Cara berkomunikasi masyarakat modern sudah mulai berubah. Kini, sebagian besar manusia sudah sangat ketergantungan terhadap telepon. Sehingga, sebagian orang lebih memilih berkomunikasi lewat telepon dibandingkan komunikasi tatap muka. Tak heran jika di mana-mana, orang-orang tampak sibuk bertelepon.
Karena sudah menjadi kebutuhan, belanja pulsa pun melonjak tinggi. Bahkan, dalam sebuah laman iklan disebutkan, belanja pulsa masyarakat Indonesia bisa mencapai Rp 1,1 triliun per bulan. Bahkan, menurut survei The Nielsen, penjualan pulsa telepon pada 2009 lalu telah mengalahkan tren penjualan biskuit dan snack (makanan ringan).
Telepon merupakan nikmat yang patut disyukuri. Karenanya, umat Muslim harus menggunakan fasilitas telepon sesuai dengan ajaran Islam. Kali ini, akan dibahas adab berkomuniaksi lewat telepon secara umum.
Lalu apa saja adab bertelepon lainnya yang perlu diperhatikan seorang Muslim, baik saat menelepon atau menerima telepon? Ulama terkemuka Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mengungkapkan sejumlah tata cara yang perlu diperhatikan seorang Muslim saat bertelepon.
Pertama, gunakan telepon dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Menurut Syekh Sayyid Nada, gunakanlah telepon untuk menghubungi karib kerabat, saudara, teman-teman dan tetangga untuk menanyakan keadaan dan kesehatan mereka. Bertelepon, kata dia, merupakan pengganti ziarah (kunjungan) bahkan dapat menghemat waktu untuk berkunjung. ‘’Berkomunikasi lewat telepon termasuk salah satu bentuk silaturahim dan kebaikan yang tak sulit dilakukan,’’ ungkapnya.
Kedua, jangan gunakan telepon untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
Bentuk-bentuk kemaksiatan yang dilarang saat menggunakan telepon, kata Syekh Sayyid Nada antara lain: mencaci dan memaki orang lain, berpacaran, menipu, serta meneror orang lain.
Ketiga, tak menggunakan telepon untuk mengganggu orang lain.
Syekh Sayyid Nada mengingatkan agar umat Muslim tak menggunakan telepon dengan cara yang bisa membahayakan keselamatan diri dan orang lain. Syekh Sayyid Nada, menegaskan, agar saat mengendarai kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, tak menggunakan telepon. Ia khawatir hal itu dapat membahayakan keselamatan. ‘’Begitu juga saat menumpang pesawat terbang, karena dapat mengganggu komunikasi pesawat,’’ tuturnya.
Keempat, tak berbicara keras-keras saat menelepon.
Seorang Muslim hendaknya merendahkan suaranya ketika bertelepon, yang penting bisa terdengar oleh orang yang dihubungi atau menghubungi. ‘’Tak sepantasnya mengangkat sura keras-keras ketika berbicara, karena bisa saja menyakiti pihak yang dihubungi. Allah SWT berfirman dakam surah Luqman ayat 19: ‘’… Dan rendahkanlah suaramu…’’
Kelima, matikan telepon genggam ketika masuk masjid.
Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang Muslim hendaknya mengusahakan agar telepon genggam tak berdering ketika seseorang berada di dalam masjid saat shalat. Suara dering telepon dapat mengganggu kekhusyukan orang lain yang sedang shalat dan zikir. Untuk itu, sebaiknya seorang Muslim mematikan telepon genggamnya saat akan memasuki masjid.
Keenam, mengikuti ketentuan syariat jika perlu meninggalkan pesan suara.
Apabila merasa perlu meninggalkan pesan suara di telepon, kata Syekh Sayyid Nada, hendaklah melakukannya menurut ketentuan-ketentuan syariat. Misalnya, memulai pesannya dengan salam, kemudian mengingatkan orang yang menghubunginya untuk meninggalkan nama, alamat, sebab dan lain-lainnya. Setelah itu, akhiri dengan salam.
Ketujuh, mengajari anak-anak untuk menggunakan telepon apabila dibutuhkan.
Seorang Muslim hendaknya mengajari anak-anak yang sudah mumayyiz (dapat membedakan antara baik dan buruk) cara menggunakan telepon untuk keperluan-keperluan mendesak atau darurat. Syekh Sayyid Nada menambahkan, agar para orangtua mengingatkan anaknya untuk tak menggunakan telepon, kecuali untuk kepentingan darurat.
Kedelapan, tak menguping pembicaraan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda: ‘’Barang siapa menguping pembicaraan orang lain sementara mereka tak menyukainya, maka akan ditungkan cairan timah pana pada kedua telinganya…’’ (HR Ath-Thabrani).
-------------------------------------
komunitas-muslim-ende
Tidak ada komentar:
Posting Komentar