Kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam hal agama dapat dilihat hingga hari
ini. Buktinya, umat Islam di dunia saat ini mencapai lebih dari 1,7
miliar orang.
Rasulullah SAW membawa Islam sebagai agama perdamaian, yang tidak memusuhi kecuali dimusuhi.
Sebab itu, setiap muslim selalu berlomba untuk mencintai Nabi Muhammad. Soalnya, Nabi Muhammad menjanjikan syafaat bagi umatnya dan salah satu upaya umat Islam mencintai Rasulullah adalah menggelar Maulid Nabi.
Dengan perayaan itu kita mendapat ilmu dan pencerahan untuk semakin mencintai Nabi Besar Muhammad SAW. Sementara
dalam hal pemerintahan, Rasulullah mengenalkan sistem
konstitusi pertama di dunia dengan adanya Piagam Madinah. Sebuah sistem yang menghargai keberagaman dan minoritas. Itulah sistem konstitusi modern pertama di dunia.
Masyarakat Indonesia biasa menggelar perayaan pada satu momentum. Salah satu momentum itu juga ada di Maulid Nabi dan perayaan Maulid
Nabi adalah bagian dari kebiasaan bagus masyarakat Indonesia.
Memeringati Maulid Nabi, berarti memeringati kebesaran dan
kesuksesan Nabi Muhammad SAW. Dan dua hal kesuksesan yang masih
dikenang adalah sukses dalam agama dan pemerintahan.
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW bermakna besar bagi pembentukan pribadi serta keimanan seorang muslim dan sebagai upaya membangkitkan ketahanan mental yang tinggi serta
membangkitkan semangat perjuangan dakwah Islam yang bertujuan
membebaskan manusia dari kezaliman menuju cahaya.
Selasa, Januari 22, 2013
Minggu, Januari 20, 2013
PERTUMBUHAN MASJID DI INDONESIA
Pertumbuhan pendirian masjid di Indonesia dinilai rendah dibanding
tempat ibadah agama lain. Menurut data Kementerian Agama (Kemenag),
pertumbuhan masjid sampai saat ini hanya sekitar 64 persen.
Dibandingkan dengan pertumbuhan tempat ibadah lain saja, pertumbuhan masjid masih jauh di bawah. Prosentase pertumbuhan itu mematahkan anggapan Kemenag hanya mengakomodir pendirian tempat ibadah bagi umat muslim saja.
Berdasarkan data yang ada, pertumbuhan gereja di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 150 persen. Pendirian tempat ibadah umat Hindu tumbuh 300 persen dari sebelumnya. Sedangkan tempat ibadah umat Buddha tumbuh lebih dari 400 persen.
Menurut Menteri Agama, Suryadharma Ali, rendahnya pertumbuhan pendirian masjid dibanding tempat ibadah lain, karena umat Islam masih mengandalkan sumbangan di pinggir jalan. Dengan sistem pengumpulan dana seperti itu, kata dia, justru tidak mencerminkan kesatuan umat Islam sendiri. "Umat Islam masih mengandalkan 'ecrek-ecrek' di pinggir jalan untuk membangun masjid," kata dia.
Jika umat Islam bisa bersatu, harusnya memiliki kekuatan yang besar dalam semua hal. Baik kekuatan ekonomi, politik, maupun kebudayaan. Namun, faktanya, umat Islam sekarang masih terpecah dalam golongan-golongan.
Padahal, tambah Suryadharma Ali, umat agama lain sangat cepat dalam membangun tempat ibadah. Sebab, dari sisi pendanaan, umat ibadah lain sangat besar potensinya. "Begitu keluar izin pendiriannya, dalam waktu tiga bulan, tempat ibadah mereka sudah berdiri," tambah Suryadharma.
Dibandingkan dengan pertumbuhan tempat ibadah lain saja, pertumbuhan masjid masih jauh di bawah. Prosentase pertumbuhan itu mematahkan anggapan Kemenag hanya mengakomodir pendirian tempat ibadah bagi umat muslim saja.
Berdasarkan data yang ada, pertumbuhan gereja di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 150 persen. Pendirian tempat ibadah umat Hindu tumbuh 300 persen dari sebelumnya. Sedangkan tempat ibadah umat Buddha tumbuh lebih dari 400 persen.
Menurut Menteri Agama, Suryadharma Ali, rendahnya pertumbuhan pendirian masjid dibanding tempat ibadah lain, karena umat Islam masih mengandalkan sumbangan di pinggir jalan. Dengan sistem pengumpulan dana seperti itu, kata dia, justru tidak mencerminkan kesatuan umat Islam sendiri. "Umat Islam masih mengandalkan 'ecrek-ecrek' di pinggir jalan untuk membangun masjid," kata dia.
Jika umat Islam bisa bersatu, harusnya memiliki kekuatan yang besar dalam semua hal. Baik kekuatan ekonomi, politik, maupun kebudayaan. Namun, faktanya, umat Islam sekarang masih terpecah dalam golongan-golongan.
Padahal, tambah Suryadharma Ali, umat agama lain sangat cepat dalam membangun tempat ibadah. Sebab, dari sisi pendanaan, umat ibadah lain sangat besar potensinya. "Begitu keluar izin pendiriannya, dalam waktu tiga bulan, tempat ibadah mereka sudah berdiri," tambah Suryadharma.
Jumat, Januari 18, 2013
RAHMAT YANG MAHA LUAS
Harus kita akui bahwa ibadah, amal saleh, dan bentuk-bentuk ketaatan
lainnya kepada Allah SWT, masih lebih sedikit bila dibandingkan dengan
aneka kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan pada-Nya.
Sebaliknya, dibanding rahmat-Nya yang sampai kepada kita atau murka- Nya, yang justru deras mengguyur kita adalah rahmat-Nya.
Padahal, yang meluncur kencang adalah kemaksiatan dan dosa kita. Seakan murka-Nya tersembunyi di balik kasih sayang atau rahmat Allah.
Benarlah demikian adanya. Setiap hari kita menabung dosa, tapi justru dibalas oleh rahmat-Nya. Bukankah kita masih diperkenankan hidup. Udara dunia masih bisa kita hirup. Bahkan, berbagai fasilitas kehidupan pun masih dipenuhi.
Alam masih relatif bersahabat dengan kita bila dibandingkan dengan umat-umat terdahulu yang langsung diazab dan direspons oleh alam ketika dosa dan kemaksiatan semakin merajalela. Sekali lagi ini menandakan rahmat Allah di atas murka-Nya.
Karena itu, di hadapan para sahabatnya, Rasulullah berpesan, “Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah menuliskan di dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisi-Nya di atas Arsy, yang isinya adalah: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR Bukhari Muslim).
Pernah terjadi suatu waktu, rombongan tawanan perang dihadapkan kepada Rasulullah. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya itu maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan lalu menyusuinya.
Saat itulah Rasulullah bertanya kepada rombongan itu. “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?” Rombongan itu menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini menyayangi anaknya.” (HR Bukhari Muslim).
Saudaraku, jika kini kita semakin yakin betapa luasnya rahmat Allah Ta’ala maka seharusnya kita lebih bersemangat lagi untuk menjemputnya dan jangan sampai terlintas dalam benak pikiran untuk berputus asa. Sikap putus asa ini adalah sifat orang-orang kafir dan sesat.
“Mereka menjawab, ‘Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.’ Ibrahim berkata, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb- Nya, kecuali orang-orang yang sesat’.” (QS al-Hijr: 55-56).
Yakinlah, siapa pun kita masih terbuka peluang meraih rahmat Allah SWT, walaupun banyak dosa dan kotoran kesalahan menyelimuti diri kita. Ingatlah, selama kita masih menghela napas, maka pintu rahmat Allah SWT senantiasa terbentang luas.
Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang memintanya. Karena itu, bersegeralah bertaubat dan meraih rahmat-Nya. Wallahu a’lam.
Sebaliknya, dibanding rahmat-Nya yang sampai kepada kita atau murka- Nya, yang justru deras mengguyur kita adalah rahmat-Nya.
Padahal, yang meluncur kencang adalah kemaksiatan dan dosa kita. Seakan murka-Nya tersembunyi di balik kasih sayang atau rahmat Allah.
Benarlah demikian adanya. Setiap hari kita menabung dosa, tapi justru dibalas oleh rahmat-Nya. Bukankah kita masih diperkenankan hidup. Udara dunia masih bisa kita hirup. Bahkan, berbagai fasilitas kehidupan pun masih dipenuhi.
Alam masih relatif bersahabat dengan kita bila dibandingkan dengan umat-umat terdahulu yang langsung diazab dan direspons oleh alam ketika dosa dan kemaksiatan semakin merajalela. Sekali lagi ini menandakan rahmat Allah di atas murka-Nya.
Karena itu, di hadapan para sahabatnya, Rasulullah berpesan, “Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah menuliskan di dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisi-Nya di atas Arsy, yang isinya adalah: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR Bukhari Muslim).
Pernah terjadi suatu waktu, rombongan tawanan perang dihadapkan kepada Rasulullah. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya itu maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan lalu menyusuinya.
Saat itulah Rasulullah bertanya kepada rombongan itu. “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?” Rombongan itu menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini menyayangi anaknya.” (HR Bukhari Muslim).
Saudaraku, jika kini kita semakin yakin betapa luasnya rahmat Allah Ta’ala maka seharusnya kita lebih bersemangat lagi untuk menjemputnya dan jangan sampai terlintas dalam benak pikiran untuk berputus asa. Sikap putus asa ini adalah sifat orang-orang kafir dan sesat.
“Mereka menjawab, ‘Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.’ Ibrahim berkata, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb- Nya, kecuali orang-orang yang sesat’.” (QS al-Hijr: 55-56).
Yakinlah, siapa pun kita masih terbuka peluang meraih rahmat Allah SWT, walaupun banyak dosa dan kotoran kesalahan menyelimuti diri kita. Ingatlah, selama kita masih menghela napas, maka pintu rahmat Allah SWT senantiasa terbentang luas.
Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang memintanya. Karena itu, bersegeralah bertaubat dan meraih rahmat-Nya. Wallahu a’lam.
Jumat, Januari 11, 2013
SEMANGAT KERJA KERAS TAHUN 2013
Tahun baru 2013 baru saja kita jalani. Di tahun ini, semangat bekerja
keras dan berusaha harus kita terus tingkatkan. Setiap umat Islam,
menjaga semangat dalam bekerja dan berusaha merupakan anjuran Rasulullah
SAW yang harus terus dijaga dan dipupuk.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah pernah bersabda, “Tiada makanan yang baik bagi Anak Adam kecuali yang ia dapat dari tangannya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Baihaqi, Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya, sebaik-baik mata pencaharian adalah seorang berwirausaha.”
Islam sebagai agama Allah yang sempurna memberikan petunjuk kepada manusia tentang bidang usaha yang halal dan cara berusaha. Keagungan Islam tidak hanya memerintahkan manusia bekerja untuk kepentingan individual secara halal, namun juga mengajarkan cara manusia berhubungan baik sesama bagi kepentingan dan keuntungan kehidupan mereka di bumi ini.
Sebagai umat Islam, menjaga semangat dalam bekerja menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena itu, Islam benar-benar mengajarkan umatnya untuk bekerja keras, mandiri dan tidak pantang menyerah.
Setidaknya terdapat beberapa dalam kandungan Alquran maupun Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini. Seperti Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah pernah bersabda, “Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri.”
Islam memandang bahwa bekerja merupakan satu kewajiban bagi setiap insan. Karena dengan bekerja, seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga keluarganya serta dapat memberikan maslahat bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam sebuah Hadis disebutkan, “Dari Anas r.a. berkata : Nabi SAW bersabda ” Bukan orang yang baik diantara kamu, orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhiratnya, atau meninggalkan akhirat karena mengejar dunia, sehingga dapat mencapai keduanya, karena dunia bekal untuk akhirat, dan kamu jangan menyandarkan diri pada belas kasihan orang”.
Menurut Isa Abduh dan Ahmad Ismail Yahya dalam al-Amal fi al-Isl’m, Islam adalah agama yang menekankan amal atau bekerja. Sebab, amal atau bekerja merupakan salah satu cara praktis untuk mencari mata pencarian yang diperbolehkan Allah SWT.
Bekerja dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap individu atau kelompok. Konsep amal dalam Islam sangat luas dan tidak hanya menyangkut soal bisnis atau dagang. Amal adalah setiap pekerjaan yang dilakukan manusia yang pantas untuk mendapatkan imbalan (upah), baik berupa kegiatan badan, akal, indra, maupun seni.
Dalam sebuah kitab dijelaskan, orang yang dengan ikhlas bekerja keras, Allah SWT akan memberikan beberapa ganjaran, seperti: pertama, akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Kedua, dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah. Ketiga, mendapatkan cinta Allah SWT. Keempat, terhindar dari azab neraka dan terakhir bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah.
Karena itu, di tahun baru ini, patut kita terus menjaga semangat bekerja keras dengan keringat kita sendiri. Dengan begitu, kita Insya Allah termasuk ke dalam golongan yang selamat dunia dan akhirat. Amin.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah pernah bersabda, “Tiada makanan yang baik bagi Anak Adam kecuali yang ia dapat dari tangannya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Baihaqi, Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya, sebaik-baik mata pencaharian adalah seorang berwirausaha.”
Islam sebagai agama Allah yang sempurna memberikan petunjuk kepada manusia tentang bidang usaha yang halal dan cara berusaha. Keagungan Islam tidak hanya memerintahkan manusia bekerja untuk kepentingan individual secara halal, namun juga mengajarkan cara manusia berhubungan baik sesama bagi kepentingan dan keuntungan kehidupan mereka di bumi ini.
Sebagai umat Islam, menjaga semangat dalam bekerja menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena itu, Islam benar-benar mengajarkan umatnya untuk bekerja keras, mandiri dan tidak pantang menyerah.
Setidaknya terdapat beberapa dalam kandungan Alquran maupun Hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini. Seperti Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah pernah bersabda, “Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri.”
Islam memandang bahwa bekerja merupakan satu kewajiban bagi setiap insan. Karena dengan bekerja, seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga keluarganya serta dapat memberikan maslahat bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam sebuah Hadis disebutkan, “Dari Anas r.a. berkata : Nabi SAW bersabda ” Bukan orang yang baik diantara kamu, orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhiratnya, atau meninggalkan akhirat karena mengejar dunia, sehingga dapat mencapai keduanya, karena dunia bekal untuk akhirat, dan kamu jangan menyandarkan diri pada belas kasihan orang”.
Menurut Isa Abduh dan Ahmad Ismail Yahya dalam al-Amal fi al-Isl’m, Islam adalah agama yang menekankan amal atau bekerja. Sebab, amal atau bekerja merupakan salah satu cara praktis untuk mencari mata pencarian yang diperbolehkan Allah SWT.
Bekerja dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap individu atau kelompok. Konsep amal dalam Islam sangat luas dan tidak hanya menyangkut soal bisnis atau dagang. Amal adalah setiap pekerjaan yang dilakukan manusia yang pantas untuk mendapatkan imbalan (upah), baik berupa kegiatan badan, akal, indra, maupun seni.
Dalam sebuah kitab dijelaskan, orang yang dengan ikhlas bekerja keras, Allah SWT akan memberikan beberapa ganjaran, seperti: pertama, akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Kedua, dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah. Ketiga, mendapatkan cinta Allah SWT. Keempat, terhindar dari azab neraka dan terakhir bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah.
Karena itu, di tahun baru ini, patut kita terus menjaga semangat bekerja keras dengan keringat kita sendiri. Dengan begitu, kita Insya Allah termasuk ke dalam golongan yang selamat dunia dan akhirat. Amin.
Sabtu, Januari 05, 2013
MELAWAN SYAHWAT NAFSU KORUPSI
Dunia dan nafsu memang seumpama bayang-bayang, keduanya merupakan kerabat dekat. Saking dekatnya, perselingkuhan mereka dapat melahirkan beragam enigma kehidupan masyarakat kita saat ini.
Mulai dari persoalan dunia hiburan yang lebih senang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita, sejumlah konflik dalam pemilukada yang tak jarang memicu konflik, hingga apa yang saat ini dikenal sebagai corruption by greed, atau korupsi yang dilakukan karena adanya sifat keserakahan untuk bisa hidup bermewah-mewahan di kalangan artis maupun pejabat.
Tak salah, jika kemudian nafsu sering diibaratkan dengan air laut, yang apabila diminum tidak menghilangkan dahaga tetapi hanya akan menambah haus. Jadi, manusia tidak akan puas memperturutkan hawa nafsunya. Sedangkan dunia tak ubahnya laksana fatamorgana.
Allah SWT telah menyindir tentang fatamorgana yang kerap menyilaukan manusia ini dalam surah Ali-Imran ayat 14. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).”
Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah marah kepada saudaranya Aqil yang memintanya untuk mengambil uang kas negara demi melunasi utang-utangnya. “Saya sebetulnya sangat ingin membantumu, tapi tidak dengan uang kas negara,” kata Ali tegas.
Aqil tentu saja kecewa dan terus mendesak. Hingga akhirnya Ali pun marah. “Karena engkau terus mendesak dan tidak mau mendengarkan pendapatku. Aku menyarankan sesuatu yang dapat melunasi hutangmu. Lihatlah kotak uang di pasar itu, saat pasar sepi, ambil!”
Aqil terkejut, lalu bertanya, “Mengapa engkau menyuruh aku mencuri uang pedagang yang seharian bekerja keras?”
Ali bin Abi Thalib lantas menjawab, “Lalu, bagaimana bisa engkau mendesakku untuk mencuri uang seluruh rakyat negeri ini?”
Laksana roda pedati, hidup ini akan selalu berputar. Menyusuri irisan demi irisan kesenangan, duka dan lara. Rasa aman, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain datang dan pergi seiring bergantinya hari. Itu adalah rahasia kehidupan yang dirajut oleh Allah untuk hambanya di dunia.
Hawa nafsu akan kemewahan dunia hanyalah akan membuat roda pedati enggan berputar kembali, dan rajutan kehidupan hancur tak berpola. Untuk itu, hanya sabar dan shalat tepat waktulah yang akan membuat roda pedati kembali berputar, dan rahasia kehidupan mengungkapkan keindahannya.
Sabar adalah ibu dari segala cita dan keinginan. Sementara shalat tepat waktu adalah rumus untuk dapat menguasai jiwa, hawa nafsu dan pikiran serta menentang syahwat korupsi. Sabar dan shalat tepat waktu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemilik segala keindahan dan kenikmatan sejati.
Kamis, Januari 03, 2013
SENTUHAN KREATIVITAS JILBAB BAGI MUSLIMAH
Islam memerintahkan kepada para Muslimah untuk menutup auratnya. Perintah ini membawa hikmah dan manfaat besar.
Yang menggembirakan, keinginan para Muslimah untuk berhijab atau menutup auratnya tersebut semakin berkembang. Ini dibuktikan dengan jumlah “hijabers” yang makin banyak. Tren atau mode hijab juga semakin berkembang.
Perkembangan tren atau mode hijab saat ini memang sangat menggembirakan. Hal itu memberikan dampak positif bukan hanya pada gairah berhijab, tapi juga kreativitas para Muslimah.
Para perancang mode Muslimah kini banyak bermunculan dengan menawarkan rancangan hijab yang trendi, tapi tetap sesuai syariah. Dengan ragam gaya dan model hijab, para Muslimah bisa memilih dengan leluasa gaya yang disukai dan cocok untuk penampilan.
Namun, terkadang banyaknya gaya dan model hijab yang ditampilkan memunculkan kesan konsumtif dan berlebihan. Setiap ada tren jilbab terbaru, maka ramai-ramai membelinya agar terkesan tidak ketinggalan zaman.
Padahal, untuk menjadi cantik dan menarik tidak harus membeli model hijab terbaru beserta aksesorinya. Kita bisa memanfaatkan koleksi yang ada untuk dikreasikan menjadi gaya hijab yang trendi.
Buku ini menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Isinya tidak sekadar tutorial hijab modern, tapi juga aneka kreasi gaya hijab dari jenis-jenis yang umumnya kita punya. Seperti, bergo, paris segi empat, shawl, scarf, dan pasmina.
Bergo adalah hijab klasik yang siap pakai. Ini merupakan gabungan antara ciput dan hijab langsung. Paris segi empat adalah hijab berbahan paris atau sifon berbentuk segi empat.
Sedangkan, scarf adalah hijab berbahan sifon atau hycon yang bentuknya seperti pasmina atau persegi panjang. Shawl adalah pasmina berbahan kaus berbentuk persegi panjang. Sementara, circle shawl adalah shawl berbentuk lingkaran, seperti syal atau kalung berbahan kaus. Dan, dalaman ninja adalah dalaman praktis yang dapat menutup leher sekaligus.
Soal pemakaian bergo, misalnya tak selalu berarti minim modifikasi. Bergo yang identik dengan orang tua dan occasion biasa, ternyata bisa dikenakan juga di kampus. Para Muslimah bisa mengenakan bergo dengan outfit celana panjang, kaus, dan flat shoes.
Agar tampil lebih gaya, manfaatkan payet atau ornamen yang ada pada bergo. Buatlah tumpukan di salah satu sisi kepala dengan jarum pentul. Tumpukan payet tersebut akan memberi aksen cantik pada potongan bergo yang biasa. Tambahkan vest dan rok dengan warna chic yang senada plus aksesori berupa kalung.
Berbagai panduan berhijab lainnya dikupas tuntas di buku ini. Hal tersebut akan menambah ilmu dan kreativitas dalam memakai hijab yang disyariatkan agama. Jadi, tak perlu ragu lagi berkreasi dengan koleksi hijab yang ada di lemari. Tak perlu juga membeli hijab setiap ada tren baru. Yang dibutuhkan hanyalah sentuhan kreativitas.
Yang menggembirakan, keinginan para Muslimah untuk berhijab atau menutup auratnya tersebut semakin berkembang. Ini dibuktikan dengan jumlah “hijabers” yang makin banyak. Tren atau mode hijab juga semakin berkembang.
Perkembangan tren atau mode hijab saat ini memang sangat menggembirakan. Hal itu memberikan dampak positif bukan hanya pada gairah berhijab, tapi juga kreativitas para Muslimah.
Para perancang mode Muslimah kini banyak bermunculan dengan menawarkan rancangan hijab yang trendi, tapi tetap sesuai syariah. Dengan ragam gaya dan model hijab, para Muslimah bisa memilih dengan leluasa gaya yang disukai dan cocok untuk penampilan.
Namun, terkadang banyaknya gaya dan model hijab yang ditampilkan memunculkan kesan konsumtif dan berlebihan. Setiap ada tren jilbab terbaru, maka ramai-ramai membelinya agar terkesan tidak ketinggalan zaman.
Padahal, untuk menjadi cantik dan menarik tidak harus membeli model hijab terbaru beserta aksesorinya. Kita bisa memanfaatkan koleksi yang ada untuk dikreasikan menjadi gaya hijab yang trendi.
Buku ini menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Isinya tidak sekadar tutorial hijab modern, tapi juga aneka kreasi gaya hijab dari jenis-jenis yang umumnya kita punya. Seperti, bergo, paris segi empat, shawl, scarf, dan pasmina.
Bergo adalah hijab klasik yang siap pakai. Ini merupakan gabungan antara ciput dan hijab langsung. Paris segi empat adalah hijab berbahan paris atau sifon berbentuk segi empat.
Sedangkan, scarf adalah hijab berbahan sifon atau hycon yang bentuknya seperti pasmina atau persegi panjang. Shawl adalah pasmina berbahan kaus berbentuk persegi panjang. Sementara, circle shawl adalah shawl berbentuk lingkaran, seperti syal atau kalung berbahan kaus. Dan, dalaman ninja adalah dalaman praktis yang dapat menutup leher sekaligus.
Soal pemakaian bergo, misalnya tak selalu berarti minim modifikasi. Bergo yang identik dengan orang tua dan occasion biasa, ternyata bisa dikenakan juga di kampus. Para Muslimah bisa mengenakan bergo dengan outfit celana panjang, kaus, dan flat shoes.
Agar tampil lebih gaya, manfaatkan payet atau ornamen yang ada pada bergo. Buatlah tumpukan di salah satu sisi kepala dengan jarum pentul. Tumpukan payet tersebut akan memberi aksen cantik pada potongan bergo yang biasa. Tambahkan vest dan rok dengan warna chic yang senada plus aksesori berupa kalung.
Berbagai panduan berhijab lainnya dikupas tuntas di buku ini. Hal tersebut akan menambah ilmu dan kreativitas dalam memakai hijab yang disyariatkan agama. Jadi, tak perlu ragu lagi berkreasi dengan koleksi hijab yang ada di lemari. Tak perlu juga membeli hijab setiap ada tren baru. Yang dibutuhkan hanyalah sentuhan kreativitas.
Langganan:
Postingan (Atom)