Rasulullah SAW bersabda, “Empat perkara yang jika dianugerahkan
kepada seseorang, maka sungguh ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan
akhirat, yaitu lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, tubuh yang
sabar atas cobaan dan istri salehah yang tidak berkeinginan mengkhianati
suaminya baik terhadap dirinya maupun harta suaminya.” (HR. Tirmidzi).
Empat anugerah tersebut keseluruhannya masuk dalam kasb (upaya)
manusia. Masing-masing anugerah berdiri sendiri dan memerlukan berbagai
tahapan pelatihan dan pembiasaan diri dalam proses pengintegrasiannya.
Jika
keempat-empatnya menghiasi seseorang, maka sungguh ia telah mendapatkan
kebaikan dunia-akhirat yang lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan
apa yang diusahakan berupa harta-benda, peternakan, perkebunan,
pertambangan dan lain sebagainya.
Pertama, lidah yang berdzikir.
Banyak orang mukmin lupa berdzikir, Allah SWT telah memerintahkan dalam
banyak firman-Nya. Pengingatan yang besar kita lakukan melalui rangkaian
shalat lima waktu dan shalat sunah, sedangkan pengingatan yang kecil
melalui dzikir dan syukur.
Perintah Allah untuk berdzikir pun
bukan hanya dzikir ala kadarnya atau sedikit berdzikir sebab dzikir yang
sekedarnya, sedikit dan dipamerkan itu adalah aktivitas orang-orang
munafik (QS. An-Nisaa’: 142). Allah memerintahkan kita untuk
mengingatnya tanpa batas, tanpa hitungan dan semata-mata untuk diri-Nya
sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya (QS. Al-Ahzaab: 41).
Sampai-sampai
dalam setiap waktu dan keadaan diharapkan lidah kita senantiasa basah
karena berdzikir sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, “Dan hendaklah lidahmu senantiasa basah karena dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).
Kedua,
hati yang bersyukur. Dzikir dan syukur adalah dua aktivitas yang sangat
dekat. Mereka yang berdzikir sama dengan mensyukuri nikmat Allah,
sebaliknya mereka yang pandai bersyukur sebenarnya sedang
mengimplementasikan makna dzikir kepada Allah.
Orang-orang yang
pandai bersyukur adalah mereka yang tidak terputus ibadahnya, sebab
syukur mereka sudah tidak terbatas lagi jumlahnya sehingga ibadahnya
kepada Allah SWT pun pada fase menikmati yang sunah seperti wajib.
Ketiga,
tubuh yang sabar terhadap berbagai cobaan. Dunia adalah ladang menuju
kehidupan akhirat. Oleh karenanya, tidak akan ada kehormonisan dan
kedamaian abadi di dunia. Kunci untuk menjadikan masa depan dunia yang
lebih baik adalah berbuat kebaikan dan bersabar. Karena itu pula
kehidupan seorang mukmin harus senantiasa menakjubkan karena mereka
bersabar dan menerima dengan ikhlas apa pun ketentuan (qadar) Allah SWT
yang didasari dengan prinsip menjadi lebih baik.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh
menakjubkan perkaranya kaum mukmin, dan hal itu tidak terjadi selain
kaum mukmin. Jika sedang mendapatkan kebaikan ia bersyukur, maka yang
demikian itu baik baginya. Jika sedang memperoleh keburukan ia bersabar,
dan yang demikian itu (juga) baik baginya.” (HR. Muslim).
Keempat,
istri salehah yang tidak berkeinginan mengkhianati suaminya baik
terhadap dirinya maupun harta suaminya. Istri model ini adalah kebaikan
yang terwariskan oleh keluarganya yang harus kita pilih. Kita lantas
menjadikannya lebih salehah lagi dengan pendalaman dan implementasi
agama sehingga membahagiakan jika di pandang, taat pada suaminya,
memelihara anak-anak dan harta suaminya pada saat suaminya tidak di
rumah.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang salehah.” (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar