Ketika kita hendak mewujudkan kebahagiaan dalam
perjalanan hidup ini, kita pasti akan menghadapi halangan, rintangan,
dan tantangan. Setiap kali kita meragukan kemampuan diri sendiri
dalam memperoleh kebahagiaan, sebaiknya kita merenungkan berbagai
halangan, keterbatasan, dan rintangan yang dihadapi orang lain.
Bukankah halangan, keterbatasan, dan rintangan adalah anugerah
tersendiri jika kita memandangnya demikian dan menggunakannya sebagai
pendorong agar kita melakukan segalanya dengan lebih baik dan lebih
ikhlas?
Sebagai contoh, Nabi Musa AS muncul pada zaman
penjajahan Firaun atas bangsa Israel. Nabi Isa AS diutus untuk
menyelamatkan Bani Israil dari kerusakan moral. Nabi Muhammad lahir ke
dunia pada zaman jahiliyah.
As-Sarakhi menulis bukunya yang
monumental, al-Mabsuth, yang mencapai belasan jilid ketika dia disekap
dalam penjara bawah tanah. Sayyid Quthub menyelesaikan tafsirnya yang
fenomenal, Fi Zilalil Quran, dalam penjara. Thoha Husein kehilangan
daya penglihatannya, dan dengan kondisi demikian ia mulai menulis
makalah dan buku-bukunya yang terkenal.
Hellen Keller tidak
membiarkan kebutaan dan ketulian menghalanginya untuk menolong mereka
yang kurang beruntung dibandingkan dirinya. Dan dia melakukannya
sepanjang hayatnya. Isac Newton pernah ditertawai teman-temannya karena
salah dalam berhitung. Thomas Alva Edison pernah dikeluarkan dari
sekolah.
George Washington dan Thomas Jefferson muncul dari
Revolusi Amerika. Mahatma Gandhi muncul dari perjuangan kemerdekaan
bangsa India atas Inggris. Bung Karno dan Mohamad Hatta muncul dari
perjuangan dan penderitaan bangsa Indonesia atas penjajahan Belanda.
Tentu masih banyak lagi orang-orang besar yang namanya menghiasi
sejarah umat manusia, yang telah berjuang mengatasi setiap kesulitan
dan badai kehidupan yang besar sebelum akhirnya mereka berhasil muncul
menjadi pemenang.
Dan tentu deretan nama-nama orang-orang
hebat ini akan terus bertambah selama kehidupan anak manusia terus
berlangsung. Setiap orang yang ingin meraih kebahagiaan di dunia dan
akhirat pasti akan menghadapi ujian, rintangan, tantangan, dan
hambatan.
Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehing¬ga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS al-Baqarah [Sapi
Betina] [2]: 214).
Karena itu,penting bagi kita untuk
berupaya terus-menerus berusaha mewujudkan kebahagiaan baik bagi diri
sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar