Allah memerintahkan setiap orang beriman untuk mengingat-Nya. Dalam
istilah aslinya disebut dzikrullah. Allah berfirman, “Karena itu,
ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian dan
bersyukurlah kalian kepada-Ku serta janganlah (sekali-kali) kalian
mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS al-Baqarah [2]: 152). Dia berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS al-Ahzab [33]: 41).
Alla
juga berfirman, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut dan dengan (cara) tidak mengeraskan
suara pada waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raf [7]: 205). Dia berfirman,
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Ahzab)
[33]: 35).
Empat ayat tersebut sebenarnya sudah mencakup perintah
berzikir sebanyak-banyaknya, adab/ etika berdzikir sebaik-baiknya, dan
fadilah berdzikir setinggi-tingginya. Tetapi, rupanya masih dipandang
belum cukup jelas oleh sebagian orang. Buktinya masih saja ada yang
bertanya, “Mengapa setiap orang beriman diperintahkan untuk (senantiasa)
mengingat Allah?”
Ibnu al-Qayyim dalam salah satu buku karyanya
menulis, fadilah dzikir itu ada 80 macam. Semuanya penting kita ketahui.
Namun, agar tidak bertele-tele, kita ambil saja lima fadilah di
ataranya. Apa saja?
Pertama, dzikir dapat menghilangkan
kesusahan, kesedihan, dan kegundahan dari hati. Dzikir dapat
menghadirkan kesenangan, kegembiraan, kekuatan, dan kehidupan ke dalam
hati. Ibnu al-Qayyim berkata, “Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan.
Anda dapat bayangkan, bagaimana kondisi ikan itu bila tanpa air”.
Kedua,
dzikir dapat mendekatkan diri kepada Allah dan selalu merasa diawasi
oleh-Nya. Dzikir dapat mendorong hati orang beriman untuk selalu kembali
kepada-Nya dalam segala situasi dan kondisi.
Ketiga, dzikir
dapat menjadi penyebab bagi Allah untuk selalu mengingat setiap
hamba-Nya yang berdzikir kepada-Nya (QS al-Baqarah [2] : 152).
Rasulullah SAW meriwayatkan firman Allah berikut, “Barang siapa
mengingat-Ku dalam dirinya, (niscaya) Aku akan mengingat dia dalam
diri-Ku. Dan, barang siapa mengingat-Ku dalam suatu kumpulan, (niscaya)
Aku akan mengingat dia dalam suatu kumpulan yang lebih baik dari
kumpulannya”.
Keempat, dzikir itu ibarat makanan bergizi bagi
hati dan ruh. Anda dapat bayangkan, badan dapat saja “merana” bila tanpa
makanan bergizi. Demikian pula hati dan ruh. Ibnu al-Qayyim berkata,
“Suatu ketika saya mendatangi Syekh Islam Ibnu Taimiyah saat beliau
sedang shalat Subuh. Setelah selesai shalat, beliau lanjutkan dengan
dzikir hingga menjelang tengah hari. Lalu, beliau menoleh ke arahku,
‘Inilah makan siangku. Kalau aku tidak makan siang, (tentu) energiku
akan habis”.
Kelima, zikir itu dapat menghadirkan ampunan dari kesalahan dan dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar