Umar menjawab, "Pekerjaan satu hari saja
sudah menyebabkanku letih. Bagaimana jika pekerjaan yang seharusnya
dilakukan dalam dua hari digabung dalam satu hari? Besok adalah waktunya
orang-orang yang lemah yang tidak mampu mengatur waktu dengan baik.
Janganlah suatu hari pekerjaan ditunda karena kemalasan sampai besok
pagi. Karena, besok pagi adalah harinya orang-orang yang lemah tidak
berdaya."
Waktu adalah modal manusia yang sangat
berharga, seyogianya tidak dipenuhi dengan berbagai macam kelalaian dan
keteledoran. Kita harus mampu melepaskan diri dari belenggu kebiasaan
menunda-nunda pekerjaan. Kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk
selalu sadar menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Imam Hasan al-Bashri berkata, "Saya
pernah bertemu dengan sekelompok orang yang lebih mementingkan
memanfaatkan waktunya dengan baik daripada mengurusi dan memburu dirham
dan dinar."
Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam
masalah ini, begitu juga para utusan Allah SWT yang lain. Dalam
hidupnya, Rasulullah SAW banyak membuat prestasi yang tiada
tandingannya.
Dalam waktu 23 tahun, Rasulullah SAW
mampu mendidik kader-kader dakwah yang akan meneruskan perjuangannya.
Jika kita membandingkan prestasi Nabi SAW dengan diri kita, akan terasa
bahwa diri kita amatlah kerdil.
Dalam buku Al-Waqtu fi Hayatil Muslim
disebutkan, orang yang dianugerahi petunjuk oleh Allah SWT untuk
menggunakan waktunya dengan baik mampu memanjangkan umurnya. Ia bisa
memperpanjang kehidupannya hingga waktu yang dikehendaki oleh Allah SWT
meskipun jasadnya telah mati. Ia tetap hidup, meskipun tubuhnya tidak
bernyawa lagi. Ia masih terus menyampaikan misi-misi mulia, sedangkan
jasadnya terkubur di dalam tanah.
Keberkahan waktu akan didapat oleh mereka
yang menyadari dan mengetahui arti pentingnya waktu. Orang yang sadar
dan waspada, waktunya akan selalu bermakna dan berharga. Pada dasarnya,
baik buruknya waktu bergantung orang yang menggunakannya.
Orang yang lalai dan teledor, umur dan
waktunya juga tidak bernilai dan berharga. Karena itu, tidak heran bila
salah satu tanda datangnya hari kiamat adalah hilangnya keberkahan
waktu.
Sahabat Anas bin Malik RA meriwayatkan
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan datang hingga masa
terasa berjalan dengan cepat, setahun terasa sebulan, sebulan terasa
seminggu, seminggu terasa sehari, sehari terasa satu jam, dan satu jam
terasa bagai sepercikan api (yang hidup kemudian padam)." (HR Tirmidzi
dan Ahmad).
Mari kita renungkan apa yang disampaikan
Imam al-Hakim, "Banyak umur yang panjang masanya, tapi sedikit
kemanfaatannya. Banyak juga umur yang pendek masanya, tapi banyak
kemanfaatannya. Barang siapa umurnya diberkahi, niscaya dalam hidupnya
akan menemukan beragam anugerah dari Allah SWT."
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar