Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Adi ibn Hatim bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Berlindunglah
dari api neraka sekalipun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” Dalam
riwayat lain ada tambahan, “Kalau itu pun tidak ada (kurma), maka
(sedekah) dengan kata-kata yang baik”.
Inilah gambaran
konsistensi keimanan seseorang untuk senantiasa beramal saleh. Konsisten
sedekah walaupun sedikit adalah awal untuk bersedekah yang lebih
banyak.
Ibnu Hajar mengatakan, “Tidak boleh meremehkan dan
memandang rendah orang yang bersedekah dengan sedikit hartanya,
sedikitnya saja sudah bisa menghindarkannya dari api neraka”.
Kata “sebutir kurma” dalam hadis di atas merupakan mubalaghah fil qillah, kiasan tentang amal-amal yang ringan, bahkan paling ringan di mata manusia, namun bernilai tinggi di mata Allah SWT.
Allah
SWT berfirman, "Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat
zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya". (QS al-Zalzalah: 7)
Bersedekah
tidak mesti selalu banyak, bersedekah juga bisa dengan memberi sekali
banyak dan sesekali ala kadarnya. Inilah yang dicontohkan oleh Siti
Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, ia biasa memberi makan fakir miskin
yang setiap hari menemuinya.
Yang menarik, terkadang ia
memberikan semua makanannya, terkadang hanya memberi sebutir anggur.
Bersedekah tidak mesti dengan harta. Kita tidak mampu bersedekah dengan
harta, maka dengan kata-kata yang baik pun dijamin oleh Rasulullah Saw
sebagai sedekah.
Kalimat yang baik akan menjadi sedekah jika
bermanfaat bagi yang mengucapkan sendiri dan orang lain yang
mendengarnya. Bagi diri sendiri akan terasa damai, tentram dan tenang
jika kita senantiasa berkata dengan baik. Tidak menyindir orang lain,
tidak melukai orang lain. Dengan begitu tidak akan pernah mempunyai
musuh.
Bersedekah membimbing jiwa untuk menjadi pemurah, dan jauh
dari serakah. Cukuplah kisah Qarun menjadi pelajaran berharga. Pemuda
dari bani Israil yang memperoleh kelapangan rizki, hingga kunci gudang
hartanya saja tidak mampu dibawa oleh para pekerjanya seorang diri.
Setiap
kali kaumnya memohon bantuan dan kemurahnnya ia tolak. Setap kali
penasehatnya memberi nasehat, tidak bertambah kecuali Qarun semakin
sombong. Dan tidak berapa lama Allah SWT pun melenyapkan seluruh
kenikmatan itu, harta lenyap dan istana pun ditelan bumi.
Bersedekah
berarti mengimplementasikan doa sapu jagat yang sering diucapkan
selesai shalat. Berharap bahagia di dunia, kemudian dilanjutkan dengan
kebahagiaan di akhirat.
Kejahatan yang sering terjadi, hilangnya
rasa aman di jalanan, pembegalan dimana-mana, pencurian di
perumahan-perumahan mewah dan kejahatan lainnya. Itu semua bukan saja
karena kemiskinan harta akan tetapi bisa juga dikarenakan kemiskinan
struktural yang disebabkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan
keenganan berbagi.
Sedekah menjadi instrument penting untuk
antisipasi kejahatan yang mungkin terjadi, sebab dalam sedekah ada
ikatan yang terjadi antara yang kaya dan yang miskin.
Memberi
makan orang yang membutuhkan berarti memberikan jaminan kesejahteraan
bagi yang diberi dan keamanan bagi yang memberi karena tidak akan
diganggu keamanannya oleh yang diberi.
Dan sebagai langkah awal
adalah dengan melakukan edukasi yang tepat mengenai konsep sedekah
sehingga muncul kesadaran akan pentingnya mengeluarkan zakat, infak dan
dana sosial keagamaan lainnya. Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar