Rabu, November 04, 2009

JEJAK ISLAM : SEJARAH ISLAM MASUK KE NTT

Penyebar agama Islam pada awal masuknya Islam pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah para pedagang dan ulama yang telah dimulai pada abad ke 15 di Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur.

Penyebaran agama Islam ini pertama dilakukan seorang ulama pedagang dari Pelembang yang bernama Syahbudin bin Salman Al Faris yang kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Menanga, kata peneliti dan penulis buku tentang sejarah Islam di NTT, Munandjar Widiyatmika di Kupang, Selasa [08/09].

“Dari sumber-sumber sejarah yang berhasil saya himpun, agama Islam masuk pertama kali di pulau Solor di Menanga pada abat ke-15 kemudian ke Ende dan Alor,” katanya dalam suatu wawancara terkait masuknya agama Islam pertama di NTT.

Menurut dia, Solor menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam di NTT karena letaknya strategis dengan bandar-bandar penting di Pamakayo, Lohayong, Menanga dan Labala, sangat penting bagi kapal yang menunggu angin untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Timor dan Maluku, demikian pula di Ende dan Alor.

“Masuknya agama Islam ini dibawa oleh pedagang sehingga sangat wajar kalau penyebarannya dilakukan mulai di sekitar bandar-bandar startegis yang banyak dikunjungi para pedagang Islam dari luar, dan Solor adalah daerah peristirahatan sebelum ke pusat penghasil cendana di Pulau Timor,” katanya.

Bahkan Portugis sendiri membangun benteng di Pulau Solor karena Solor merupakan daerah yang paling tepat untuk berisiraharat sambil menunggu angin baik untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Timor.

Mengenai pola pendekatan, dia menambahkan, perintis penyebar agama Islam di NTT asal Palembang ini menggunakan pendekatan kekeluargaan dan memegang tokoh-tokoh kunci daerah setempat.

Di Solor misalnya, penyebar agama ini kawin dengan seorang puteri raja Sangaji Dasi dan menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam di NTT dan kemudian diikuti anggota keluarganya.

Artinya, berkat pengaruh Sangaji Dasi, keluarga dan pengikutnya dengan mudah diajak menjadi pemeluk agama Islam, kata Sosilog yang juga mantan staf pengajar pada Universitas Nusa Cendana Kupang ini.

Bahkan untuk kepentingan pengembangan agama Islam di Solor, Sultan Menanga kemudian ditempatkan di perbatasan antara kerajaan Lamakera dan Lohayong dan berhasil membangun kampung muslim pertama di Menanga.

Agama Islam kemudian tersebar ke daerah lain seperti Alor, dan seluruh Flores, Timor dan Sumba.

Menurut dia, sejak masuknya agama Islam di NTT sampai abat ke-16, para perintis belum tergerak mewujudkan lembaga sosial keagamaan Islam dan lembaga pendidikan Islam sebagai penunjang penyebaran agama Islam.

Hal ini berbeda dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa yang tidak saja ditunjang para wali dan ulama tetapi juga sistem pendidikan di Pondok Pesantren, katanya.

Tidak ada komentar: