri Rasulullah SAW. Sekonyong-konyong,
Muadz, nama lelaki itu, menghampiri kaki Baginda Nabi Muhammad dan
bersujud di hadapannya.
Maka, Rasulullah pun menegur Muadz. “Apa yang kau lakukan ini, wahai Muadz?” Dia lantas menjawab, “Aku mendatangi Syam, aku dapati mereka (penduduknya) sujud kepada uskup mereka. Maka aku berkeinginan dalam hatiku untuk melakukannya kepadamu, wahai Rasulullah.”
Rasulullah SAW pun melarang Muadz. “Jangan engkau lakukan hal itu karena sungguh andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sampai ia menunaikan hak suaminya. Seandainya suaminya meminta dirinya dalam keadaan ia berada di atas pelana (hewan tunggangan) maka ia tidak boleh menolaknya.”
Hadis yang diriwayatkan dari sahih Ibnu Majah dan sahih Ibnu Hibban dari Abdullah Ibnu Abi Auf RA tersebut menggambarkan betapa seorang istri harus taat kepada suami. Islam meninggikan kedudukan seorang suami sebagai imam sehingga istri harus patuh.
Ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Ketaatan kepada suami menunujukkan kesalehan seorang istri. Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT yang termaktub dalam Alquran surah an-Nisa (4) ayat 34.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian, jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”
Ketika seorang istri taat dan patuh kepada suaminya, akan menjadi sebab bagi sang istri mendapatkan surga. Sebaliknya, pembangkangan seorang istri terhadap suaminya akan berakibat mendapatkan laknat Allah dan di akhirat masuk neraka.
Dalam saahih Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.”
Dalam hadis lain, “Jika seorang suami mengajak istrinya berhubungan dan istri menolak, lalu suami marah kepadanya sepanjang malam, para malaikat melaknat istri itu sampai pagi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, bisa dikatakan, bila surganya anak itu terletak pada telapak kaki (keridaan) ibu, surganya istri itu terletak pada telapak kaki (keridaan) suami. Dari Ummu Salamah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridoa kepadanya niscaya ia akan masuk surga.”(HR Tirmidzi)
Untuk itu, seorang istri yang ingin dimasukkan ke surga, hendaknya ia selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta mencari keridaan suami dengan cara taat dan patuh kepada suaminya. Ketaatan sepanjang suaminya itu tidak memerintahkan dan mengajak kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada khalik (Allah).” Wallahu’alam.
Maka, Rasulullah pun menegur Muadz. “Apa yang kau lakukan ini, wahai Muadz?” Dia lantas menjawab, “Aku mendatangi Syam, aku dapati mereka (penduduknya) sujud kepada uskup mereka. Maka aku berkeinginan dalam hatiku untuk melakukannya kepadamu, wahai Rasulullah.”
Rasulullah SAW pun melarang Muadz. “Jangan engkau lakukan hal itu karena sungguh andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sampai ia menunaikan hak suaminya. Seandainya suaminya meminta dirinya dalam keadaan ia berada di atas pelana (hewan tunggangan) maka ia tidak boleh menolaknya.”
Hadis yang diriwayatkan dari sahih Ibnu Majah dan sahih Ibnu Hibban dari Abdullah Ibnu Abi Auf RA tersebut menggambarkan betapa seorang istri harus taat kepada suami. Islam meninggikan kedudukan seorang suami sebagai imam sehingga istri harus patuh.
Ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Ketaatan kepada suami menunujukkan kesalehan seorang istri. Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT yang termaktub dalam Alquran surah an-Nisa (4) ayat 34.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian, jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”
Ketika seorang istri taat dan patuh kepada suaminya, akan menjadi sebab bagi sang istri mendapatkan surga. Sebaliknya, pembangkangan seorang istri terhadap suaminya akan berakibat mendapatkan laknat Allah dan di akhirat masuk neraka.
Dalam saahih Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.”
Dalam hadis lain, “Jika seorang suami mengajak istrinya berhubungan dan istri menolak, lalu suami marah kepadanya sepanjang malam, para malaikat melaknat istri itu sampai pagi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, bisa dikatakan, bila surganya anak itu terletak pada telapak kaki (keridaan) ibu, surganya istri itu terletak pada telapak kaki (keridaan) suami. Dari Ummu Salamah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridoa kepadanya niscaya ia akan masuk surga.”(HR Tirmidzi)
Untuk itu, seorang istri yang ingin dimasukkan ke surga, hendaknya ia selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta mencari keridaan suami dengan cara taat dan patuh kepada suaminya. Ketaatan sepanjang suaminya itu tidak memerintahkan dan mengajak kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada khalik (Allah).” Wallahu’alam.
Senin, Agustus 25, 2014
MUNIR CALON BINTANG BARCELONA
Lupakan sejenak nama besar Luis Suarez yang hijrah ke Barcelona pada musim panas ini. Publik Camp Nou saat ini tengah mabuk kepayang oleh aksi anak muda bernama Munir El Haddadi Mohamed.
Mencetak empat gol dari dua laga terakhir Barcelona di ajang pramusim, Munir makin membuat pelatih Barca, Luis Enrique, mempertimbangkannya bergabung bersama tim utama Blaugrana musim 2014/2015.
Yang terbaru, Munir berhasil mencetak gol spetakuler saat Barca menang 3-0 atas Elche pada laga pekan perdana La Liga 2014/2015, Senin (25/8) dinihari WIB.
Remaja 18 tahun itu secara mengejutkan diturunkan pelatih Barca, Luis Enrique, sebagai starter ketika Barca menjamu Elche di Nou Camp. Munir mendampingi Lionel Messi dan Rafinha di sektor penyerangan Barca.
Munir menjawab kepercayaan Enrique dengan langsung mampu melesakkan gol pada laga debut bersama tim senior Barca. Munir mencetak gol kedua Blaugrana.
"Saya sangat senang dengan debut saya, gol dan kerja sama tim. Sebuah kehormatan dapat mencetak gol di Nou Camp, bermain bersama Messi dan seluruh pemain tim utama," tutur Munir kepada Canal+.
Sinar Munir
Munir mulai bersinar kala Barcelona melakoni laga persahabatan bertajuk Joan Gamper Trophy di Camp Nou minggu lalu. Barcelona menang telak enam gol tanpa balas atas wakil Meksiko, Club Leon.
Munir yang berstatus sebagai pemain pengganti pada pertandingan itu sanggup melesakkan dua gol di babak kedua.
Gol pertama diciptakan pemain berusia 18 tahun itu pada menit ke-55. Publik Camp Nou sempat memberikan sambutan hangat kepada Suarez yang tampil perdana untuk Barcelona 15 menit sebelum laga usai.
Namun, mantan bomber Liverpool itu tampil kurang mengesankan sampai akhirnya Munir kembali mencuri perhatian Barcelonistas melalui gol keduanya di menit ke-78.
Seusai laga, Enrique memuji Munir atas performa gemilang yang ditampilkannya malam itu. Pelatih asal Spanyol ini mengaku puas dengan penampilan talenta mudanya selama mengikuti laga pramusim bersama tim senior Barca.
Namun, Enrique meminta Munir tidak lekas berpuas diri dan terus berkembang. Pelatih yang juga pernah membela Barcelona di era 90-an ini siap memberikan kesempatan kepada sang pemain untuk tampil di pertandingan resmi.
"Kami tahu Munir mempunyai kualitas. Seberapa jauh dia berkembang tergantung dirinya sendiri. Menyenangkan memiliki skuat cadangan seperti yang kami miliki," ujar Enrique
Sebelumnya, pada laga melawan HJK Helsinki di ajang yang sama, Munir juga tampil sebagai bintang lapangan dengan mencetak dua gol dan satu assist.
Gol pertama dilesakkan Munir pada menit kelima. Ia menyelesaikan umpan brilian Andres Iniesta dengan tembakan voli terarah.
Belum ingin meredakan kejutan, pemain keturunan Maroko ini kemudian menjadi penyodor assist kepada Sergi Roberto. Umpan satu-dua antara keduanya diakhiri dengan sepakan mulus Munir yang disebut-sebut sebagai gelandang berbakat El Barca.
Pemuda bernama lengkap Munir El Haddadi Mohamed ini lagi-lagi mencuri perhatian dengan gol keduanya pada menit ke-17. Kali ini ia melepaskan tandukan untuk menyambut umpan silang cantik Rafinha Alcantara.
Gabung Barcelona
Lahir di San Lorenzo de El Escorial, Madrid, Munir mengawali karir bersama Rayo Majadahonda dengan mencetak 32 gol dari 29 pertandingan. Karena penampilan ciamik yang ditunjukannya, pemain yang akan berulang tahun ke-19 pada 1 September nanti ini menarik minat dari sejumlah pihak seperti Real Madrid dan Manchester City.
Munir kemudian mengikuti trial bersama Atletico Madrid, tetapi akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama akademi Barcelona pada 2011 lalu.
Munir menjalani debutnya bersama akademi Barca ketika menghadapi Ajax pada ajang Liga Eropa U-19. Kala itu ia berhasil mencetak 2 gol ke gawang Ajax dan kembali unjuk gigi kala bertemu Milan dan Copenhagen.
Pada partai final, Munir kembali mencetak gol sewaktu berhadapan dengan Benfica. Ia pun menyelesaikan turnamen dengan mencetak 11 gol dari 10 kali tampil
Pada awal 2014, Munir sempat dikaitkan dengan sejumlah klub besar Eropa seperti Arsenal, Paris Saint-Germain dan Bayern Muenchen. Namun, ia akhirnya memutuskan untuk memperpanjang kontraknya bersama Barca hingga Juni 2017 dengan klausul pelepasan kontrak senilai 12 juta euro.
Jumlah ini akan meningkat menjadi 35 juta euro andaikan Munir bergabung dengan tim utama Blaugrana.
Mencetak empat gol dari dua laga terakhir Barcelona di ajang pramusim, Munir makin membuat pelatih Barca, Luis Enrique, mempertimbangkannya bergabung bersama tim utama Blaugrana musim 2014/2015.
Yang terbaru, Munir berhasil mencetak gol spetakuler saat Barca menang 3-0 atas Elche pada laga pekan perdana La Liga 2014/2015, Senin (25/8) dinihari WIB.
Remaja 18 tahun itu secara mengejutkan diturunkan pelatih Barca, Luis Enrique, sebagai starter ketika Barca menjamu Elche di Nou Camp. Munir mendampingi Lionel Messi dan Rafinha di sektor penyerangan Barca.
Munir menjawab kepercayaan Enrique dengan langsung mampu melesakkan gol pada laga debut bersama tim senior Barca. Munir mencetak gol kedua Blaugrana.
"Saya sangat senang dengan debut saya, gol dan kerja sama tim. Sebuah kehormatan dapat mencetak gol di Nou Camp, bermain bersama Messi dan seluruh pemain tim utama," tutur Munir kepada Canal+.
Sinar Munir
Munir mulai bersinar kala Barcelona melakoni laga persahabatan bertajuk Joan Gamper Trophy di Camp Nou minggu lalu. Barcelona menang telak enam gol tanpa balas atas wakil Meksiko, Club Leon.
Munir yang berstatus sebagai pemain pengganti pada pertandingan itu sanggup melesakkan dua gol di babak kedua.
Gol pertama diciptakan pemain berusia 18 tahun itu pada menit ke-55. Publik Camp Nou sempat memberikan sambutan hangat kepada Suarez yang tampil perdana untuk Barcelona 15 menit sebelum laga usai.
Namun, mantan bomber Liverpool itu tampil kurang mengesankan sampai akhirnya Munir kembali mencuri perhatian Barcelonistas melalui gol keduanya di menit ke-78.
Seusai laga, Enrique memuji Munir atas performa gemilang yang ditampilkannya malam itu. Pelatih asal Spanyol ini mengaku puas dengan penampilan talenta mudanya selama mengikuti laga pramusim bersama tim senior Barca.
Namun, Enrique meminta Munir tidak lekas berpuas diri dan terus berkembang. Pelatih yang juga pernah membela Barcelona di era 90-an ini siap memberikan kesempatan kepada sang pemain untuk tampil di pertandingan resmi.
"Kami tahu Munir mempunyai kualitas. Seberapa jauh dia berkembang tergantung dirinya sendiri. Menyenangkan memiliki skuat cadangan seperti yang kami miliki," ujar Enrique
Sebelumnya, pada laga melawan HJK Helsinki di ajang yang sama, Munir juga tampil sebagai bintang lapangan dengan mencetak dua gol dan satu assist.
Gol pertama dilesakkan Munir pada menit kelima. Ia menyelesaikan umpan brilian Andres Iniesta dengan tembakan voli terarah.
Belum ingin meredakan kejutan, pemain keturunan Maroko ini kemudian menjadi penyodor assist kepada Sergi Roberto. Umpan satu-dua antara keduanya diakhiri dengan sepakan mulus Munir yang disebut-sebut sebagai gelandang berbakat El Barca.
Pemuda bernama lengkap Munir El Haddadi Mohamed ini lagi-lagi mencuri perhatian dengan gol keduanya pada menit ke-17. Kali ini ia melepaskan tandukan untuk menyambut umpan silang cantik Rafinha Alcantara.
Gabung Barcelona
Lahir di San Lorenzo de El Escorial, Madrid, Munir mengawali karir bersama Rayo Majadahonda dengan mencetak 32 gol dari 29 pertandingan. Karena penampilan ciamik yang ditunjukannya, pemain yang akan berulang tahun ke-19 pada 1 September nanti ini menarik minat dari sejumlah pihak seperti Real Madrid dan Manchester City.
Munir kemudian mengikuti trial bersama Atletico Madrid, tetapi akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama akademi Barcelona pada 2011 lalu.
Munir menjalani debutnya bersama akademi Barca ketika menghadapi Ajax pada ajang Liga Eropa U-19. Kala itu ia berhasil mencetak 2 gol ke gawang Ajax dan kembali unjuk gigi kala bertemu Milan dan Copenhagen.
Pada partai final, Munir kembali mencetak gol sewaktu berhadapan dengan Benfica. Ia pun menyelesaikan turnamen dengan mencetak 11 gol dari 10 kali tampil
Pada awal 2014, Munir sempat dikaitkan dengan sejumlah klub besar Eropa seperti Arsenal, Paris Saint-Germain dan Bayern Muenchen. Namun, ia akhirnya memutuskan untuk memperpanjang kontraknya bersama Barca hingga Juni 2017 dengan klausul pelepasan kontrak senilai 12 juta euro.
Jumlah ini akan meningkat menjadi 35 juta euro andaikan Munir bergabung dengan tim utama Blaugrana.
Rabu, Agustus 20, 2014
HIKMAH PENGABDIAN SEORANG MANDOR BANGUNAN
Sebut saja namanya Pak Misrun. Seorang mandor sebuah pengembang
perumahan. Selama ini perusahaan yang mempekerjakannya selalu puas atas
kinerjanya. Usianya sudah menginjak kepala enam. Fisiknya sudah terlihat
rapuh.
Pernah suatu waktu, Pak Misrun yang sadar fisiknya tidak seprima 20 tahun yang lalu menyampaikan untuk mengundurkan diri. Tapi selalu ditolak halus oleh pimpinannya. Sampai tibalah di hari itu, Pak Misrun ingin berpamit untuk berhenti kerja. Namun, kali ini sepertinya akan dikabulkan. Boleh, jika Pak Misrun ingin mengundurkan diri tapi mohon kerjakan satu proyek rumah untuk yang terakhir kali, ujar sang pimpinan.
Pak Misrun sebenarnya sudah tidak bisa menikmati segala macam pekerjaannya ini. Sehingga, meski diterima, tapi tidak dengan semangat seperti awal-awal dia bekerja.
Kali ini dia mengerjakannya asal-asalan, setengah hati, dan cenderung yang penting selesai, pilihan bahan-bahan bangunan dan furnitur pun tidak seperti biasa.
Singkat cerita, selesai sudah proyek rumah besar tersebut. Dan Pak Misrun pun berniat menghadap sang pimpinan. Beberapa kunci rumah dan kamar di genggamnya.
Namun, ketika hendak masuk ruangan si bos, sekretaris kantor memberi kabar si bos sedang mengerjakan umrah dan menitipkan dua amplop besar untuknya. Penasaran dengan isi dari dua amplop tersebut, Pak Misrun membukanya dengan seksama.
Amplop pertama berisi ucapan terima kasih perusahaan kepada beliau atas pengabdiannya selama ini. Sedangkan amplop kedua berisi Surat Sertifikat Tanah.
Sedikit terkaget, ketika isi surat kepemilikan tanah tersebut ternyata mencantumkan nama beliau sebagai pemilik dari rumah yang baru saja diselesaikannya.
Terselip secarik kertas kecil, tulisan tangan sang pimpinan, Dengan telah dibukanya kedua amplop ini saya mengucapkan untuk terakhir kalinya ucapan terima kasih atas pengabdian yang tulus dari Pak Misrun untuk perusahaan ini.
Sebagai tanda mata kami, mohon berkenan menerima satu unit rumah dengan seluruh isi yang telah Pak Misrun siapkan. Kunci langsung saja dipegang untuk selamanya oleh Pak Misrun. Kontan, berbagai gejolak rasa menyergap hatinya.
Di antara rupa-rupa rasa itu adalah penyesalan yang tak terhingga. Kenapa, untuk terakhir dia bekerja, dia tidak maksimal mengerjakan proyek yang sebenarnya direncanakan untuk sebuah hadiah atas pengabdiannya selama ini.
Ikhwah, begitulah sebuah fragmen cerita untuk kita unduh hikmahnya. Ternyata atas semua pengabdian kita selama ini, pada titik tertentu pasti Allah akan memberi apresiasi yang tidak kita duga sebelumnya. Dan itu adalah haq.
Apresiasi Allah terkadang sesuai dengan yang sudah kita kerjakan atau bahkan dilebihkan dari yang telah kita persembahkan (baca QS al-Muzamil, 20). Wallahu a'lam
Pernah suatu waktu, Pak Misrun yang sadar fisiknya tidak seprima 20 tahun yang lalu menyampaikan untuk mengundurkan diri. Tapi selalu ditolak halus oleh pimpinannya. Sampai tibalah di hari itu, Pak Misrun ingin berpamit untuk berhenti kerja. Namun, kali ini sepertinya akan dikabulkan. Boleh, jika Pak Misrun ingin mengundurkan diri tapi mohon kerjakan satu proyek rumah untuk yang terakhir kali, ujar sang pimpinan.
Pak Misrun sebenarnya sudah tidak bisa menikmati segala macam pekerjaannya ini. Sehingga, meski diterima, tapi tidak dengan semangat seperti awal-awal dia bekerja.
Kali ini dia mengerjakannya asal-asalan, setengah hati, dan cenderung yang penting selesai, pilihan bahan-bahan bangunan dan furnitur pun tidak seperti biasa.
Singkat cerita, selesai sudah proyek rumah besar tersebut. Dan Pak Misrun pun berniat menghadap sang pimpinan. Beberapa kunci rumah dan kamar di genggamnya.
Namun, ketika hendak masuk ruangan si bos, sekretaris kantor memberi kabar si bos sedang mengerjakan umrah dan menitipkan dua amplop besar untuknya. Penasaran dengan isi dari dua amplop tersebut, Pak Misrun membukanya dengan seksama.
Amplop pertama berisi ucapan terima kasih perusahaan kepada beliau atas pengabdiannya selama ini. Sedangkan amplop kedua berisi Surat Sertifikat Tanah.
Sedikit terkaget, ketika isi surat kepemilikan tanah tersebut ternyata mencantumkan nama beliau sebagai pemilik dari rumah yang baru saja diselesaikannya.
Terselip secarik kertas kecil, tulisan tangan sang pimpinan, Dengan telah dibukanya kedua amplop ini saya mengucapkan untuk terakhir kalinya ucapan terima kasih atas pengabdian yang tulus dari Pak Misrun untuk perusahaan ini.
Sebagai tanda mata kami, mohon berkenan menerima satu unit rumah dengan seluruh isi yang telah Pak Misrun siapkan. Kunci langsung saja dipegang untuk selamanya oleh Pak Misrun. Kontan, berbagai gejolak rasa menyergap hatinya.
Di antara rupa-rupa rasa itu adalah penyesalan yang tak terhingga. Kenapa, untuk terakhir dia bekerja, dia tidak maksimal mengerjakan proyek yang sebenarnya direncanakan untuk sebuah hadiah atas pengabdiannya selama ini.
Ikhwah, begitulah sebuah fragmen cerita untuk kita unduh hikmahnya. Ternyata atas semua pengabdian kita selama ini, pada titik tertentu pasti Allah akan memberi apresiasi yang tidak kita duga sebelumnya. Dan itu adalah haq.
Apresiasi Allah terkadang sesuai dengan yang sudah kita kerjakan atau bahkan dilebihkan dari yang telah kita persembahkan (baca QS al-Muzamil, 20). Wallahu a'lam
Jumat, Agustus 15, 2014
JABATAN SESUAI DENGAN TUNTUNAN ISLAM
Lima belas abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW telah memprediksi apa yang
akan terjadi terhadap umat beliau. Dalam hadis sahih riwayat Imam
Muslim, beliau bersabda, “Kamu akan berlomba mendapatkan jabatan,
padahal itu akan menjadi penyesalan pada hari kiamat nanti.”
Dalam hadis ini, Nabi mengecam perilaku umatnya yang menggebu-gebu mendapatkan jabatan, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Dalam riwayat lain, juga oleh Imam Muslim, Nabi memberikan penegasan.
Jabatan itu merupakan sebuah skandal memalukan yang akan dibongkar pada hari kiamat. Bila disebutkan pada hari kiamat, itu artinya bagi pemegang jabatan yang bersangkutan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat.
Maka derita pemegang jabatan tidak akan berakhir karena itu terjadi pada hari kiamat. Sedangkan, kesempatan bertobat tidak ada lagi.
Kepada seorang sahabat bernama Abdurrahaman bin Samurah, Nabi menyatakan, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu minta diberi jabatan. Apabila kamu memperoleh jabatan tanpa memintanya, kamu akan ditolong. Tetapi, kalau kamu memperoleh jabatan karena kamu memintanya, semua permasalahan akan dibebankan kepadamu.”
Dari hadis ini para ulama berkesimpulan, meminta jabatan berikut segala upaya untuk itu, termasuk berkampanye dan segala rekayasa agar dirinya terpilih untuk mendapatkan jabatan, merupakan perbuatan yang dilarang agama.
Prediksi Nabi ini tampaknya sudah terwujud sekarang. Banyak di antara umat beliau yang sekarang tergila-gila untuk memperoleh jabatan, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Konon, untuk menjadi anggota DPR-RI, seseorang harus mengeluarkan uang dari koceknya lebih dari Rp 1 miliar. Sedangkan, untuk menjadi gubernur di sebuah provinsi yang tidak potensial, sang calon gubernur konon harus mengeluarkan dana sebanyak Rp 150 juta.
Tampaknya, untuk konteks Indonesia masa kini, tidak ada seorang yang memperoleh jabatan dengan gratis. Inilah bukti prediksi Nabi, 15 abad yang lalu. Perbuatan seperti ini sudah dikecam Nabi. Apalagi, kalau selama memegang jabatan, mereka menyalahgunakan wewenangnya.
Diberitakan, lebih dari 50 persen kepala daerah di Indonesia, yang meliputi gubernur, bupati, dan wali kota merupakan koruptor. Bila berita ini benar, tidak terasa selama ini kita dipimpin oleh para koruptor.
Kami sendiri mengamati ada orang yang sebelum memegang jabatan, ia seorang yang saleh. Ia selalu memakai serban dan ke mana-mana disambut serta diciumi tangannya oleh masyarakat. Namun, setelah memperoleh jabatan, perilakunya berubah total.
Ia menjadi penjahat struktural kendati masih memakai serban. Inilah bajingan memakai serban. Maka, tepatlah prediksi Nabi di atas, jabatan akan menjadi penyebab penderitaan tiada akhir. Apakah semua pejabat akan memperoleh konsekuensi seperti itu? Jawabannya, tidak.
Sebab dalam sebuah pesan kepada Abu Dzar, Nabi mengatakan jabatan itu amanah. Pada hari kiamat nanti jabatan menjadi penyebab kehinaan dan penyesalan, kecuali yang mendapatkannya memiliki hak (kapasitas) untuk itu dan ia melaksanakan amanah yang dipikulkan kepadanya.
Dalam hadis lain, Nabi justru menyebut keutamaan pejabat dan imam adil, yaitu mereka yang memberikan hak kepada setiap orang yang memiliknya. Ia justru menjadi satu dari tujuh orang yang mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari kiamat.
Maka mendapatkan jabatan dibolehkan apabila yang bersangkutan memiliki kapasitas untuk itu. Adapun cara mendapatkannya tidak berlawanan dengan tuntunan Islam dan dalam menjalankan jabatan ia berlaku adil serta tidak menjadi penjahat struktural.
Dalam hadis ini, Nabi mengecam perilaku umatnya yang menggebu-gebu mendapatkan jabatan, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Dalam riwayat lain, juga oleh Imam Muslim, Nabi memberikan penegasan.
Jabatan itu merupakan sebuah skandal memalukan yang akan dibongkar pada hari kiamat. Bila disebutkan pada hari kiamat, itu artinya bagi pemegang jabatan yang bersangkutan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat.
Maka derita pemegang jabatan tidak akan berakhir karena itu terjadi pada hari kiamat. Sedangkan, kesempatan bertobat tidak ada lagi.
Kepada seorang sahabat bernama Abdurrahaman bin Samurah, Nabi menyatakan, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu minta diberi jabatan. Apabila kamu memperoleh jabatan tanpa memintanya, kamu akan ditolong. Tetapi, kalau kamu memperoleh jabatan karena kamu memintanya, semua permasalahan akan dibebankan kepadamu.”
Dari hadis ini para ulama berkesimpulan, meminta jabatan berikut segala upaya untuk itu, termasuk berkampanye dan segala rekayasa agar dirinya terpilih untuk mendapatkan jabatan, merupakan perbuatan yang dilarang agama.
Prediksi Nabi ini tampaknya sudah terwujud sekarang. Banyak di antara umat beliau yang sekarang tergila-gila untuk memperoleh jabatan, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Konon, untuk menjadi anggota DPR-RI, seseorang harus mengeluarkan uang dari koceknya lebih dari Rp 1 miliar. Sedangkan, untuk menjadi gubernur di sebuah provinsi yang tidak potensial, sang calon gubernur konon harus mengeluarkan dana sebanyak Rp 150 juta.
Tampaknya, untuk konteks Indonesia masa kini, tidak ada seorang yang memperoleh jabatan dengan gratis. Inilah bukti prediksi Nabi, 15 abad yang lalu. Perbuatan seperti ini sudah dikecam Nabi. Apalagi, kalau selama memegang jabatan, mereka menyalahgunakan wewenangnya.
Diberitakan, lebih dari 50 persen kepala daerah di Indonesia, yang meliputi gubernur, bupati, dan wali kota merupakan koruptor. Bila berita ini benar, tidak terasa selama ini kita dipimpin oleh para koruptor.
Kami sendiri mengamati ada orang yang sebelum memegang jabatan, ia seorang yang saleh. Ia selalu memakai serban dan ke mana-mana disambut serta diciumi tangannya oleh masyarakat. Namun, setelah memperoleh jabatan, perilakunya berubah total.
Ia menjadi penjahat struktural kendati masih memakai serban. Inilah bajingan memakai serban. Maka, tepatlah prediksi Nabi di atas, jabatan akan menjadi penyebab penderitaan tiada akhir. Apakah semua pejabat akan memperoleh konsekuensi seperti itu? Jawabannya, tidak.
Sebab dalam sebuah pesan kepada Abu Dzar, Nabi mengatakan jabatan itu amanah. Pada hari kiamat nanti jabatan menjadi penyebab kehinaan dan penyesalan, kecuali yang mendapatkannya memiliki hak (kapasitas) untuk itu dan ia melaksanakan amanah yang dipikulkan kepadanya.
Dalam hadis lain, Nabi justru menyebut keutamaan pejabat dan imam adil, yaitu mereka yang memberikan hak kepada setiap orang yang memiliknya. Ia justru menjadi satu dari tujuh orang yang mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari kiamat.
Maka mendapatkan jabatan dibolehkan apabila yang bersangkutan memiliki kapasitas untuk itu. Adapun cara mendapatkannya tidak berlawanan dengan tuntunan Islam dan dalam menjalankan jabatan ia berlaku adil serta tidak menjadi penjahat struktural.
Senin, Agustus 11, 2014
WAKTU ADALAH PEDANG
Waktu merupakan salah satu nikmat Allah yang paling berharga yang dianugerahkan kepada para hamba-Nya.
Dalam Alquran disebutkan bahwa manusia itu akan mengalami kehancuran jika tidak memanfaatkan waktunya untuk kebaikan, sebagaimana firman Allah, “Dan demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS al-'Ashr [103]: 1-3).
Imam Fakhrurrazi dalam tafsirnya tentang surah al-'Ashr tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-'Ashr itu adalah waktu atau masa. Masa adalah sesuatu yang sifatnya sangat unik dan mengagumkan. Beragam kisah anak manusia terjadi silih berganti pada lintas generasi.
Kualitas kehidupan seorang anak manusia sangat tergantung dari caranya memanfaatkan waktu. Hidupnya akan berarti dan bernilai jika ia dapat memaksimalkan peran waktu di kehidupannya. Sebaliknya, kerugian dan kegagalanlah yang akan diperoleh saat dia menyia-nyiakan waktu yang dilaluinya.
Rasulullah SAW dalam hadisnya menjelaskan tentang urgensi waktu sebagai berikut, “Ada dua jenis nikmat yang sering kali dilalaikan kebanyakan orang, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Kedua nikmat ini merupakan anugerah tak terhingga dari Allah SWT yang harus dimanfaatkan secara maksimal.
Terkait interpretasi dari hadis ini, Ibnul Jauzi menjelaskan, terkadang seseorang berada dalam kondisi sehat tapi tidak mempunyai waktu luang akibat tersita oleh pekerjaan dan urusan duniawi lainnya.
Sebaliknya saat seseorang mempunyai waktu luang namun tetap tidak bisa memanfaatkannya karena kondisi kesehatannya yang buruk sehingga waktu luang pun akan berlalu dengan sia-sia.
Dengan demikian, usia pada dasarnya tidaklah bernilai apa-apa dalam kehidupan ini, karena sebenarnya yang berharga itu adalah value dari pemanfaatan waktu. Value inilah yang akan membuat usia seseorang memiliki makna dan kualitas.
Seorang yang menyia-nyiakan puluhan tahun dari usianya, namun di saat-saat terakhirnya ia bertobat dan berbuat kebaikan maka kualitas usianya itu hanya di penghujung usianya saja. Ini menguatkan pernyataan dari ayat yang disebutkan sebelumnya.
Menarik sekali pernyataan dari Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa selama dia bergaul dengan para ahli sufi, hanya dua pernyataan yang selalu dia dengar dari mereka, yaitu “Waktu itu ibarat pedang, jika kau tidak membunuhnya (waktu) maka dialah yang akan membunuhmu.”
Pernyataan lainnya, “Dan waktumu... jika tidak kau pergunakan untuk kebaikan maka dia akan menyibukkanmu dengan kejahatan.” Wallahu a'lam bish shawwab.
Dalam Alquran disebutkan bahwa manusia itu akan mengalami kehancuran jika tidak memanfaatkan waktunya untuk kebaikan, sebagaimana firman Allah, “Dan demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS al-'Ashr [103]: 1-3).
Imam Fakhrurrazi dalam tafsirnya tentang surah al-'Ashr tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-'Ashr itu adalah waktu atau masa. Masa adalah sesuatu yang sifatnya sangat unik dan mengagumkan. Beragam kisah anak manusia terjadi silih berganti pada lintas generasi.
Kualitas kehidupan seorang anak manusia sangat tergantung dari caranya memanfaatkan waktu. Hidupnya akan berarti dan bernilai jika ia dapat memaksimalkan peran waktu di kehidupannya. Sebaliknya, kerugian dan kegagalanlah yang akan diperoleh saat dia menyia-nyiakan waktu yang dilaluinya.
Rasulullah SAW dalam hadisnya menjelaskan tentang urgensi waktu sebagai berikut, “Ada dua jenis nikmat yang sering kali dilalaikan kebanyakan orang, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Kedua nikmat ini merupakan anugerah tak terhingga dari Allah SWT yang harus dimanfaatkan secara maksimal.
Terkait interpretasi dari hadis ini, Ibnul Jauzi menjelaskan, terkadang seseorang berada dalam kondisi sehat tapi tidak mempunyai waktu luang akibat tersita oleh pekerjaan dan urusan duniawi lainnya.
Sebaliknya saat seseorang mempunyai waktu luang namun tetap tidak bisa memanfaatkannya karena kondisi kesehatannya yang buruk sehingga waktu luang pun akan berlalu dengan sia-sia.
Dengan demikian, usia pada dasarnya tidaklah bernilai apa-apa dalam kehidupan ini, karena sebenarnya yang berharga itu adalah value dari pemanfaatan waktu. Value inilah yang akan membuat usia seseorang memiliki makna dan kualitas.
Seorang yang menyia-nyiakan puluhan tahun dari usianya, namun di saat-saat terakhirnya ia bertobat dan berbuat kebaikan maka kualitas usianya itu hanya di penghujung usianya saja. Ini menguatkan pernyataan dari ayat yang disebutkan sebelumnya.
Menarik sekali pernyataan dari Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa selama dia bergaul dengan para ahli sufi, hanya dua pernyataan yang selalu dia dengar dari mereka, yaitu “Waktu itu ibarat pedang, jika kau tidak membunuhnya (waktu) maka dialah yang akan membunuhmu.”
Pernyataan lainnya, “Dan waktumu... jika tidak kau pergunakan untuk kebaikan maka dia akan menyibukkanmu dengan kejahatan.” Wallahu a'lam bish shawwab.
Kamis, Agustus 07, 2014
MANFAAT BESAR PROGRAM ONE DAY ONE JUZ
Manfaat Membaca Al Quran - Tarbiyah Satu Hari Satu Juz
Membaca Al Quran merupakan salah satu ibadah yang utama karena memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya baik membacanya dengan lancar atau tidak, minimal membaca atau tilawah satu juz setiap hari. Apa saja manfaat dari membaca Al Quran?
1. Mendapatkan pahala Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi) Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi). “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Memberikan kehormatan bagi kedua orangtua “Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim) Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).
3. Mendapatkan syafaat di hari kiamat “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim) “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim) Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahayanya di hari kiamat.”
4. Mendapatkan ketenangan “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud). “… dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
5. Membuat tubuh lebih sehat “Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).
Langganan:
Postingan (Atom)