Kamis, Mei 19, 2011

BANGGA MEMELUK ISLAM

Saat dua pesawat menabrak gedung WTC pada 11 September silam, Christina Rountree masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Seperti sebagian besar warga Amerika lain, ia mengaku terperangah dan marah.

"Kemudian muncul di berita bahwa itu semua dilakukan oleh Muslim. Saya pun bertanya pada teman-teman Muslim saya, 'mengapa orang-orang ini berbuat atas nama Islam. Itu agama kalian bukan?"

Penasaran, ia mencari tahu sendiri tentang Islam. Ia juga bergabung dengan Asosiasi Mahasiswa Muslim.

Ujung-ujungnya, dia jatuh hati pada Islam. Ia memeluk Islam beberapa tahun kemudian. Kini, dia rajin mengikuti pertemuan Muslim dan dialog lintas agama.

Ia merasa memeluk Islam merupakan sesuatu yang diinginkan Tuhan terhadapnya. Meski, ia mengaku, itu bukan sesuatu yang diinginkan oleh ibunya. Ia bangga memeluk Islam.

Kisah Amira lain lagi. Dia lahir dalam keluarga kawin campur Muslim-Katholik. Ibunya, seorang Katholik, sangat menenggang apa yang dilakukan ayahnya, seorang Muslim, dalam beribadah. Begitu juga sebaliknya. Dalam keluarganya, ia belajar toleransi.

Menginjak dewasa, dia dibebaskan memilih agama. Islamlah yang kemudian dipilihnya. "Bukan tentang yang lain lebih buruk, tapi hati sayalah yang memilih Islam," katanya.

Sedang Wiam Alwan, 23 tahun, beruntung lahir dari keluarga Muslim. Dia bersekolah di sekolah negeri sebelum kemudian berpindah ke sekolah swasta karena alasan jilbab.

Serangan 11 September pernah membuat "sulit" hidupnya. Ia menjadi bahan ejekan teman-teman dan seolah ditempelkan stereotip teroris di keningnya. Namun, ia tak sedikitpun menyesali terlahir sebagai Muslim. "Saya tetap bangga sebagai pengangut Islam," katanya.

Hal yang sama diamini dua bersaudara Marwa dan Hani Elsharkawy. Wajah Arabnya menjadi sasaran empuk pelecehan atas nama agama. "Tak hanya di sekolah, tapi juga di jalan atau dimanapun kami berada," katanya. Namun, ia mengaku tak pernah memasukkan ke dalam hati hal-hal yang menyakitkan itu.

Aktivis pemuda Muslim Michigan, Emmad Awwad, menyatakan, apreasiasi kalangan muda Michigan terhadap Islam belakangan sangat tinggi. Beberapa malah menyatakan diri masuk Islam dengan bersyahadat.

Ia dan teman-temannya kini giat berdakwa di kalangan anak muda Muslim, memngajak mereka untuk berpikiran terbuka, mengembangkan toleransi, dan tentu saja, terus beristikamah dalam Islam.

Tidak ada komentar: