Rabu, September 17, 2014

HARMONISASI ISLAM DI UNIVERSITAS OXFORD INGGRIS

Memadukan Islam dan Barat menjadi inspirasi berdirinya bangunan baru Pusat Studi Islam di Universitas tertua di Inggris, Oxford. Tema itu dipilih dengan harapan menjadi ikon harmonisasi Islam dan Barat di Oxford.

Pusat Studi Islam Oxford sebenarnya telah berdiri sejak 1985, namun gedung baru dibuka pemakaiannya pada 2013 lalu. Komplek gedung baru ini sempat tertunda pengerjaannya selama sembilan tahun. Hadirnya komplek bangunan baru Pusat Studi Islam Oxford, telah menambah landmark seni arsitektur bangunan di lingkungan universitas tertua di Inggris ini.

Richard Makepeace, Panitia proyek pembangunan komplek gedung baru Pusat Studi Islam Oxford mengatakan, komplek bangunan baru ini, memiliki ciri khas kuat gaya Islam dari berbagai dunia pada setiap sisi bangunannya. Pesan yang ingin disampaikan dari desain arsitektur bangunan ini adalah bahwa Islam dan Barat merupakan dua bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam pembangunan tradisi intelektual dunia.

"Budaya keilmuan serta arsitektur Islam dan renaissance Barat, dibawa dan berkembang bersama-sama di Eropa. Pesan inilah yang ingin disampaikan dari arsitektur bangunan ini," ujar Makepeace.
Bangunan ini memiliki daya tampung pembelajaran untuk 40 mahasiswa. Komplek ini juga dilengkapi fasilitas terbaik lain, diantaranya masjid, ruang auditorium, ruang teater perkuliahan, ruang makan dan perpustakaan dengan akses luas dan koleksi keislaman yang cukup lengkap.

Ia menegaskan bahwa bahan material bangunan ini pun diambil dari bahan yang terbaik untuk kualitas konstruksi yang kuat dan mengesankan. Gedung di komplek ini dibangun dengan batu marmer, granit putih dan batu kapur yang diimpor langsung dari Yaman.
"Bangunan ini harus menandingi kekuatan kontruksi bangunan kampus di lingkungan Universitas Oxford yang telah berusia berabad-abad," ujar Makepeace yang pernah menjadi Diplomat Inggris di Kairo.

Untuk mendapatkan bahan terbaik, dibutuhkan pendanaan yang cukup besar. Pendanaan pembangunan komplek ini bersumber dari sumbangan berbagai negara Islam, seperti Arab Saudi, Kuwait, Turki dan Malaysia. Sang Arsitek El Wakil mengungkapkan, desain bangunan Pusat Studi Islam Oxford ini mereferensikan Istana Alhambra Granada. Arsitek asal Mesir ini ingin menghidupkan kembali semangat keilmuan Islam di Eropa saat kejayaan Moor, Spanyol Islam sebelum Reconquista.

Tidak ada komentar: