Jumat, September 30, 2011

SALAM UNTUK ERIC GERETS

Pelatih asal Belgia yang menangani tim nasional Maroko, yang kini tengah ditawar untuk menangani kembali Tim Hilal Saudi, dikabarkan menjadi mualaf pekan ini. Media Arab melaporkan, ia menjadi Muslim setelah menikahi seorang perawat berkebangsaan Arab saudi.

Koran Ekonomist menyebut Gerets tiba di Riyadh pekan lalu dan menyatakan dirinya telah menjadi seorang Muslim. Di negeri Petrodolar ini, ia menggelar resepsi dengan hanya dihadiri teman-teman dekatnya.

Ia menyebut persoalan agama adalah hal pribadi dan bukan konsumsi publik.

Gerets tengah mempertimbangkan untuk menangani Tim Hilal, menggantikan pelatih asal Jerman, Thomas Doll. Gerets pernah bermain untuk Rekem, Standard de Liège, AC Milan, MVV Maastricht, danPSV Eindhoven, dan membawa kesebelasannya memenangi  European Cup 1987–1988, dua kejuaraan di Belgia, dan tujuh kejuaraan di Jerman dalam kurun dua tahun.

Dia adalah satu dari dua pemain andalan timnas Belgia.

Sebagai manajer, ia sukses membawa FC Liège, Lierse SK, Club Brugge, PSV Eindhoven, 1 FC Kaiserslautern, dan VfL Wolfsburg menjadi klub yang diperhitungkan, sebelum bergabung dengan Galatasaray SK pada akhir musim 2004–2005. Pada Mei 2007, dia meninggalkan klub dan pada 25 September, menjadi pelatih untuk Olympique de Marseillenamun gagal membawa timnya meraih kemenangan.

Setelah kontrak berakhir pada 29 April 2009, ia dipinang untuk menangani Tim Hilal untuk jangka dua tahun dengan nilai kontrak 1,8 juta euro pertahun.

Kontrak berakhir, ia menandatangani kontrak baru sebagai pelatih Timnas Maroko untuk jangka empat tahun. Namun, dalam kontrak itu disebutkan, ia masih diperkenankan sebagai pelatih paruh waktu bagi Tim Hilal untuk memepersiapkannya bermain di Asian Champions League.

Jumat, September 23, 2011

MTQ NASIONAL TAHUN 2012 DI AMBON MALUKU

Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali seperti disampaikan Wakil Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury menyepakati pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat nasional 2012 tetap berlangsung di Ambon, Ibu kota Provinsi Maluku. "Dari percakapan antara pimpinan DPRD bersama Pemprov Maluku dan Latupati (pemangku adat) Pulau Ambon dengan Menteri Agama, disekapati MTQ 2012 tetap berjalan sesuai rencana semula," kata Lucky di Ambon.
Keberangkatan pimpinan DPRD bersama Gubernur dan para Latupati menemui Menteri Agama dan Menkokesra Agung Laksono di Jakarta ini untuk meminta penyelenggaraan MTQ tidak dialihkan ke daerah lain berkaitan dengan merebaknya bentrokan antarwarga.
Menurut Wattimury, komitmen masyarakat Maluku untuk mensuskseskan momentum MTQ bukanlah sebuah komitmen yang hanya sebatas retorika, tapi ini lahir dari sebuah ketulusan hati masyarakat yang paling dalam.
Untuk menyambut kegiatan nasional yang bakal dihadiri para khafilah dari seluru Indonesia ini, Pemprov telah melakukan berbagai persiapan sarana dan prasarana tempat berlangsungnya MTQ, berkoordinasi dengan seluruh pengusaha hotel dan penginapan hingga pembangunan tribun di Lapangan Merdeka Ambon sebagai tempat berlangsungnya perlombaan.
Setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Agama, DPRD bersama para latupati mengikuti kegiatan halal bi halal yang diselenggarakan Pemprov dengan masyarakat Maluku yang ada di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek).
"Cukup banyak masyarakat yang hadir dan disitu kita melihat bagaimana semua orang dengan penuh kesukacitaan berkumpul dan saling berbaur tanpa memandang latar belakang dari golongan mana," katanya.
Warga Maluku yang hadir dalam acara halal bi halal ini juga memiliki komitmen yang sama dalam semangat persaudaraan untuk mengutuk peristiwa bentrokan 11 September agar tidak terulang lagi sebab persoalan ini hanya minggalkan kesengsaraan bagi masyarakat.

Kamis, September 15, 2011

PILIHLAH MADRASAH UNTUK PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, mengajak masyarakat mau memasukkan anak-anaknya di sekolah Madrasah. Ajakan tersebut untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) seimbang antara pendidikan formal dan spiritualnya.
"Dengan pemberian porsi lebih pada pendidikan spiritual atau agama, diharapkan para lulusan madrasah dapat membentengi dirinya menangkal budaya modern," ujar Kasi Madrasah Pendidikan Dasar (Mapenda) Kemenag Bangka Barat, Safrian Isbihani, di Muntok.
Di Madrasah, katanya, pendidikan agama Islam porsinya lebih banyak dibandingkan sekolah formal lainnya. Karena Madrasah lebih menekankan pada pendidikan akhlak, namun tetap memberikan pelajaran formal lain seperti di sekolah umum.
Menurut dia, penekanan pada pendidikan agama tersebut dimaksudkan agar para siswa memiliki budi pekerti luhur sehingga tidak mudah terjerumus dalam budaya modern kebarat-baratan yang bertentangan dengan kaidah keislaman mereka.
''Di Madrasah, pendidikan agama Islam porsinya lebih besar dibandingkan sekolah lain,'' katanya. ''Ada sebanyak lima mata pelajaran yang harus diikuti para siswa yang terdiri dari mata pelajaran Fikih, Akidah Akhlak, Alquran, Hadist dan Bahasa Arab.''
Dalam setiap pekan, katanya, para siswa madrasah diberikan mata pelajaran tesebut sebanyak tiga jam pelajaran untuk setiap mata pelajarannya. Ini agar mereka semakin memahami dan mendalami ajaran Islam sehingga diharapkan dapat menjadi kontrol perilaku mereka setiap harinya.
"Kami menilai siswa tidak hanya berdasarkan nilai pelajarannya. Namun, tingkah laku keseharian siswa juga menjadi pertimbangan khusus dalam penilaian," katanya.

Senin, September 12, 2011

TERUSKAN PROGRAM JUMAT BERSIH ENDE

Setelah terhenti selama satu bulan lebih, Jumat 09 September 2011 kembali Pengadilan Agama Ende mengadakan kegiatan “Jumat Bersih”. Kegiatan ini diiukti oleh semua hakim, pegawai dan honorer Pengadilan Agama Ende, kecuali hakim atau pegawai yang masih berstatus cuti karena berlebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Kegiatan “Jumat Bersih”yang diikuti oleh seluruh pegawai PA Ende
Sebenarnya kegiatan Jumat bersih ini rutin dilaksanakan satu kali lima belas hari setiap bulan, namun kegiatan ini sempat terhenti di bulan Ramadhan disebabkan dibulan Ramadhan ada kegiatan lain (tadarus dan ceramah agama). Kegiatan jumat bersih ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan kantor secara kontiniu sehingga semua pegawai dapat bekerja dengan nyaman. Juga diharapkan dengan adanya kegiatan Jumat bersih ini setiap pengunjung Pengadilan Agama Ende, baik yang sedang menjalani proses berperkara maupun yang sekedar berkonsultasi bisa mendapatkan kesan yang baik. Tidakkah didalam ajaran agama Islam kita mengenal “kebersihan itu bahagian dari iman ?” Demikian Wakil Ketua Pengadilan Agama Ende Drs. Lazuarman, M.Ag berkomentar ketika ditemui tim IT Pengadilan Agama Ende diruang kerjanya setelah kegiatan Jumat bersih tersebut.

Asri dan Nyaman itulah kesan pertama ketika berkunjung ke PA Ende
Lebih lanjut Wakil Ketua Pengadilan Agama Ende menjelaskan bahwa sebenarnya Islam adalah agama yang sangat mengedepankan nilai-nilai kebersihan. Didalam kitab-kitab fiqh klasik maupun modern setiap kita membuka bab pertama dalam kitab fiqh tersebut yang kita temui pasti pembahasan mengenai masalah thaharah. Ini memberikan renungan bagi kita bersama bahwa setiap kita hendak melaksanakan suatu kegiatan mulailah dari kebersihan, apakah itu kebersihan fisik (lingkungan) apalagi kebersihan hati. Kebersihan hati adalah niat yang ikhlas (suci) karena Allah tanpa dicampuri oleh kepentingan lain. Alangkah indahnya kehidupan ini bila semua aktivitas beranjak dari sebuah nilai-nilai kebersihan, baik kebersihan lingkungan apatah lagi kebersihan hati.
PA Ende siap memberikan pelayanan yang terbaik
Saat ini Pengadilan Agama Ende mencoba menggeliat, berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakatnya. Maka “mewujudkan kebersihan di lingkungan kantor dan memberikan pelayanan yang terbaik dengan setulus hati” adalah salah satu wujud memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pencari keadilan. Berbuatlah yang terbaik untuk masyarakat kita.. Semoga Allah meridhainya, amin..

Jumat, September 09, 2011

WAJAH BARU MUSLIM HISPANIC

Tawa renyah terdengar di balik lereng bukit, pedesaan Bonita, San Diego Selatan, AS. Di lokasi itu, rupanya bermukim sebuah keluarga keturunan Spanyol. Arancibia, ya, demikian nama keluarga tersebut.

Sekelebat tidak ada yang berbeda dari keluarga tersebut. Namun, saat diperhatikan lebih dekat, keluarga Arancibia tidak serupa dengan imigran Meksiko yang berdomisili di San Diego. Keluarga Arancibia justru berasal dari Chili, negara di selatan Amerika.

Perbedaan lain, Mereka bukanlah pemeluk Katholik layaknya keturunan Spanyol. Keluarga itu memeluk Kristen selayaknya masyarakat Amerika Utara. Perbedaan itu kian diperkaya dengan keberadaan satu  anggota dari keluarga itu yang memutuskan memeluk Islam.

Diego Arancibia, 38 tahun, seorang Kordinator Proyek Bantuan Sekolah (ASAP), memutuskan masuk Islam 13 tahun lalu. Ia sekarang menjadi keluarga besar Muslim Latin Amerika, sebuah komunitas yang tengah tumbuh pesat.

"Dari SMA, aku membaca tiga buku. "Rambo: The First Blood," "The Karate Kid," dan kemudian, tentu saja, "The Autobiography of Malcolm X," tapi dari setiap buku yang say abaca, saya ingin menjadi seseorang yang dapat mengubah diri sendiri dan perubahan itu berdampak pada masyarakat,” paparnya.

Saat Diego mendalami pelajaran agama Islam di sebuah perguruan tinggi. Ia terkesima dengan kisah sejarah masuknya Islam di Spanyol.  Menurut Diego, pengaruh budaya Islam begitu terasa di Spanyol. Penghormatan terhadap orang tua merupakan salah satu bentuk  pengaruh Islam di Spanyol.

"Islam (Moor) mendiami wilayah Spanyol 700 tahun. Tak heran, budaya Islam mengalir dalam budaya latin. Jadi, saya berasal dari warisan dan tradisi besar,” katanya bangga.

Di akhir tahun kuliahnya, ia mantap memutuskan untuk memeluk Islam. Ia ucapkan dua kalimat syahadat dengan penuh bangga.  "Dalam pikiran , saya sudah Muslim, di depan saudara-suadara seiman, saya mengubah jalan hidup. Saya masih ingat hari itu, "kata Diego.

Menurut Imam Islamic Center San Diego, Taha Hassane, lebih dari 55 orang datang ke Center untuk mengkonversi setiap tahun. "Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak  muda, pria dan wanita, yang diperkenalkan kepada Islam oleh teman-teman baik teman sekelas atau  tetangga," katanya.

Hassane mengatakan ia menemukan seorang Latin menjadi sangat religius saat memeluk Islam. M ereka begitu tertarik dengan sistem moral dan struktur ibadah yang diajarkan Islam. Menurutnya, Muslim Latin begitu berkomitmen kepada iman baru mereka.

"Pada dasarnya, para mualaf menghadapi beberapa tantangan saat mereka menerima Islam. Menerima Islam bagi mereka adalah menerima perubahan hubungan mereka dengan teman-teman, saudara, dan anggota keluarga mereka.".

Diego sependapat dengan Hassane. Ia sekalipun mendapat dukungan dari keluarga, namun ada satu-dua anggota keluarga yang mempertanyakan keislamannya. “Awalnya, apa-apaan ini,” kenang Diego.

Bagi  profesor dan penyair, Adrian Arancibia,  40 tahun, kakak tertua Diego, keputusan adiknya merupakan hal mengejutkan.”Kami, Diego dan saya begitu dekat. Jadi benar-benar sulit. Bagi saya tidak mungkin untuk meninggalkannya,” papar Andrian.

Adrian takut,  hari-hari mendengarkan musik jazz dan kebiasaan yang dilakukan di bar dan klub malam akan berakhir. Ia juga sempat ragu tentang agama yang dianut Diego.

"Keluarga saya benar-benar tidak mengerti apakah ia (Diego) serius dengan putusannya. Ayah dan ibu mengambil buku (Alquran) dan mereka mulai membaca," katanya.

Ayah Diego merupakan Direktur Pembelian sebuah perusahaan dan ibunya merupakan seorang guru. Keduanya sepakat informasi dan dialog merupakan cara terbaik dalam menghargai kebebasan berpikir dan beragama.

Tragedi 9/11

Pasca tragedi 9/11, sikap toleransi dan rasa memiliki menjadi cobaan bagi banyak Muslim. “Awalnya sempat terpikir apakah saya harus meninggalkan rumah atau meminta maaf kepada semua orang yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan dirinya,” kenang Diego.

Imam Hassane mengatakan peristiwa 9/11 memberikan hikmah kepada Muslim Amerika untuk berinteraksi dengan masyarakat Amerika.

"9/11 adalah panggilan bangun tidur bagi kita sebagai Muslim Amerika. Ini menunjukkan kepada kita,  umat Islam  harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam hal menjangkau non-Muslim. Saya dapat memberitahu anda 10 tahun setelah  9/11, situasinya sama sekali berbeda, "kata Hassane.

Saat ini, baik Adrian dan Diego telah menikah dan dikaruniai anak. Diego menikahi Somalia- Amerika, Hajjer. Ia bersama istri dan anaknya, selalu mendatangi orang tua dan kakak mereka untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama. Demikian yang terjadi saat Idul Fitri, keluarga itu turut merayakan hari raya keyakinan Diego.

"Saya bersyukur kepada Tuhan, keluarga saya telah begitu akomodatif. Akibatnya pemahaman itu yang diperlukan untuk membantu kita semua," kata Diego.

Adrian mengatakan situasi yang dialami keluarganya merupakan anugerah dari Tuhan. "Kita mungkin berasal dari latar belakang dan agama yang berbeda, tapi kami satu keluarga," ujar Adrian.

Kebahagian dan tawa renyah keluarga Arancibia mungkin menjadi wajah baru Latin Amerika yang mulai mengenal keberagaman. Dimana Islam menjadi pewarna keragaman tersebut.