Senin, Oktober 12, 2015

KEKEJIAN AJARAN SYIAH

Berbicara masalah Syiah tidak dapat terlepas dari Negara Iran, karena ia merupakan simbol dan pusat penyebaran paham Syiah. Anda pasti kaget, ternyata sebagian besar penduduk Negara itu pada mulanya adalah Ahlu Sunnah kemudian saat Syah Ismail menjadi Raja Iran pada tahun 1502 bertepatan tahun 907 H, dia menggandeng Syiah dalam banyak kebijakan pemerintahannya.
Dari sinilah mulai tragedi berdarah terhadap Ahlu Sunnah di Iran, meskipun pada hakekatnya lebih dahsyat dari yang dapat diketahui oleh dunia karena ketatnya sistim untuk mengakses berita tersebut.

 Allah ta’ala berfirman,
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS. Al Baqarah:120).


Berlandaskan firman Allah tersebut, jelaslah bahwa semua agama-agama selain Islam tidak pernah rela terhadap kejayaan Islam di muka bumi ini. Barangkali ada beberapa orang awam yang bertanya, apa hubungan ayat tersebut dengan Syiah, bukankah syiah juga termasuk agama islam?.
Ya, mereka mengatasnamakan orang muslim, tapi apa benar mereka muslim?. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri ketika ditanya tentang seorang yang mencela Abu Bakar dan Umar, beliau berkata: “Ia telah kafir kepada Allah.” Kemudian ditanya: “Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia)?” Beliau berkata: “Tidak, tiada kehormatan (baginya)….” (Siyar A’lamin Nubala, 7/253)
Tahun 1917 M, saat revolosi Iran bergolak, ahlu sunnah bersama penduduk Iran lainnya berjuang bersama-sama melawan kedhaliman Raja Syah Ismail, dan secara khusus Ahlu Sunnah berjuang dengan segala kekuatan untuk mendapatkan hak dalam beribadah, namun ketika berhasil menumbangkan Raja Syah Ismail para petinggi Syiah dengan arogansinya mengokohkan Syiah sebagai satu-satunya landasan hukum negara.

Di awal-awal kepemimpinan Syiah, diskriminasi terhadap Ahlus Sunnah sudah mulai muncul, misalnya dalam hukum negara tercantum; Syarat menjadi presiden harus bermadzhab Syiah. Epesode selanjutnya para ulama sunnah diburu, diusir, ditangkap, dipenjara dan disiksa sebab bermadzhab sunni dan bukan karena lainnya. Larangan mendirikan masjid di Taheran, padahal saat itu penduduk Sunni di Taheran lebih dari satu juta. Dalam suatu acara; Ali Al Khumaini mengatakan; selama saya masih hidup saya tidak akan mengizinkan Ahlus Sunnah untuk mendirikan masjid”.
Khumaini tidak hanya melarang namun juga memerintahkan untuk menghancurkan masjid Ahlus Sunnah di wilayah Khurasan kemudian disulap menjadi taman rekreasi, termasuk pembakaran gedung-gedung, markas pendidikan Ahlu Sunnah serta para santrinya. Tidak heran jamaah masjid berusaha untuk melawannya tapi apa daya, usaha mereka dibalas dengan tembakan peluru tajam dan senjata-senjata berat lainnya, tidak terbayangkan jumlah syuhada yang berguguran.

Ketika Mahmoud Ahmadinajad mencalonkan diri sebagai presiden dengan mengusung motto “Keadilan dan Kemakmuran”, Ahlu Sunnah merasa ada angin segar dan berharap bahwa ini adalah akhir dari kekejaman Syiah, namun apa yang terjadi setelah dia terpilih jadi presiden penindasan dan penangkapan terhadap ulama-ulama Sunnahpun berulang kembali, permohonan izin untuk melakukan shalat Jum’at di gedung Taheran dilarang, shalat Jum’at di lapangan umum juga dilarang dan berbagai macam pemasungan hak beribadah Ahlu Sunnah.

Surat kabar The Daily News memberitakan, ketika salah seorang rujukan Syi’ah yang bernama Misbah Al Yazdi ditanya tentang sebab tidak diizinkannya Ahlus Sunnah mendirikan mesjid di Taheran, ia menjawab: “Kalau di Mekkah telah diizinkan untuk membangun Huseiniyyah, maka barulah di Taheran boleh didirikan mesjid Ahlus Sunnah.
Heem…, kita hanya bisa berdo’a dan mengelus dada, mereka mengatakan Muslim bahkan nama negaranya Republik Islam Iran namun perlakuan terhadap Ahlus Sunnah sangat kejam, sebaliknya hubungan mereka dengan kaum kuffar sangat mesra, terlihat di sana banyak gereja-gereja berdiri megah dan tempat ibadah-ibadah orang-orang kafir lainnya. Ini pertanda jelas dalam aqidah mereka bahwa Ahlu Sunnah adalah musuh utama Syiah.
Selain di Iran terdapat juga Ahlus Sunnah di Iraq, Libanon, Yaman, Suria dll, dan kondisi mereka juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh kaum muslimin di Iran. Dan apa yang bergolak di Suria hari ini adalah bukti yang tidak terbantahkan bahwa Syiah bersatu padu dalam memusuhi Ahlu Sunnah, meskipun sesungguhnya Syiah yang ada di Suriah merupakan sempalan Syiah Iran tapi dalam membantai Ahlu Sunnah mereka satu kata. Tidak ketinggalan Syiah Hizbullah Libanon –baca hizbussyaithon- berperan besar bersama Syiah Suria dalam membantai Ahlu Sunnah di Suria.

Informasi dari para masyayikh yang barusan berkunjung ke Suria dalam misi bantuan kemanusian, mereka mendapatkan fakta bahwa; Ribuan syuhada Ahlu Sunnah dan ribuan kurban luka-luka dalam kondisi yang sangat mengenaskan dan membuat bulu merinding karena akibat penyiksaan dan kebiadaban Syiah sebelum menghabisi mereka, tidak hanya itu, setiap akal sehat pasti tidak akan menerima, bagaimana mungkin anak-anak, wanita-wanita dan orang-orang tua yang tidak tahu menahu ikut jadi kurban penyiksaan, bukan karena mereka ikut berjuang di barisan Ahlus Sunnah, sekali lagi saya katakan bukan, namun hanya karena mereka berakidah Ahlus Sunnah.

Saya tidak habis fikir, saat saya melihat video di yotube, seorang tentara Syiah Suria yang gagah perkasa dengan seragam kebanggaannya sambil menenteng senjata menginjak-injak anak kecil berumur sekitar 9 tahunan yang terlentang di tengah jalan. Ibunya hanya bisa melihat dengan deraian air mata dan hati hancur lebur. Apakah dosa anak tersebut?!. Sungguh ini adalah perang agama, mereka ingin memusnahkan kaum muslimin Ahlu Sunnah sampai ke akar-akarnya.
Di antara kekejaman Syiah terhadap Ahlu Sunnah di Suria sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang ulama Ahlu Sunnah Suria Nama Syaikh ini sengaja dirahasiakan demi menjaga keselamatan keluarga beliau yang bermukim di Syiria, dalam suatu kajian yang diterjemahkan oleh Ustadz Firanda Andirja, MA.
Sekitar duapuluh orang tentara memperkosa seorang perempuan di depan suaminya. pada tanggal 3 Februari 2012 saat Basyar Asad laknatullah ‘alaihi, memerintahkan para tentaranya untuk mengebom suatu lokasi yang akhirnya menewaskan 350 orang dan luka-luka 1500 terluka, mereka juga mencampur racun di air PAM untuk membunuh Ahlu Sunnah, adapula anak-anak yang dicincang di depan kedua orang tuanya, dan lain sebagainya yang dapat anda lihat sendiri di berbagai video di youtube. Dan saat makalah ini ditulus jumlah syuhada muslimin Suria sekitar 12112 syahid, semoga Allah ta’ala merahmati mereka semua, amin.

Hikmah besar di balik krisis Suria, yaitu Allah ta’ala hendak membongkar topeng paham Syiah yang sesungguhnya, cukuplah sudah puluhan tahun umat Islam tertipu oleh kemunafikannya, mereka menyuarakan ke seluruh dunia bahwa Ahlu Sunnah di Iran mendapatkan kebebasan, kedudukan dan hak beribadah sebagaimana penduduk Iran lainnya. Hampir setiap muslim terpedaya oleh tipu dayanya kecuali orang yang Allah rahmati, senjata berakting dengan bermuka dua mampu merebut hati sebagian masyarakat Sunni, ditambah dengan manisnya senyum mereka setiap berjumpa dengan orang serta luwesnya dalam bergaul.

Gerakan lain yang cukup menipu kaum muslimin di seluruh dunia, adalah Hizbullah yang artinya partai Tuhan, gerakan yang beroperasi di Libanon, banyak orang yang mengira bahwa gerakan ini dalam rangka menegakkan panji-panji Islam dan kemulian kaum muslimin, ternyata gerakan ini adalah kepanjangan tangan Syiah Iran, maka tidak heran jika Iran menjadi kiblat dalam idiologi mereka. Mereka berdomisili di selatan Libanon, saat Israil menyerbu Libanon Hizbullah secara dhahir melakukan perlawanan namun sejarah mengatakan justru memberikan jalan masuk dan akhirnya dapat menerobos wilayah Libanon barat yang banyak dihuni oleh kaum muslimin Ahlu Sunnah juga para pengungsi Palestine, yang akhirnya agresi tersebut memporak-porandakan wilayah tersebut dan memaksa kaum muslimin Ahlu Sunnah meninggalkannya. Inilah yang sangat diharapkan hizbullah, demikianpula saat Gaza diserbu Israel hizbullah dengan enteng mengatakan ini bukan urusan kami.

Saudaraku….. benar, syiah dengan bekal taqiyah (berbohong atau menyembunyikan yang sesungguhnya) mereka berakhlak baik, pandai bergaul, luwes bermasyarakat, menyapa jika bertemu bahkan juga suka membantu orang lain, namun itu semua hanya kita dapati di wilayah-wilayah minoritas Syiah, akan tetapi jika mereka sudah mayoritas maka tragedi berdarah terhadap kaum muslimin Ahlu Sunnah akan kita saksikan. Alhamdulillh dengan apa yang terjadi di Suria kaum muslimin segera sadar bahwa sesungguhnya Syiah adalah paham di luar Islam, mustahil untuk bersatu dengan kaum muslimin Ahlu Sunnah, dan mereka teman dekat Yahudi serta kaum kuffar lainnya. Kita memohon kepada Allah ta’ala taufiq dan istiqamah dalam beramal shaleh dan berjalan di atas manhaj para ulama salaf. Amin.
Allahu ‘alam bisshawab (*)

Penulis: Ustadz Nurhasan Asy’ari (Dai di Islamic Center Badi’ah Riyadh

Tidak ada komentar: