Banyak orang berpenampilan baik, menarik dan menawan pada saat keluar
rumah, syuting, bertemu dengan komunitas dan lain semacamnya. Perilaku
tersebut sebenarnya tidak salah asalkan didasari dengan niat baik dan
tidak pamer (riya') terhadap sesama.
Hal itu karena Allah SWT
berfirman, "Wahai anak Adam pergunakanlah perhiasanmu pada setiap ke
masjid dan makan serta minumlah sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Katakanlah siapa yang mengharamkan
perhiasan Allah yang dikeluarkan untuk para hambanya..." (QS. Al A'raf:
31-32).
Kata masjid di sini juga berarti sekolah, pasar,
perkantoran, tempat pertemuan komunitas dan tempat-tempat lain yang
menjadi ajang berkumpulnya masyarakat. Berpenampilan baik, menarik serta
menawan tidak otomatis identik dengan kesombongan, sebab kesombongan
tumbuh dari batin dan bersemi di hati.
Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat sebesar
dzarrah (atom) sifat kesombongan." Salah seorang sahabat bertanya,
"Sungguh terdapat seorang lelaki yang kegemarannya menggunakan baju dan
sandal bagus.” Rasulullah SAW menjawab. "Sungguh Allah itu indah,
menyukai keindahan. Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan
manusia. Sungguh Allah itu indah dan menyukai keindahan serta Allah itu
bersih menyukai kebersihan." (HR. Muslim).
Maka keindahan zahir
tampak dari keindahan pakaian dan keindahan pakaian menunjuk pada
kesucian hati, sehingga seorang Mukmin memang sudah seharusnya
berpenampilan baik, bersih, suci, menarik, menawan, proporsional, rapi
dan serasi bukan saja saat di luar rumah melainkan di dalam rumah dan di
manapun ia berada.
Hal tersebut agar memiliki kesesuaian dengan
keumuman perintah Allah SWT yang menegaskan, "Dan terhadap pakaianmu,
maka sucikanlah." (QS. Al Mudatstsir: 4). Makna suci di sini mencakup
semua kriteria tersebut di atas.
Dalam kaitannya dengan
keserasian, Islam mengutamakan penggunaan warna putih karena warna
tersebut netral, memancarkan cahaya dan keindahan. Rasulullah SAW
bersabda, "Pakailah di antara pakaianmu yang berwarna putih karena warna
tersebut sebaik-baiknya pakaian dan kafanilah orang yang meninggal di
antara kalian dengan warna putih." (HR. Tirmidzi).
Sedang dalam
kaitannya dengan kepantasan dan proporsionalitas, Islam melarang umatnya
memakai satu sandal/sepatu atau dua sandal/sepatu yang terputus
keduanya atau salah satunya. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah
seorang di antara kalian berjalan dengan memakai satu pasang sandal,
pakailah keduanya atau melepaskan keduanya." (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam
kaitannya dengan kerapian, keindahan dan kebersihan, Islam
memerintahkan kita untuk menghias rambut dan menjaga kerapiannya serta
melarang mencukur sebagian dan menyisakan sebagian yang lain. Dalam
sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW melarang anak kecil yang
mencukur sebagian rambut dengan menyisakan sebagiannya melalui sabdanya,
"Cukurlah seluruhnya atau tinggalkan seluruhnya." (HR. Ahmad).
Demikianlah
karakter penampilan seorang mukmin yang baik dan proporsional yang
timbul dari pemahamannya yang baik terhadap pendalaman keagamaannya dan
merefleksikan kebaikan, kesucian, sikap rendah hati dan zuhud dalam hati
sanubarinya. Wallahua'lam.
www.ende-islam.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar