Ramadhan tahun ini menjadi bulan puasa pertama bagi sekitar 1.500 warga
Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan, dapat shalat tarawih berjamaah dengan diterangi lampu
listrik.
Pasalnya, pembangunan wakaf sarana penerangan di dusun tersebut saat ini sudah hampir rampung.
Setelah
digotong puluhan warga, mesin pembangkit listrik bertenaga
air mikrohidro akhirnya dapat dipasang pada rumah pembangkit listrik
(powerhouse) yang terletak di pesawahan sekitar satu kilometer dari
pemukiman penduduk di Dusun Ampiri.
Penanggung jawab proyek Badan
Wakaf Alquran (BWA) Darminto menyatakan, sebelum mesin berbobot 1,5 ton
tersebut dioperasikan, vendor mesin mikrohidro dari Bandung Jon Kanidi
akan melakukan proses commissioning dan pemasangan perlengkapan mesin pada akhir Mei.
“Setelah
proses set up, konsultan sipil pelaksana Maulana Ibrahim akan melakukan
proses pemasangan jaringan listrik di Dusun Ampiri yang direncanakan
dilaksanakan pada awal Juni 2014.
Ampiri
merupakan dusun terpencil yang terletak 160 km dari Kota Makassar atau
60 km dari Kabupaten Barru. Namun, sampai saat ini penduduknya masih
melewati malam yang gelap hanya ditemani pelita.
Dengan adanya
pembangkit yang menghasilkan listrik sebesar 50 KVA (setara 50.000
watt), diharapkan malam-malam di Ampiri tidak lagi gulita sehingga
anak-anak pun bisa belajar di malam hari.
Dan yang tak kalah penting adalah adanya kegiatan ekonomi kreatif yang bisa dilakukan ketika ada listrik di dusun mereka.
Selama
ini, hasil pertanian dijual apa adanya tanpa proses lebih lanjut,
sehingga harga di pasaran rendah. Misalnya kacang tanah, jika mereka
bisa menjual kacang tanah yang sudah dikupas kulitnya maka harganya akan
lebih tinggi.
“Selama ini mereka enggan melakukannya karena
mereka mengupas kacang dengan tangan. Dan ada beberapa hasil pertanian
dan juga hutan yang bisa diolah agar memiliki nilai ekonomis yang lebih
tinggi. Dan semua itu membutuhkan listrik,” ungkap Haryanto Albarr,
mitra lapang BWA di sana.
Proyek pembangunan sarana penerangan di
Ampiri tersebut merupakan wakaf dari kaum Muslimin yang merupakan
realisasi dari program Tebar Cahaya Indonesia Terang (TCIT) Badan Wakaf
Alquran.
Sebelumnya, kaum Muslimin pun mewakafkan enam unit
mesin pembangkit listrik bertenaga air pikrohidro sebagai realisasi
program yang sama untuk warga kesatuan adat kasepuhan Banten Kidul, di
tengah hutan lindung Taman Nasional Halimun Salak.
“Masih belum
ketinggalan, ayo bangkitkan semangat mereka dari gelapnya harapan dengan
memberikan terang melalui wakaf Anda. Agar bulan Ramadhan 1435 H ini
mereka untuk pertama kalinya dapat merasakan terangnya malam melalui
listrik yang Anda alirkan. Kunjungi web kami di www.wakafquran.org,”
imbau Darminto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar