Perkembangan yang pesat di era globalisasi dengan beragam nilai yang
ada, membuat muslimah kebablasan dan kehilangan arah. Sekulerisasi dan
globalisasi di setiap sendi kehidupan telah merubah persepsi tentang
sosok wanita yang ideal. Wanita baru dianggap sukses, jika
kedudukannya “sama” dengan pria.
Kian hari kian santer berita yang menunjukkan dekadensi moral. Hebohnya
kasus pedofilia pada anak-anak usia TK, kriminalitas akibat cinta,
kejahatan narkoba, tawuran, perzinahan, pembuangan bayi, pelacuran,
perkosaan, tingginya tingkat perceraian, dan lain-lain.
Jika para wanita di suatu bangsa telah mengalami kehancuran moral, maka
hancurlah bangsa tersebut. Segeralah kembali kepada fitrahmu, wahai
wanita!
Feminisme dan Kesetaraan Gender Hancurkan Keluarga
Barat melakukan perang pemikiran sebagai pembuka jalan bagi perang
militer, untuk kembali menjajah dan merampas kekayaan kita. Jika perang
militer gagal, pengaruh pemikiran mereka tetap bercokol di kepala
pemikir dan cendekiawan muslim.
PBB, salah satu alat mereka, menyelenggarakan KTT-KTT yang mengangkat
isu seputar masalah wanita dan hak-haknya. Hasil keputusan dan
kesepakatan yang ala barat, dipaksakan agar diterima oleh semua anggota
PBB dengan pengawasan ketat. Mereka tekan pemerintahan agar membuat UU
dan peraturan ala barat. Selanjutnya, mereka opinikan bagaimana
membangun rumah tangga ala barat. Peran ibu tak lagi menjadi tugas
wanita saja, tetapi tanggung jawab masyarakat. Peran itu dapat dilakukan
oleh wanita dan laki-laki.
Di Perancis tercatat 53 % anak-anak yang lahir tak memiliki bapak yang
jelas. Di banyak negara Eropa semakin ngetrend enggan mempunyai anak
bahkan enggan menikah. Hubungan laki-laki dan wanita hanya hubungan seks
bebas. Mereka menuntut legalitas aborsi.
Angka kriminalitas meningkat sangat tajam. Di Amerika tahun 1998,
perkosaan terjadi setiap 6 menit, penembakan setiap 41 detik, pembunuhan
setiap 31 menit. Dana penanggulangan tindakan kejahatan mencapai 700
juta dolar per tahun (belum termasuk kejahatan Narkoba). Angka ini sama
dengan pemasukan tahunan (income) 120 negara dunia ketiga. Menurut
catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di
Inggris.
Feminisme dan kesetaraan gender melahirkan generasi yang semakin brutal dan bobrok.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita
Allah telah menjadikan lelaki menjadi pemimpin rumah tangga. Dia
bertanggung jawab menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, dengan
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Kewajiban ayah memberikan makan
dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf (QS 2: 233).
Lelaki harus menolong isterinya untuk dapat melaksanakan kewajibannya
dengan maksimal. Dia tidak membebani isterinya menjadi wanita multi
ganda, sehingga kesulitan menjalankan fungsinya sebagai isteri dan ibu
secara maksimal.
Meskipun demikian, wanita tidak dilarang untuk berkiprah di masyarakat,
karena akses dan kesempatan baginya sudah jauh lebih luas. Yang pasti,
wanita tidak harus bekerja untuk menopang ekonomi keluarga.
Tugas Utama Wanita
Ada perbedaan dalam penciptaan lelaki dan wanita. Lelaki memiliki
kesempurnaan dalam kekuatan fisik. Wanita lebih lemah dari segi
penciptaan bentuk tubuh dan tabiat alamiahnya. Karena wanita mengalami
haid, mengandung, melahirkan dan menyusui. Masing-masing memiliki tugas
yang sesuai dengan fisik mereka. “Rasulullah melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR Bukhari).
Perbedaan bentuk penciptaan ini difasilitasi dengan perbedaan beberapa
hukum syariat, serta perbedaan posisi dan peran dalam kehidupan keluarga
dan bermasyarakat. Lelaki dominan di sektor publik. Wanita lebih
utama di sektor domestik. Perbedaan peran dan tanggungjawab antara pria
dan wanita tidak membuat supermasi pria terhadap wanita, tetapi untuk
saling mengisi dan melengkapi.
Maju mundurnya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh wanita. Isteri
hebat yang mendampingi lelaki sukses, yang selalu memberi kehangatan
dan menciptakan keharmonisan rumah tangga. Ibu yang menjadi madrasah
pertama dan utama, yang akan membentuk akhlak dan pribadi generasi
penerus. Wanita muslimah yang menjalankan tugasnya akan melahirkan para
pejuang, syuhada, mujahidin.
Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk yang Paling Bengkok
Nabi saw bersabda, “Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya
mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang
paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para wanita
dengan baik” (HR Bukhari). “Sesungguhnya perempuan diciptakan dari
tulang rusuk yang bengkok, jika kalian mencoba meluruskannya ia akan
patah. Tetapi, jika kalian membiarkannya maka kalian akan menikmatinya
dengan tetap dalam keadaan bengkok” (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
"Saling menasehati untuk berbuat baik kepada perempuan, karena
mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok” (HR At-Tirmidzi).
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus
untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya
maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada
kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan
memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya” (HR Muslim).
Jika suami ingin meluruskan wanita dengan selurus-lurusnya tanpa
kebengkokan, pasti akan terjadi perselisihan dan perpisahan. Bila suami
bersabar dengan keadaan istri yang bengkok (kelemahan akal dan
semisalnya), pergaulan keduanya akan berlanjut.
Pesan hadits ini, lelaki bisa memahami sifat, karakter dan kecenderungan
wanita. Sehingga bisa bersikap lebih bijaksana, lemah lembut dan penuh
kasih sayang dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan wanita. Tidak
keras dan kasar. Tetapi tidak membiarkan wanita, karena akan merugikan
keduanya. Wanita harus dijaga dengan baik, tidak didzalimi, diberikan
haknya, serta diarahkan kepada kebaikan. Waspadailah ada 4 golongan
lelaki yang akan ditarik masuk ke dalam neraka oleh wanita, karena tidak
memberikan haknya, yaitu: ayahnya, suaminya, saudara lelakinya, anak
lelakinya.
Tulang rusuk yang paling atas adalah yang paling bengkok. Wanita itu
ada kebengkokan dan kekurangan. Rasul bersabda: “Aku tidak melihat
orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bisa
menghilangkan akal lak- laki yang teguh daripada salah seorang diantara
kalian (para wanita)” (HR. Al Bukhari Muslim). Kurang akal, karena
persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang lelaki.
Kurang agama, karena wanita tidak boleh shalat ketika sedang haidh dan
nifas..
Allah Swt berfirman: “Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka
(para isteri) secara patut” (QS 4: 19). Ibnu Katsir menafsirkan:
“Halusi ucapan kalian terhadap para isteri dan perbaiki perbuatan serta
penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila
isteri berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang
sama. Allah Swt berfirman:“Dan para isteri memiliki hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf”(QS 2: 228).
Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik
terhadap keluarga (isteri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di
antara kalian terhadap keluarga (isteri)ku.” Wanita harus selalu di jaga
dan di lindungi, karena wanita perlu sekali perlindungan..
Wanita tidak dianggap rendah karena diciptakan dari tulang rusuk.
Karena tulang rusuklah yang melindungi dada, di mana di dalamnya ada
jantung yang memompa kehidupan manusia. Oleh karena itu, isteri
memiliki dua tugas.
Pertama, mendorong suami agar kuat dadanya (lambang keberanian dan
keperkasaan), sehingga potensinya bisa berkembang berkali lipat. Suami
dijaga agar dadanya yang penuh dengan berbagai macam perasaan (benci,
cinta, senang, jengkel), bisa tetap menjadi lapang, sehingga selalu
bersikap optimis dan dapat menyelesaikan masalah. Dada yang sempit
membuat pesimis, putus asa, tidak semangat dan mudah sakit (QS Thaha:
25, 28).
Kedua, menjaga hati suami. Hati tempat keimanan dan kebahagiaan. Isteri
harus memberi kedamaian dan kebahagiaan suami, sehingga imannya semakin
kuat.
Wanita, kembalilah kepada fitrahmu, yang akan membuat dirimu dan umat manusia mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar