“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan,” hadis riwayat
Muslim. Arsitektur termasuk dalam salah satu jenis seni. Seperti seni
lainnya, disebutkan Encyclopaedia Britannica, praktik arsitektur
meliputi estetika dan manfaat akhir. Keduanya dapat dibedakan tetapi
tidak dipisahkan serta memiliki kapasitas berbeda di setiap kerja.
Dalam
budaya sederhana telah berkembang karakteristik bentuk arsitektur.
Masyarakat yang lebih kompleks pun membangkitkan berbagai macam gaya,
teknik, dan tujuan yang membentuk bangunan mereka. “Arsitektur terutama
adalah hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, merupakan seni yang
menuntut banyak penalaran daripada ilham, dan lebih banyak pengetahuan
faktual daripada semangat,” kata James C Snyder dan Anthony J Catanese
dalam Pengantar Arsitektur.
Lalu, bagaimana dengan arsitektur
Islam? Banyak pendapat yang menyatakan arsitektur Islam berarti
arsitektur yang bernapaskan Islam. Dengan kata lain, arsitektur tersebut
tidak memiliki unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat. Namun,
bagaimana perkembangan arsitektur itu sendiri di dunia Islam? Di tempat
kelahiran Islam, tanah Arab, seni arsitektur nyaris tak pernah
digalakkan.
Philip K Hitti dalam History of the Arabs menuturkan,
jika memang arsitektur itu ada di dunia Arab maka itu hanyalah dapat
ditemui di Yaman. Itu pun sangat miskin arsitektur dengan bangunan yang
menggunakan batu bata sebagai dinding, kayu pohon kurma, dan tanah liat
sebagai atap, sangat sederhana tanpa hiasan.
Di Arab Utara memang
ditemui arsitektur yang indah dari era kuno, di antaranya, Petra di
Yordania dan Palmyra di Suriah. Namun, menurut Hitti, itu bukanlah
arsitektur asli Arab melainkan adopsi dari Mesir dan Suriah-Yunani.
Masjid-masjid
pada era awal pun hanya sekadar lahan terbuka yang dikelilingi dinding
dengan mimbar berupa pohon yang kemudian diganti dengan kayu seperti
podium yang bertangga tiga. Kemudian masjid berkembang dengan didirikan
di atas lahan tersebut sebuah bangunan. Hal tersebut dapat dilihat dari
bangunan asli masjid pertama Muslimin, Masjid Quba dan Masjid Nabawi di
Madinah.
Ketika dakwah Islam menyebar dan Muslimin membuka banyak
wilayah maka masjid mulai banyak didirikan. Inilah era perkembangan
arsitektur Islam dimulai. Disebutkan oleh Rom Landau dalam Islam and The
Arabs, beberapa masjid yang berdiri seiring perkembangan Islam, yakni
abad ke-7 Dome of the Rock (Jerusalem), Abad ke-8 Masjid Uqba bin Nafi
(Kairouan) dan Umayyad (Damaskus), abad ke-9 Masjid Ibnu Tulun (Kairo),
Abad ke-12 Giralda (Seville) dan Kutubia (Marrakesh), erta abad ke-17
Masjid Sultan Ahmad (Istanbul).
Era Umayyah
Arsitektur
di dunia Islam baru benar-benar digalakkan ketika masa Bani Umayyah.
Banyak inovasi arsitektur yang dilakukan di era tersebut. Antara lain,
mihrab dan menara. Mihrab selalu menjadi bagian utama dalam dekorasi
masjid hingga kini. Khalifah Umayyah, Al Walid dipandang sebagai orang
pertama yang memperkenalkan struktur mihrab. Masjid Madinah merupakan
masjid pertama yang memiliki mihrab. “Struktur tersebut kemudian segera
menjadi karakteristik umum di semua masjid,” ujar Hitti.
Menara
juga diperkenalkan pada masa Dinasti Umayyah. Menurut Hitti, Suriah
menjadi tempat kelahiran menara masjid. Di sana, menara mengambil bentuk
menara jam seperempat atau menara gereja yang berbentuk persegi empat.
Lagi-lagi, Khalifah Al Walid yang dianggap sebagai pembangun banyak
menara di Suriah dan Hijaz. Sang khalifah memang terkenal banyak
membangun. Bahkan, disebutkan sang khalifah merupakan seorang arsitek.
Namun,
meski menara Masjid Suriah menjadi yang tertua dan prototipe menara
lain di dunia Islam, terutama Afrika Utara dan Spanyol, menara tersebut
bukanlah satu-satunya jenis menara yang dikembangkan di dunia Islam.
Menara-menara masjid mengikuti banyak bentuk tradisional di setiap
wilayah kekuasaan Islam. Di Irak, misalnya, gaya menara masjidnya
mengadopsi gaya Asysyiria Kuno.
Sejak masa Kekhalifahan Umayyah
inilah arsitektur kemudian terus berkembang. Inilah era pemicu
perkembangan arsitektur Islam yang kemudian mengalami kemajuan yang
pesat. Hampir semua karya arsitektur Islam pada tiap masa merupakan
bangunan masjid. Sebagai seni paling awal dan permanen meskipun untuk
tujuan keagamaan, kata Hitti, arsitektur selalu menjadi representasi
utama seni bangunan. “Jadi, ditemukan dalam sebuah masjid representasi
sejarah perkembangan peradaban Islam,” ujar Hitti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar