Masa muda adalah masa yang sangat menyenangkan, masa yang penuh
dengan kebahagiaan, kenangan-kenangan indah terukir pada saat muda.
Sehingga banyak generasi muda kita memanfaatkan hal itu dengan banyak
kegiatan yang amoral yang penting menurut mereka happy, tidak peduli
apa pendapat orang lain.
Banyak juga generasi muda yang memanfaatkan masa mudanya dengan aktifitas bermanfaat, seperti menghadiri pengajian (ta’lim) atau halaqah, memperingati hari besar Islam, menyantuni yatim piatu, membantu orang yang terkena bencana dan lain sebagainya.
Hal
tersebut pantas dilakukan para generasi muda kita saat ini , mengingat
banyak sekali masalah yang harus ditangani anak-anak muda negri ini.
Ketimbang melakukan dugem, merayakan hari kasih sayang (valentine), pesta, nongkrong-nongkrong di pinggir jalan, dan lain sebagainya yang menjurus kepada perbuatan maksiat.
Fenomena
kehidupan metropolitan yang konsumerisme saat ini sudah masuk ke
desa-desa, banyak sekali anak-anak muda di desa yang kehidupannya mirip
dengan anak-anak muda kota.
Realita ini membuat hati miris,
karena masa muda seharusnya diisi dengan hal-hal yang positif seperti
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik di sekolah, mengadakan
penelitian, mempersiapkan diri dengan keterampilan (skill) dan lain sebagainya.
Bukan dengan hal-hal yang negatif apalagi yang menjurus kepada kemaksiatan. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga.“ (H.R. Imam Muslim).
Bahkan,
Imam Syafe’i memanfaatkan masa mudanya dengan banyak menghafal Alquran,
beliau adalah orang yang cerdas, kuat hafalannya dan ilmunya banyak.
Suatu hari dia merasa susah sekali menghafal, lalu mengadu kepada gurunya. Gurunya pun menasehatinya, ''Tinggalkan maksiat, karena ilmu itu cahaya Allah dan cahaya Allah tidak akan bisa bertahan dalam diri orang yang maksiat.''
Apa
yang dialami Imam Syafe’i ini, pasti dialami juga anak-anak muda
lainnya. Generasi muda seharusnya mengisi masa mudanya dengan hal-hal
yang bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan datang, mengingat masa
yang akan datang adalah tanggung jawab para generasi muda saat ini.
Walaupun
seseorang masih muda, tapi ia berilmu tinggi, ia patut dipandang
sebagai seorang yang besar. Sebaliknya, bila orang sudah tua tapi ia
tidak memiliki ilmu , maka ia dapat dipanggil sebagai orang kecil.
Generasi
muda saat ini adalah pemimpin di masa yang akan datang, akan dibawa
kemana negri ini di masa yang akan datang? Tergantung generasi muda saat
ini.
Sudah seharusnya, generasi muda Indonesia memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya, melakukan hal-hal positif, mempersiapkan
diri menjadi pemimpin di masa yang akan datang, agar negara kita lebih
baik dan lebih maju. Allahu a'lam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar