Dalam suatu riwayat Ibnu Hatim, disebutkan bahwa Jibril AS pernah
berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Tidaklah aku diutus kepada seseorang
yang lebih aku cintai daripada ketika aku diutus kepadamu.”
“Maukah
aku ajarkan kepadamu (kalimat pembuka) doa yang aku simpan khusus
untukmu—yang belum pernah aku ajarkan kepada seorangpun sebelummu—yang
dapat engkau baca sewaktu berdoa dengan harap-harap cemas? Maka bacalah:
“Yaa nuurus samawaati wal ardhi.
Wayaa qoyyumas samaawaati wal ardhi.
Wayaa shomadas samaawati wal ardhi.
Wayaa zainas samaawaati wal ardhi.
Wayaa jamaalas samaawati wal ardhi.
Wayaa dzal jalaali wal ikroom.
Wayaa ghoutsal mustaghitsiina.
Wamuntaha roghbatil ‘aabidiina.
Wa munaffisal kurobi ‘anil makrubiina.
Wa mufarrijal ghommi ‘anil maghmuumiina.
Wa shoriikhol mustashrikhiina.
Wa mujiiba suu’aalil ‘abidiina…”
“Wahai Dzat Yang Menerangi langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Mengurus langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Menahan langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Menghiasi langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Memperindah langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
Wahai Dzat Yang menjadi tempat memohon pertolongan bagi mereka yang memohonnya.
Wahai Dzat yang menjadi puncak harapan para ahli ibadah.
Wahai Dzat Yang Melepaskan beragam kesulitan bagi mereka yang dilandanya.
Wahai Dzat Yang Menghilangkan kecemasan dari mereka yang ditimpanya.
Wahai Dzat Yang Memberi pertolongan kepada mereka yang memohonnya.
Dan, Wahai Dzat Yang Mengabulkan permohonan para hamba-Nya…”
“Selanjutnya, silakan engkau berdoa kepada Allah dengan doa yang menyangkut urusan dunia dan akhirat.”
Berdoa
adalah kebutuhan seorang hamba pada Tuhannya. Biasanya, kebutuhan itu
muncul setiap saat terlebih jika kita merasa bahwa diri ini tidak
sanggup menanggung beban, masalah yang datang bergantian, hingga sampai
putus harapan.
Selain sebagai kebutuhan, Allah juga menyerukan
para hamba-Nya untuk mau berdoa, meminta apa pun yang kita inginkan,
tanpa harus ‘memaksa’ Allah untuk cepat mengabulkan doa kita. Sebab pada
dasarnya, cukuplah Allah yang Mahatahu segala yang terbaik untuk
segenap hamba-Nya dan cukuplah hak kabul-mengabulkan menjadi urusan dan
rahasia-Nya semata.
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina.” (QS Al-Mukmin: 60).
Islam begitu indah dan
sistematis. Segala amal ibadah memiliki cara dan adab masing-masing.
Begitu pun dengan berdoa. Karena Allah menganjurkan kita untuk berdoa
dan lengkap dengan jaminannya bahwa akan dikabulkan oleh-Nya, maka
perbanyaklah meminta pada Allah dengan suara yang lembut, penuh
harap—juga selipkan wasiat Jibril selepas shalat fardhu kita. Insya
Allah, Dia perkenankan semua hajat kita. Amin. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar