Silaturahim berarti menyambung hubungan dengan kasih sayang.
Silaturahim.
Tradisi ini mengakar, tak hanya dalam budaya sosial kemasyarakatan,
tetapi juga agama. Menurut pengasuh Pesantren Baitul Qur'an Yatim Dhuafa
Kelapa Dua, Depok, KH Dr Muslih A Karim, MA, silaturahim berasal dari
kata shilah yang bermakna menyambung dan rahim artinya rahim tempat bayi
dikandung oleh ibunya.
Berdasarkan pengertian lughawi atau
bahasa itu, silaturahim berarti menyambung hubungan kekeluargaan dengan
saling bertemu dan mengunjungi. ''Silaturahim berarti menyambung
hubungan dengan kasih sayang,'' ujarnya.
Saat bertemu dengan
sesama Muslim sebaiknya dilakukan dengan menebar senyum, salam, dan
sapa. Sesungguhnya, jika bertemu dengan sesama lalu saling menegur dan
memaafkan, maka dosa-dosa akan berguguran.
Sosok yang dikenal
sebagai pakar tafsir ini mengungkapkan, faedah utama silaturahim ada
dua. Pertama, berkah umur yang panjang. Umur panjang artinya kesehatan
dan tidak mudah stres. Kedua, rezeki bertambah dan berkah. Usaha maju,
hutang terbayarkan, dan banyak kenalan.
Menurut dosen senior di
Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta ini, urgensi silaturahim sangat
penting. Silaturahim dapat mencegah perpecahan dan peperangan. Mengingat
kekacauan yang terjadi sekarang dapat dicegah dengan satu senyuman yang
ikhlas dari satu orang kepada orang lain. Dengan begitu, kita bisa
terselamatkan dari bencana, tuturnya yakin.
Ia menjelaskan,
silaturahim bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk mendatangi
rumah keluarga atau kawan kerabat, juga mengucapkan salam dan mendoakan
mereka. Bisa pula lewat sambungan telepon atau jejarIng sosial.
Ia
mengimbau agar silaturahim tetap kita jaga. Mengatur pertemuan sepekan
sekali bahkan sebulan atau setahun sekali. Biaya yang dikeluarkan dengan
niat bersilaturahim insya Allah menjadi pahala dan berkah. Umur dan
rezeki kita pun diberkahi, imbuhnya.
Pimpinan Pesantren Al Fatih
Kaaffah Nusantara (AFKN) Ustaz Muhammad Fadlan Gharamatan menjelaskan,
silaturahim berarti menyambung dan menghubungkan. Silaturahim mengatur
hubungan nasab, yaitu hubungan antarkeluarga. Ada juga silaturahim yang
mengatur soal hubungan di luar anggota keluarga Rasulullah berkata
silaturahim itu penting, tidak hanya dari sisi nasab, tapi juga
antarteman kerja, antarteman daerah. ''Bahkan, antarsebangsa dan setanah
air,'' ujarnya.
Sekarang, silaturahim sudah menjadi tren di
Indonesia karena penuh dengan keberkahan. Silaturahim memudahkan rezeki
dari Allah SWT dan membuat usia berkah. Silaturahim juga menjadi upaya
mengubah perkara mustahil menjadi mungkin terjadi, berkat silaturahim.
Menurut
peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika2011 ini, urgensi
silaturahim menjadi begitu penting. Ia menciptakan sebuah nilai dasar
antara hubungan orang yang bersilaturahim dan orang yang didatangi.
Dari
perjumpaan itu lahirlah perdamaian, kesejahteraan, dan nilai-nilai yang
sangat besar. Nilai kasih sayang, kepedulian, kebersamaan, kesyukuran,
bahkan nilai yang dikenal akan melahirkan kekompakan bersama. Begitu
kita bersilaturahim, kita pun bertukar pikiran dan ilmu dengan orang
lain, tuturnya.
Esensi silaturahim, ungkap Fadlan, adalah
dinding-dinding hati sesama Muslim menjadi semakin dekat dan akan
menggugurkan dosa-dosa. Sehingga, tak ada lagi prasangka buruk dan
tercipta energi positif. Kepedulian juga akan lahir antarsesama sehingga
persoalan yang memberatkan dapat dihadapi bersama. Dengan kepedulian
itulah kemudian tercipta perubahan.
Di Indonesia, silaturahim
saat Idul Fitri lebih dikenal dengan halal bihalal. Saling memaafkan
sehingga tak ada lagi sekat. Dari ragam media menjalin bersilaturahim
yang ditawarkan teknologi, pertemuan langsung tetap tak tergantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar