“Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Puasa adalah perisai selama
yang bersangkutan tidak merusak’. Lalu ada yang bertanya, ‘Dengan apa
merusaknya?’ Jawab Rasulullah SAW. ‘Dengan berbohong atau bergunjing.” (Hadis Riwayat Abi Ubaidah RA)
Seluruh
umat Islam Dunia umumnya & kabupaten Ende - NTT khususnya akan menjalan ibadah puasa Ramadhan. Puasa di bulan Ramadhan
memang ibadah yang paling banyak ditunggu-tunggu umat Islam. Karena
itu, dalam beberapa hari ini, untaian kalimat Marhaban ya Ramadhan,
selamat datang bulan suci Ramadhan patut kita kumandangkan.
Marhaban
ya Ramadhan sepatutnya bukan sekadar ucapan selamat datang yang
terlontar dari mulut belaka. Sebab bulan yang penuh berkah ini
sepatutnya disambut suka cita dan kebahagian hati yang diekspresikan,
tetapi kebahagian hati yang diekspresikan dengan perubahan tindakan dan
perilaku.
Maka Marhaban ya Ramadhan patut kita implementasikan
dengan berbenah diri. Berbenah diri untuk menjalankan ibadah puasa
selama satu bulan penuh.
Ibadah puasa di bulan suci ini yang
diwajibkan untuk orang-orang beriman di seluruh dunia bukan sekadar
ibadah. Ibadah puasa di bulan Ramadhan sangat berbeda dengan ibadah
lain. Sebab, puasa adalah ibadah ‘rahasia’. Artinya, orang itu berpuasa
atau tidak hanyalah orang berpuasa itu sendiri dan Allah saja yang
mengetahuinya.
Banyak nilai yang kita petik dalam ketika
menjalankan ibadah puasa. Tidak sedikit literature dan referensi kajian
tentang makna puasa yang mengatakan bahwa beragam nilai yang kita petik
dari ibadah puasa di bulan Ramadhan seperti nilai sosial, kesehatan,
spiritual hingga kepribadian.
Nilai sosial, perdamaian,
kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan,
persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti
pemulihan kesehatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan
intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang,
pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya.
Ada
lagi aspek spiritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual,
ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq.
Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang
selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi
intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam
setiap aspek kehidupan kita.
Yang juga penting dalam menyambut
bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah
strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai positif
dan hikmah yang dikandungnya, seperti nilai-nilai kejujuran. Karena
kejujuran saat ini merupakan suatu hal yang paling sulit di cari di
negeri ini. Kejujuran menjadi dasar dari kehidupan keluarga, masyarakat,
dan bangsa.
Kejujuran adalah prasyarat utama pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat yang berlandaskan prinsip saling percaya, kasih
sayang, dan tolong menolong. Kejujuran adalah inti dari akhlak yang
merupakan salah satu tujuan dari diutusnya Rasulullah oleh Allah SWT.
Seorang
ulama menyatakan bahwa hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu
dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi
penyelamat kecuali kedustaan.
Secara psikologis, kejujuran akan
mendatangkan ketentraman jiwa. Sebaliknya seseorang yang tidak jujur
pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.
Ketidakjujuran
akan selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya akan mengancam
stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan kepada
ketidakadilan, disebabkan karena orang yang tidak jujur akan tega
menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau
golongannya saja.
Kejujuran juga akan melahirkan penghargaan
terhadap hak hak orang lain. Sebab kejujuran sebagaimana yang telah kita
uraikan diatas juga akan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap
kebenaran, keadilan dan kedisiplinan. Namun kejujuran tidak akan datang
begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan sabar dan
sungguh-sungguh. Seorang ulama menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang
dapat membantu kita dalam mencoba meraih kejujuran.
Marhaban ya
Ramadhan. Bulan penuh pengampunan itu akan datang dalam beberapa hari ke
depan. Banyak tradisi bangsa ini dalam menyambut Ramadhan. Namun inti
dari semua tradisi yang berkembang di Indonesia adalah kita diharuskan
berbenah diri ketika menyambut bulan penuh kesucian ini.
Perbuatan-perbuatan tercela, tidak terpuji, kebohongan, kemalasan dan
perbuatan-perbuatan negatif yang (mungkin) kita telah lakukan sebelumnya
harus segera ditinggalkan.
Kita sambut Ramadhan dengan hati yang bersih
dan jernih.Dan kita baru akan menang
dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan jika kita mampu mengubah perilaku
di dalam kehidupan keseharian kita. Dari yang tidak jujur menjadi jujur,
dari yang serakah menjadi suka berbagi, dan dari yang sombong menjadi
rendah hati.
Dan akhir kata, seluruh masyarakat muslim Kabupaten Ende NTT siap menyambut tamu agung bulan suci puasa Ramadhan tahun 2013 M / 1434 H ini dengan melakukan pembenahan diri yang total menggapai derajat TAQWA... Amin
________________________________
www.ende-islam.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar