Umat Islam dituntut mampu memaknai shalat dengan menjadikannya pemandu dalam perilaku sehari-hari.
Cendekiawan Muslim, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengatakan salah satu peristiwa besar dalam Islam adalah Isra Miraj.
Melalui
peristiwa ini, umat Islam memperoleh kewajiban menunaikan shalat lima
waktu. ‘’Shalat bukan kewajiban semata tetapi juga sarana mencegah
perbuatan keji dan mungkar,’’ kata Didin. Misalnya,
khianat, korupsi, dan keburukan lainnya.
Kalau umat Islam masih
melakukan hal-hal buruk, ujar dia, penyebabnya adalah belum mampunya
mereka menghayati dan memaknai shalat. Padahal, mestinya shalat menuntun
seorang Muslim kepada berbagai kondisi yang bagus.
Sebab, shalat
mengajarkan kedisiplinan pada aturan seperti, menghargai waktu, tidak
membuang sampah sembarangan, dan menjaga kebersihan lingkungan. ‘’Mari
tegakkan shalat sebaik-baiknya dan menerapkannya dalam kehidupan.’’
Pakar
Alquran, Dr Mukhlis Hanafi menjelaskan, banyak hikmah yang diperoleh
dari peristiwa Isra Miraj. Di antaranya, peneguhan terhadap Islam
sebagai ajaran yang dapat membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Menurut
dia, kini umat Islam pun perlu meneguhkan kembali bahwa Islam merupakan
ajaran yang moderat. ‘’Tunjukkan Islam bukanlah agama yang menyulitkan
tetapi memudahkan dalam ibadah, akhlak, dan akidah.’’
Dengan
demikian, jangan sampai peristiwa Isra Miraj terhenti pada peringatan
yang seremonial. Sesuatu yang berjalan sebagai rutinitas. Mukhlis
mengatakan, Isra Miraj juga bukan hanya peristiwa yang mensyariatkan
kewajiban shalat.
Termasuk tawar-menawar Rasullullah SAW dengan
Allah SWT terkait shalat 50 waktu menjadi lima waktu. Isra Miraj
merupakan bukti Rasulullah SAW merupakan sosok yang tidak ingin ibadah
memberatkan umatnya. Saat ini, tugas umat Islam memahami lebih dalam
makna shalat.
Shalat tak dijalankan sebatas ibadah formal.
Sebaiknya, kata Mukhlis, dipahami substansinya. Ini mencegah terjadinya
kesenjangan nilai agama Islam dengan perilaku umat Islam sehari-hari.
Para dai bisa membantu mewujudkan hal ini melalui dakwahnya.
Bagi
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, Isra Miraj
menekankan pada Muslim agar meyakini perintah Allah SWT dan Rasul-Nya
merupakan sesuatu yang terbaik. Semua perintah juga selalu berkaitan
erat dengan kehidupan sehari-hari.
Ia menambahkan, sebagian umat
Islam, sudah memaknai shalat dengan baik. Shalat diperintahkan saat
terjadi Isra Miraj. Sayangnya, ada umat Islam yang tak menjalankan dan
memahami makna shalat. Penyebab utamanya, umat Islam enggan mempelajari
agamanya sendiri.
Karena itu, ada yang rutin menggelar perayaan
Isra Miraj tetapi tidak shalat. Padahal, salah satu hasil penting dalam
perjalanan Isra Miraj adalah shalat lima waktu. ’’Isra Miraj sebaiknya
dipahami dengan lebih baik, misalnya dengan memperbaiki shalat kita,’’
kata Ali.
Pemahaman yang baik tentang hal itu dibutuhkan. Ali
meminta dai terus belajar Islam. Dengan ilmu yang luas, mereka bisa
membimbing masyarakat dengan lebih baik. Jadi, sebaiknya tak berhenti
belajar hanya karena sudah disebut ahli agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar