Islam adalah agama universal, yang bisa diterima oleh semua golongan;
suku, bangsa, dan adat istiadat. Karena itu, Islam cepat diterima
masyarakat karena prinsip toleran (tasamuh), moderat (tawasuth),
berkeadilan, dan seimbang (tawazun).
Hal ini pun terjadi pula
pada masyarakat Cina. Negeri dengan penduduknya kini lebih dari satu
miliar ini, menerima Islam dengan sambutan hangat.
Sejarah
mencatat, Islam masuk ke Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), yang
dibawa oleh salah seorang panglima Muslim, Sa’ad bin Abi Waqqash RA, di
masa Khalifah Utsman bin Affan RA.
Menurut Chen Yuen, dalam A Brief Study of the Introduction of Islam to China,
masuknya Islam ke Cina sekitar tahun 30 H atau sekitar 651 M. Ketika
itu, Cina diperintah oleh Kaisar Yong Hui (ada pula yang menyebut nama
Yung Wei).
Data masuknya Islam ke Cina ini dipertegas lagi oleh Ibrahim Tien Ying Ma dalam Muslims in China (Perkembangan
Islam di Tiongkok). Buku ini secara lengkap mengupas sejarah
perkembangan Islam di Cina sejak awal masuk hingga tahun 1980-an.
Sebelumnya,
banyak hikayat yang berkembang mengenai masuknya Islam ke Negeri Tirai
Bambu ini. Namun, semua hikayat itu menceritakan adanya tokoh utama di
balik penyebaran agama Islam di Cina.
Versi pertama menyebutkan,
ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa sahabat Rasulullah SAW
yang hijrah ke Habasyah Abyssinia (Ethiopia). Sahabat Nabi hijrah ke
Ethiopia untuk menghindari kemarahan dan amuk massa kaum Quraisy
jahiliyah. Mereka antara lain Ruqayyah, anak perempuan Nabi; Utsman bin
Affan, suami Ruqayyah; Sa'ad bin Abi Waqqash dan sejumlah sahabat
lainnya.
Para sahabat yang hijrah ke Ethiopia itu mendapat
perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di Kota Axum. Banyak sahabat yang
memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab. Konon, mereka inilah yang
kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui
berkuasa (581-618 M).
Sumber lainnya menyebutkan, ajaran Islam
pertama kali tiba di Cina ketika Sa’ad bin Abi Waqqash dan tiga
sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethiopia pada 616 M. Setelah sampai di
Cina, Sa’ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke
Guangzhou membawa Kitab Suci Alquran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar