Hasan al-Bisri RA, salah seorang
tabi'in terkemuka, pernah berkata, “Hati itu rusak karena enam hal.” Maka, kita
harus berhati-hati dengan enam hal yang berpotensi merusak hati.
Pertama, melakukan dosa dengan
berangan-angan akan segera ditobati dan yakin Allah akan menerima tobatnya.
Kedua, mengetahui ajaran Islam,
tetapi tidak berusaha mengamalkannya.
Ketiga, mengamalkan ajaran Islam,
tetapi tidak ikhlas lilaahi ta'ala.
Keempat, menikmati rezeki dari
Allah, tetapi tidak berusaha mensyukurinya.
Kelima, tidak ridha menerima
ketentuan dari Allah.
Keenam, menguburkan jenazah
saudaranya, tetapi tidak mengambil pelajaran darinya.
Maka, agar hati tidak rusak
sehingga merusak organ tubuh yang lainnya, kita harus bekerja ektrakeras guna
menghindari enam hal yang dikemukakan oleh Hasan al-Bisri tersebut. Lalu,
bagaimana kiatnya?
Pertama, kita jangan memandang
remeh dosa tak terkecuali dosa kecil. Sebab dosa kecil (saja) apabila dilakukan
berulang-ulang dapat berubah menjadi dosa besar. Dengan kata lain, kita harus
bekerja ekstra keras untuk menghindari dosa.
Kedua, kita bertekad untuk
mempelajari ajaran Islam dengan sebaik-baiknya sepanjang hayat di kandung
badan. Di samping itu kita bertekad untuk mengamalkannya sedikit demi sedikit
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ketiga, kita bertekad untuk
mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya karena kita yakin dengan firman
Allah dalam QS An-Nisa [4] ayat 125 dan QS al-Mulk [67] ayat 2.
Keempat, kita bertekad untuk
mensyukuri rezeki yang diberikan Allah kepada kita karena kita yakin dengan
firman-Nya dalam QS Ibrahim [14] ayat 7.
Kelima, kita bertekad untuk
menerima dengan ridha ketentuan Allah yang baik dan yang buruk terhadap kita
karena kita yakin itulah yang terbaik buat kita.
Keenam, kita bertekad untuk
mengambil pelajaran dari kematian saudara-saudara kita karena kita yakin suatu
hari akan mengalaminya juga.
Wallahu a'lam.
[sumber:
kutipan_tazkiyatun nufus]