GEMAR BERINFAK - CIRI ORANG BERTAQWA
******
Oleh : K.H. NASHIRUL HAQ MA
=====
Allah SWT berfirman, "Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.Yaitu
orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran [3]: 134).
Salah satu ciri orang bertakwa
(muttaqin) adalah gemar berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, saat
senang maupun susah, di waktu kaya maupun miskin, dan ini dilakukan secara
istiqamah.Dalam kondisi apa pun, orang bertakwa akan selalu ingin berbagi dan
memberi kebaikan kepada sesamanya. Meskipun jumlahnya sedikit, jika dilandasi
keikhlasan, semata-mata mencari ridha Allah Ta'ala, nilainya sangat mulia di
sisi-Nya.
Kebanyakan manusia merasa sulit
memberikan apa yang dimilikinya, meskipun dalam keadaan lapang, apalagi
sempit.Alasan utama mereka adalah kebutuhan yang belum tercukupi.Padahal,
kebutuhan akan selalu menyertai manusia.Tak akan ada habisnya.
Perintah berinfak di waktu lapang
bertujuan menghilangkan sikap sombong, tamak, serakah, dan cinta harta secara
berlebihan.Berinfak di kala susah bertujuan membangun kesadaran bahwa tangan di
atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mengingatkan kita agar tidak segan dan malu bersedekah, walaupun hanya dengan
sebiji kurma. Beliau bersabda, "Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun
dengan (bersedekah) sebutir kurma."(Muttafaq alaih).
Abu Bakar RA, saat bersiap mengikuti
Perang Tabuk, menyerahkan seluruh hartanya.Umar bin Khattab RA menyerahkan
separuhnya. Utsman bin Affan menginfakan 300 ekor unta dengan perlengkapannya
plus uang 1.000 dinar.Abdurrahman bin Auf tak mau ketinggalan.Ia menginfakkan
hartanya senilai 4.000 dirham perak dan 40 ribu dinar emas.
Pada saat yang sama, seorang sahabat yang
miskin bernama Abu Uqail juga ingin berinfak, tetapi tidak memiliki
harta.Hidupnya susah dan sulit.Lalu, ia datang kepada Rasulullah SAW dengan
membawa satu sha'kurma (setara dengan 3 kg).
Meskipun jumlah yang diinfakkan Abu
Uqail tak banyak, tingkat pengorbanannya sama dengan Umar bin Khattab yang juga
menyerahkan setengah dari harta yang ia miliki.
Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa
harta yang sesungguhnya adalah apa yang telah kita infakkan di jalan
Allah.Dalam suatu riwayat yang diceritakan oleh Abdullah bin Mas'ud RA,
Rasulullah SAW bertanya kepada sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang
harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?"Para
sahabat menjawab, "Tidak ada di antara kami kecuali hartanya
(sendiri)lebih ia cintai." Rasulullah SAW berkata lagi, "Sungguh
hartanya adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya adalah yang
ia tinggalkan (tidak diinfakkan)." (HR Bukhari).
Wallahu a'lam.
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar