Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui, ada berbagai sebutan yang
dialamatkan pada bulan Ramadhan, baik yang disebutkan secara langsung
dalam Alquran, hadis Nabi, maupun kebiasaan umat menyebutnya.
Beberapa
contoh di antaranya, bulan penuh keberkahan (syahrul mubarak), bulan
Alquran (syahrul-Qur’an), bulan zakat dan infak (syahrul zakat wa
infaq), dan juga bulan berjamaah (syahrul jamaah).
Syahrul jamaah
artinya, kaum Muslimin yang berpuasa melakukan kegiatan secara
berjamaah, baik dalam ibadah maupun muamalah, seperti buka puasa bersama
yang hampir dilaksanakan di semua masjid, kompleks perumahan, juga di
kantor-kantor.
Harapan kita tentu saja, dengan semangat berjamaah
ini, akan timbul semangat kesatuan, persatuan, dan ukhuwah Islamiyah
dalam kehidupan nyata untuk membangun kekuatan umat, seperti dalam
bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya, maupun bidang lainnya.
Salah
satu shalat sunah pada malam hari yang sangat menonjol yang selalu
dilakukan secara berjamaah adalah Tarawih. Jumlahnya, delapan rakaat
ditambah tiga rakaat witir atau 20 rakaat ditambah tiga rakaat witir,
sesuai keyakinan dan mazhab masing-masing, yang dikerjakan dengan penuh
tasamuh dan toleransi di antara sesama umat.
Secara harfiah,
shalat Tarawih merupakan shalat yang dilakukan dalam waktu cukup lama
dibandingkan shalat biasa sehingga memerlukan istirahat (tarwih) di
sela-sela shalat tersebut.
Kebiasaan shalat Tarawih di Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi, juga di beberapa masjid di negara kita serta
negara lain, setiap malam shalat Tarawihnya menyelesaikan satu juz
Alquran sehingga diharapkan pada malam terakhir bisa menyelesaikan 30
juz Alquran.
Sungguh ibadah di bulan Ramadhan yang sangat indah
apabila shalat Tarawih itu kita laksanakan dengan penuh penghayatan,
kesungguhan, dan keikhlasan sehingga mampu membangun jamaah yang kuat
dan solid karena dilakukan atas dasar ibadah kepada Allah SWT dan rukuk
serta sujud secara bersama-sama.
Kemudian, melahirkan izzah atau kekuatan batin dan kepercayaan diri bagi kaum Muslimin dalam menata kehidupannya.
Firman
Allah SWT dalam surah al-Fath (48): 29, “Muhammad itu adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka rukuk dan sujud (shalat berjamaah) mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya...”
Dengan kesatuan, persatuan, dan kejamaahan
dalam ibadah dan muamalah, kita yakin kaum Muslimin akan mampu berperan
aktif dalam membangun masyarakat dan bangsa, atas dasar nilai-nilai
ajaran Islam yang komprehensif (syumuliyyah), universal (‘aalamiyyah),
dan rahmatan lil ‘alamin, yang manfaatnya akan sangat dirasakan oleh
semua komponen bangsa.
Semoga keberkahan Ramadhan akan selalu tercurah dan terlimpah pada kita semua. Amin. Wallahu a’lam.
Kamis, Juni 25, 2015
Rabu, Juni 17, 2015
MARHABAN YA RAMADHAN 1436 HIJRIYAH
www.ende-islam.co.id
Mengucapkan :
"MARHABAN YA RAMADHAN"
1436 H / 2015 M
------------------------------------------------------------
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan
Bagi Segenap Umat Islam Kabupaten Ende & Sekitarnya
-----------------------------------------------------------------
"RAMADHAN FASTING CAN ABOLISH THE SINS"
Jumat, Juni 12, 2015
CIRI SAHABAT ALQURAN
Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa para
sahabat Nabi SAW begitu mencintai Alquran. Rasa cinta mereka tak dapat
ditandingi oleh siapa pun. Alquran bagi mereka sudah mendarah daging.
Sehari saja tidak membacanya, seperti ada
kerugian yang begitu besar. Penghayatan mereka tatkala membaca Alquran begitu
tinggi. Tak sedikit mereka akan bercucuran air mata saat membacanya.
1.Siti Aisyah meriwayatkan, “Abu
Bakar (ayahnya) adalah seorang lelaki yang mudah menangis. Beliau tidak mampu
menahan air mata ketika membaca Alquran” (HR. Bukhari).
2.Umar bin Khatthab juga
demikian. Dari 'Abdullah bin Syaddad bin Had mengatakan, “Aku pernah mendengar
Umar membaca surah Yusuf dalam shalat Subuh dan aku mendengar isakannya. Aku
berada di akhir shaf. (Isakannya saat) beliau sedang membaca (QS Yusuf
[12]:86): “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku”.
3.Anas bin Malik jika sudah mendekati
dalam mengkhatamkan Alquran pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari
bacaan Alquran hingga ketika Subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan
mengkhatamkannya bersama (HR Darimi).
Kisah-kisah di atas membuktikan
bahwa Rasulullah SAW telah berhasil membimbing mereka menjadi generasi Qurani,
yang mana hidup mereka dinaungi Alquran. Apa yang mereka lakukan selalu
berdasarkan petunjuk Alquran.
Semoga kita bisa meneladani
generasi sahabat ini dalam mencintai dan menadaburi Alquran. Amin. Wallahu
a'lam bisshawab.
(oleh:
M Iqbal Dawami)
Langganan:
Postingan (Atom)