Dua
pekan lagi kita umat Islam akan merayakan hari Raya kurban. Kurban
berasal dari kata Arab yakni Qurbah, yang bermakna mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Dalam ritual Kurban, umat Islam juga melakukan udlhiyah atau
juga berarti penyembelihan hewan kurban. Seluruh umat Islam di muka
bumi melaksanakan penyembelihan hewan kurban seperti domba, sapi atau
unta, sebagai tanda memenuhi panggilan Allah SWT.
Hari
Raya Kurban juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan
kebaikan umat manusia pada masa lalu. Dalam konteks sejarah, Hari Raya
Kurban berarti refleksi atas ketulusan dan loyalitas Nabi Ibrahim
terhadap perintah-perintah Allah SWT.
Dalam
konteks ini, mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail, merupakan
sebuah ujian Tuhan, sekaligus perjuangan maha berat seorang Nabi
Ibrahim yang diperintah oleh Tuhannya melalui malaikat Jibril untuk
mengurbankan anaknya. Peristiwa itu harus dimaknai sebagai pesan
simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, dan kepasrahan
seorang Ibrahim pada titah sang pencipta.
Hampir
seluruh ulama sepakat bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim
terhadap Ismail adalah bukti penyerahan diri sepenuhnya terhadap
perintah Tuhan. Oleh karenanya ajaran Nabi Ibrahim disebut sebagai
ajaran Islâm atau (penyerahan diri). Seorang mufassir modern, Muhamad
Ali (1874-1951) memaknai kurban sebagai tindakan kerendahan hati dan
kesabaran dalam penderitaan dan ketakjuban kepada Ilahi. Dalam hal
penyembelihan hewan sebagai simbol kurban.
Sementara
intelektual Muslim asal Iran, Ali Syariati, dalam bukunya ‘Hajj’,
ibadah ritual Kurban bukan sekadar memiliki makna bagaimana manusia
(baca: umat Islam) mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga
mendekatkan diri kepada sesama manusia, terutama mereka yang tergolong
sebagai kaum dhuafa dan marginal.
Ali
Syariati memaknainya sebagai sebuah perumpamaan atas kemusnahan dan
kematian ego. Berkurban berarti menahan diri dari, dan berjuang melawan,
godaan ego. Kurban atau penyembelihan hewan sebenarnya adalah lambang
dari penyembelihan hewan (nafsu hewani) dalam diri manusia.
Ibadah
Kurban juga memiliki pesan bahwa umat Islam diharuskan lebih
mendekatkan diri dengan kaum dhuafa (kaum miskin) dan lebih mengutamakan
nilai-nilai persaudaraan dan kesetiakawanan sosial.
Ibadah
Kurban juga mengajarkan bahwa umat Islam tidak mengambil harta kekayaan
orang lain. seruan “Korbanlah Ismalilmu” yang bernada perintah tidak
hanya saran tetapi juga merupakan sebuah keharusan.
Dengan
begitu, melalui berqurban, kita dapat mendekatkan diri kepada kaum
dhuafa. Bila kita diberikan kenikmatan dari Allah, maka kita diwajibkan
untuk berbagi kenikmatan dengan orang lain. Ibadah kurban mengajak
mereka yang termasuk dalam golongan dhuafa untuk merasakan kenyang.
Atas
dasar spirit itu, peringatan Idul Adha dan ritus kurban memiliki tiga
makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah
sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh
kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak
yang sangat kita kasihi.
Dalam
tataran sosial, spirit ibadah berqurban sebaiknya kita jadikan sebagai
prinsip hidup dalam berbagai sesama umat manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Spirit berqurban janganlah sekadar kita implementasikan
hanya membeli hewan ternak lalu disembelih dan dagingnya dibagikan
kepada kaum dhuafa. Sebaiknya lebih dari itu. Spirit berkurban harus
kita jadikan spirit hidup sepanjang masa.
Bagi
seorang aparatur pemerintah, spirit berqurban bisa dijadikan sebagai
prinsip hidup dalam memberikan pelayanan publik terbaik dan menuju yang
paling terbaik untuk masyarakat. Memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat tidak pandang bulu, suku, ras, agama, latarbelakang ekonomi
serta tidak bermotifkan keuntungan.
Bagi
seorang akademisi, pelajar dan mahasiswa, sebaiknya spirit berkurban
bisa menjadi landasan dalam belajar, mengajar dan melakukan penelitian
yang menghasilkan ilmu bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Spirit berqurban bisa menjadi prinsip hidup sipapun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Mulailah dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar