Kondisi sebagian besar tanah di wilayah Hijaz, khususnya sekitar Makkah, adalah kering, berpasir, berbatu-batu, dan langka air. Tidak ada hasil pertanian yang dapat dipetik di wilayah itu. Oleh karena itu, mata pencaharian penduduk di kawasan itu pada khususnya adalah berdagang. Kegiatan berdagang ini tak terkecuali juga dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Ayahanda Nabi SAW, Abdullah, telah wafat ketika Nabi masih dalam kandungan. Sang ibu, Aminah, menyusul wafat enam tahun kemudian, sehingga Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Setelah kematian sang kakek, selang dua tahun kemudian, Muhammad pun tinggal bersama pamannya, Abu Thalib, yang berprofesi sebagai pedagang sebagaimana kebanyakan pemimpin Quraisy lainnya.
Dari sang paman-lah Muhammad berkenalan dengan dunia perdagangan untuk pertama kalinya. Afzalur Rahman dalam Ensiklopedi Muhammad Sebagai Pedagang, memaparkan, Muhammad tumbuh dewasa di bawah asuhan Abu Thalib dan terus belajar mengenai bisnis perdagangan dari pamannya ini.
Seperti kebanyakan pemuda yang jujur dan punya harga diri, Nabi tidak suka berlama-lama menjadi tanggungan pamannya yang miskin. Maka, beliau bekerja sebagai penggembala untuk penduduk Makkah dengan imbalan yang kecil pada masa kanak-kanaknya. Ketika beranjak dewasa dan menyadari bahwa pamannya bukanlah orang berada serta memiliki keluarga besar yang harus diberi nafkah, Nabi pun mulai berdagang di Kota Makkah.
Dalam menggeluti profesinya sebagai pedagang, Nabi tak sekadar mencari nafkah yang halal guna memenuhi biaya hidup, tetapi juga untuk membangun reputasinya agar orang-orang kaya berdatangan dan mempercayakan dana mereka kepadanya.
Berbekal pengalamannya dalam berdagang dan reputasinya yang terkenal sebagai pedagang yang terpercaya dan jujur, beliau memperoleh banyak kesempatan berdagang dengan modal orang lain, termasuk di antaranya modal dari seorang pengusaha kaya raya Khadijah, yang kelak menjadi istrinya.
Pengusaha ideal
‘’Aku tidaklah diberi wahyu untuk menumpuk kekayaan atau untuk menjadi salah seorang dari pedagang,’’ sabda Nabi SAW. Rasulullahi telah menjadi pedagang ideal yang sukses dan memberi petunjuk bagaimana menjadi pedagang ideal dan sukses. Beliau selalu memegang prinsip kejujuran dan keadilan dalam berhubungan dengan para pelanggan.
Muhammad SAW selalu mengikuti prinsip-prinsip perdagangan yang adil dalam setiap transaksi. Beliau juga selalu menasihati para sahabatnya untuk melakukan hal serupa.
Ketika berkuasa dan menjadi kepala negara Madinah, beliau telah mengikis habis transaksi-transaksi dagang dari segala macam praktik yang mengandung unsur-unsur penipuan, riba, judi, ketidakpastian, keraguan, eksploitasi, pengambilan untung yang berlebihan, dan pasar gelap.
Nabi Muhammad juga melakukan standardisasi timbangan dan ukuran, serta melarang orang-orang mempergunakan standar timbangan dan ukuran lain yang kurang dapat dijadikan pegangan.
Sebagai contoh, ketika memulai usaha dagang dengan menjadi agen Khadijah, Nabi SAW mendapat laba yang melebihi dugaan. Tidak sepeser pun yang digelapkan dan tak sesenpun yang dihilangkannya.
Rasulullah bersabda, ‘’Berdaganglah kamu sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan di antaranya dihasilkan dari berdagang.’’ Alquran juga memberikan motivasi bagi umat Islam untuk berdagang seperti yang diterangkan dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 198: "Bukan suatu dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu".
Kamis, Januari 26, 2012
Selasa, Januari 24, 2012
JADIKAN RUMAH KITA PENUH BERKAH
Rumah merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di sanalah seseorang mendapatkan tempat berlindung dari cuaca panas dan dingin, atau tempat kembali setiap kali bepergian. Di rumah pula, segenap anggota keluarga dapat melakukan berbagai aktivitas.
Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat pembinaan. Rumah adalah lokasi terbaik dalam menyemai benih-benih kebaikan serta keimanan dari sebuah keluarga. Sehingga, tidak berlebihan jika setiap orang mendambakan rumah yang nyaman, sejuk, agar mendukung terciptanya keluarga sakinah.
Tidaklah cukup hanya sekadar membangun fisik rumah secara mewah serta mentereng. Namun yang terpenting adalah membangun suasana kondusif dengan dinaungi nilai-nilai Islami dan pada akhirnya sanggup menenteramkan batin penghuninya.
Rasulullah SAW banyak memberikan tuntunan kepada umat yang ingin menjadikan tempat tinggal mereka penuh harmoni dan keberkahan. Syekh Shaleh Ahmad asy-Syaami dalam Berakhlak dan Beradab Mulia, mengatakan, umat perlu meniru rumah Rasulullah SAW.
Nabi SAW memberikan panduan agar jangan berlebihan dalam membangun tempat tinggal. Melainkan, rumah seorang Muslim adalah yang cukup untuk sekadar mampu menutupi dari pandangan orang lain dan melindunginya dari bahaya hewan buas.
Paling tidak, pedoman sebuah rumah yang baik adalah yang bisa memberikan rasa nyaman serta asri. ‘’Dengan begitu, penghuninya akan merasa nyaman, juga merasa terlindungi,’’ papar Syekh asy-Syaami.
Sikap dan tindak tanduk penghuni rumah turut memberikan kontribusi bagi terciptanya suasana tenteram. Nabi SAW menekankan, agar setiap Muslim memperhatikan adab ketika hendak masuk rumah.
‘’Jika kamu hendak masuk rumah, maka sebaiknya kamu ucapkan salam, karena hal itu akan membawa keberkahan bagi kamu dan keluargamu.’’ (HR Tirmidzi)
Ada beberapa hal lain yang patut mendapat perhatian. Rasulullah mencontohkan, saat masuk rumah, jangan secara tiba-tiba, tanpa sepengetahuan keluarga yang ada di dalam, agar mereka tidak kaget. Itulah tujuannya seseorang mengucapkan salam lebih dulu.
Beliau juga berdoa saat pulang ke rumah. ‘’Segala puji hanya milik Allah SWT semata, Zat yang telah memberiku kecukupan dan tempat berlindung, yang telah memberiku makan dan minum, yang telah memberiku karunia dan melebijkannya. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu selamatkanlah aku dari api neraka.’’
Dan ketika sudah masuk dalam rumah, beliau biasanya membuka pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan. ‘’Nabi menanyakan bagaimana keadaan mereka (anggota keluarga yang lain),’’ tutur Syekh asy-Syaami.
Hendaknya, segala aktivitas yang dilakukan di rumah, tidak terlepas dari niat untuk meraih ridha Allah SWT. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah menekankan, ketika masuk rumah dan sebelum makan di rumah, seseorang sebaiknya menyebut asma Allah.
Maka setan pun berkata, ‘’Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan malam bagi kalian.’’ Akan tetapi, jika tidak menyebut asma Allah, setan berkata, ‘’Malam ini kalian mendapatkan tempat bermalam dan hidangan makan malam.’’
Dianjurkan pula kepada penghuni rumah untuk senantiasa melingkupi suasana rumah dengan bacaan Alquran. Sabda Nabi SAW, ‘’Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sungguh, rumah yang di dalamnya selalu dibacakan ayat-ayat Alquran, tidak dimasuki setan.’’ (HR Tirmidzi)
Rasulullah juga menjaga keharuman di dalam rumah beliau. Ini mengingat beliau sangat menyukai wewangian. Oleh sebab itu, di dalam rumah sebaiknya penghuni benar-benar menjadi kebersihan, khususnya kamar mandi untuk menghindari munculnya bau yang kurang sedap.
Dari pandangan Syekh Yusuf al Qardhawi, setidaknya terdapat empat elemen terwujudnya rumah yang Islami. Pertama, luas dan bersih, kedua, menghias rumah secara halal dan tidak berlebihan, ketiga, tidak memajang patung di rumah. ‘’Serta keempat, tidak memelihara anjing,’’ ungkap ulama terkemuka itu.
Apabila keluarga itu berkelebihan, dianjurkan untuk memelihara anak yatim, sesuai sabda Rasulullah. ‘’Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.’’ (HR Ibnu Majah).
Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat pembinaan. Rumah adalah lokasi terbaik dalam menyemai benih-benih kebaikan serta keimanan dari sebuah keluarga. Sehingga, tidak berlebihan jika setiap orang mendambakan rumah yang nyaman, sejuk, agar mendukung terciptanya keluarga sakinah.
Tidaklah cukup hanya sekadar membangun fisik rumah secara mewah serta mentereng. Namun yang terpenting adalah membangun suasana kondusif dengan dinaungi nilai-nilai Islami dan pada akhirnya sanggup menenteramkan batin penghuninya.
Rasulullah SAW banyak memberikan tuntunan kepada umat yang ingin menjadikan tempat tinggal mereka penuh harmoni dan keberkahan. Syekh Shaleh Ahmad asy-Syaami dalam Berakhlak dan Beradab Mulia, mengatakan, umat perlu meniru rumah Rasulullah SAW.
Nabi SAW memberikan panduan agar jangan berlebihan dalam membangun tempat tinggal. Melainkan, rumah seorang Muslim adalah yang cukup untuk sekadar mampu menutupi dari pandangan orang lain dan melindunginya dari bahaya hewan buas.
Paling tidak, pedoman sebuah rumah yang baik adalah yang bisa memberikan rasa nyaman serta asri. ‘’Dengan begitu, penghuninya akan merasa nyaman, juga merasa terlindungi,’’ papar Syekh asy-Syaami.
Sikap dan tindak tanduk penghuni rumah turut memberikan kontribusi bagi terciptanya suasana tenteram. Nabi SAW menekankan, agar setiap Muslim memperhatikan adab ketika hendak masuk rumah.
‘’Jika kamu hendak masuk rumah, maka sebaiknya kamu ucapkan salam, karena hal itu akan membawa keberkahan bagi kamu dan keluargamu.’’ (HR Tirmidzi)
Ada beberapa hal lain yang patut mendapat perhatian. Rasulullah mencontohkan, saat masuk rumah, jangan secara tiba-tiba, tanpa sepengetahuan keluarga yang ada di dalam, agar mereka tidak kaget. Itulah tujuannya seseorang mengucapkan salam lebih dulu.
Beliau juga berdoa saat pulang ke rumah. ‘’Segala puji hanya milik Allah SWT semata, Zat yang telah memberiku kecukupan dan tempat berlindung, yang telah memberiku makan dan minum, yang telah memberiku karunia dan melebijkannya. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu selamatkanlah aku dari api neraka.’’
Dan ketika sudah masuk dalam rumah, beliau biasanya membuka pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan. ‘’Nabi menanyakan bagaimana keadaan mereka (anggota keluarga yang lain),’’ tutur Syekh asy-Syaami.
Hendaknya, segala aktivitas yang dilakukan di rumah, tidak terlepas dari niat untuk meraih ridha Allah SWT. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah menekankan, ketika masuk rumah dan sebelum makan di rumah, seseorang sebaiknya menyebut asma Allah.
Maka setan pun berkata, ‘’Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan malam bagi kalian.’’ Akan tetapi, jika tidak menyebut asma Allah, setan berkata, ‘’Malam ini kalian mendapatkan tempat bermalam dan hidangan makan malam.’’
Dianjurkan pula kepada penghuni rumah untuk senantiasa melingkupi suasana rumah dengan bacaan Alquran. Sabda Nabi SAW, ‘’Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sungguh, rumah yang di dalamnya selalu dibacakan ayat-ayat Alquran, tidak dimasuki setan.’’ (HR Tirmidzi)
Rasulullah juga menjaga keharuman di dalam rumah beliau. Ini mengingat beliau sangat menyukai wewangian. Oleh sebab itu, di dalam rumah sebaiknya penghuni benar-benar menjadi kebersihan, khususnya kamar mandi untuk menghindari munculnya bau yang kurang sedap.
Dari pandangan Syekh Yusuf al Qardhawi, setidaknya terdapat empat elemen terwujudnya rumah yang Islami. Pertama, luas dan bersih, kedua, menghias rumah secara halal dan tidak berlebihan, ketiga, tidak memajang patung di rumah. ‘’Serta keempat, tidak memelihara anjing,’’ ungkap ulama terkemuka itu.
Apabila keluarga itu berkelebihan, dianjurkan untuk memelihara anak yatim, sesuai sabda Rasulullah. ‘’Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.’’ (HR Ibnu Majah).
Minggu, Januari 22, 2012
AFGHANISTAN CIPTAKAN AL-QURAN TERBESAR DI DUNIA
Tim kaligrafi asal Afghanistan akhirnya berhasil membuat Alquran terbesar dunia. Butuh lima tahun bagi tim untuk menyelesaikan mushaf Alquran tersebut.
Kesuksesan itu merupakan pelipur lara masyarakat Afghanistan yang terjebak dalam peperangan selama 30 tahun. Kesuksesan itu juga menunjukan kepada dunia bahwa masyarakat Afghanistan siap bangkit membangun kembali negaranya.
Alquran berukuran 2,28 meter (90 inci) x 1,55 meter (61 inci) telah disertifikasi oleh kementerian Agama dan Haji Afghanistan sebagai yang terbesar di dunia. Sebelumnya, Alquran terbesar dunia dimiliki oleh Rusia. Ukurannya 2 meter x 1,5 meter.
Alquran yang memiliki 500 kg (1.100 lb) ini memiliki jumlah halaman sebanyak 218 lembar. Sampulnya terbuat dari kulit kambing. Untuk membuat Alquran ini, tim membutuhkan dana setengah juta dollar.
Pemimpin proyek, Mohammad Sabir Khedri, mengatakan tim yang dipimpinnya menginginkan Alquran menggunakan banyak warna sehingga membuat kesan cantik dan suci. Ia mengaku mengalami kesulitan untuk menyembunyikan proyek itu selama lebih dari dua tahun. Beruntung, akhirnya proyek itu akhirnya selesai.
“Insya Allah, Alquran ini akan dipamerkan tahun ini,” kata dia seperti dikutip Reuters, Selasa (17/1).
Nantinya, Alquran ini akan diletakan di Pusat Kebudayaan Afghanistan di Kabul. Pusat kebudayaan yang dibangun tahun 1980-an sebelum hancur selama masa pendudukan Uni Soviet dan rezim Taliban. Namun, pusat kebudayaan ini akhirnya dibangun kembali pada tahun 2001.
"Pusat kebudayaan bangga menjadi pihak yang berkesempatan untuk menyimpan karya seorang seniman Afghanistan yang berbakat,” kata Kepala Pusat Kebudayaan, Farkhunda Zahra Nader.
Naderi mengatakan menulis mushaf Alquran merupakan hal yang istimewa. Sebab, banyak Muslim yang belum memiliki kesempatan untuk menulis mushaf Alquran.
Kesuksesan itu merupakan pelipur lara masyarakat Afghanistan yang terjebak dalam peperangan selama 30 tahun. Kesuksesan itu juga menunjukan kepada dunia bahwa masyarakat Afghanistan siap bangkit membangun kembali negaranya.
Alquran berukuran 2,28 meter (90 inci) x 1,55 meter (61 inci) telah disertifikasi oleh kementerian Agama dan Haji Afghanistan sebagai yang terbesar di dunia. Sebelumnya, Alquran terbesar dunia dimiliki oleh Rusia. Ukurannya 2 meter x 1,5 meter.
Alquran yang memiliki 500 kg (1.100 lb) ini memiliki jumlah halaman sebanyak 218 lembar. Sampulnya terbuat dari kulit kambing. Untuk membuat Alquran ini, tim membutuhkan dana setengah juta dollar.
Pemimpin proyek, Mohammad Sabir Khedri, mengatakan tim yang dipimpinnya menginginkan Alquran menggunakan banyak warna sehingga membuat kesan cantik dan suci. Ia mengaku mengalami kesulitan untuk menyembunyikan proyek itu selama lebih dari dua tahun. Beruntung, akhirnya proyek itu akhirnya selesai.
“Insya Allah, Alquran ini akan dipamerkan tahun ini,” kata dia seperti dikutip Reuters, Selasa (17/1).
Nantinya, Alquran ini akan diletakan di Pusat Kebudayaan Afghanistan di Kabul. Pusat kebudayaan yang dibangun tahun 1980-an sebelum hancur selama masa pendudukan Uni Soviet dan rezim Taliban. Namun, pusat kebudayaan ini akhirnya dibangun kembali pada tahun 2001.
"Pusat kebudayaan bangga menjadi pihak yang berkesempatan untuk menyimpan karya seorang seniman Afghanistan yang berbakat,” kata Kepala Pusat Kebudayaan, Farkhunda Zahra Nader.
Naderi mengatakan menulis mushaf Alquran merupakan hal yang istimewa. Sebab, banyak Muslim yang belum memiliki kesempatan untuk menulis mushaf Alquran.
Kamis, Januari 19, 2012
KEAJAIBAN UBUR-UBUR LAUT
Ubur-ubur adalah makhluk transparan yang merupakan salah satu keajaiban Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Meskipun memiliki keindahan, namun hewan ini bersifat destruktif, menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai ratusan jutaan kali setiap tahunnya.
Para peneliti Amerika melaporkan bahwa kawanan besar dari ubur-ubur laut, ikan pari dan hewan-hewan yang serupa mampu merusak pantai laut Hawaii, Teluk Meksiko, laut tengah dan Australia serta tempat-tempat lainnya.
Bahkan, 150 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya pernah terkena racun ubur-ubur laut. Dan khususnya, setengah juta orang terkena ubur-ubur laut di Teluk Chesapeake di lepas pantai Amerika yang menghadap Samudera Atlantik.
Dalam sebuah studi ekstensif tentang ubur-ubur laut, sebanyak 200 ribu orang lebih di negara bagian Florida terkena racunnya setiap tahunnya. Dan 10 ribu orang di Australia terkena ubur-ubur laut Portugal yang mematikan. Dan industri perikanan dan pariwisata kehilangan 350 juta dolar AS akibat perkembangbiakan ubur-ubur sisir.
Laporan tersebut mengatakan ditemukan lebih dari 1.000 ubur-ubur sisir ukuran kepalan tangan di setiap meter kubik di perairan Laut Hitam pada beberapa hari saat menguatnya aktivitas ubur-ubur. Disebutkan bahwa ubur-ubur memakan telur ikan dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan dan menghilangkan mata pencaharian para nelayan.
Lihatlah pada dunia yang penuh misteri ini, hewan seukuran kepalan tangan atau lebih kecil dari itu memberikan ancaman besar bagi manusia, bahkan juga menimbulkan ancaman bagi ikan dan makhluk-makhluk laut lainnya.
Allah Yang Maha Kuasa berfirman, "Dan tidak yang mengetahui jumlah tentara Tuhanmu melainkan Dia." (QS. Al-Mudatstsir: 31).
Ini merupakan sunnatullah (hukum Allah) yang terdapat di dunia laut, dan setiap makhluk telah dijamin oleh Allah rezekinya, dan memudahkan untuknya berbagai cara dalam mendapatkan rezeki.
Allah SWT berfirman, "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6).
Para peneliti Amerika melaporkan bahwa kawanan besar dari ubur-ubur laut, ikan pari dan hewan-hewan yang serupa mampu merusak pantai laut Hawaii, Teluk Meksiko, laut tengah dan Australia serta tempat-tempat lainnya.
Bahkan, 150 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya pernah terkena racun ubur-ubur laut. Dan khususnya, setengah juta orang terkena ubur-ubur laut di Teluk Chesapeake di lepas pantai Amerika yang menghadap Samudera Atlantik.
Dalam sebuah studi ekstensif tentang ubur-ubur laut, sebanyak 200 ribu orang lebih di negara bagian Florida terkena racunnya setiap tahunnya. Dan 10 ribu orang di Australia terkena ubur-ubur laut Portugal yang mematikan. Dan industri perikanan dan pariwisata kehilangan 350 juta dolar AS akibat perkembangbiakan ubur-ubur sisir.
Laporan tersebut mengatakan ditemukan lebih dari 1.000 ubur-ubur sisir ukuran kepalan tangan di setiap meter kubik di perairan Laut Hitam pada beberapa hari saat menguatnya aktivitas ubur-ubur. Disebutkan bahwa ubur-ubur memakan telur ikan dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan dan menghilangkan mata pencaharian para nelayan.
Lihatlah pada dunia yang penuh misteri ini, hewan seukuran kepalan tangan atau lebih kecil dari itu memberikan ancaman besar bagi manusia, bahkan juga menimbulkan ancaman bagi ikan dan makhluk-makhluk laut lainnya.
Allah Yang Maha Kuasa berfirman, "Dan tidak yang mengetahui jumlah tentara Tuhanmu melainkan Dia." (QS. Al-Mudatstsir: 31).
Ini merupakan sunnatullah (hukum Allah) yang terdapat di dunia laut, dan setiap makhluk telah dijamin oleh Allah rezekinya, dan memudahkan untuknya berbagai cara dalam mendapatkan rezeki.
Allah SWT berfirman, "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6).
SEJARAH KOTA TIBERIAS
Dari An-Nuwas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, ‘’Kemudian Allah SWT mengeluarkan Yajuj dan Majuj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut. (HR Muslim 2937/110, At-Tirmidzi 2240 Abu Dawud 4321, Ibnu Majah 4075).
Dalam hadis tentang tanda-tanda menjelang datangnya hari kiamat atau akhir zaman di atas tercantum kata ‘’danau Thabariyah’’. Danau itu juga dikenal dengan nama Tiberia. Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi , mengatakan, dalam bahasa Arab, kata Thabar berarti melompat atau bersembunyi.
‘’Tiberia merupakan nama danau dan kota di utara Palestina,’’ ujar Dr Syauqi Abu Khalil. Tepatnya, terletak di dekat dataran tinggi Golan di sebelah utara Palestina, di Lembah Celah Besar Yordan yang memisahkan Afrika dan patahan Arab. Saat ini, wilayah tersebut termasuk daerah kekuasaan Israel.
Danau ini mempunyai panjang sekitar 25,5 kilometer dan lebar 12 kilometer. Dengan luas total 166 meter persegi, danau ini menjadi danau air tawar terluas di Israel. Danau ini juga menjadi danau kedua terdalam setelah Laut Mati, yaitu dengan kedalaman 43 meter. Di dasar danau terdapat mata air yang ikut mengisi danau meskipun sumber utamanya berasal dari sungai Yordan yang mengalir dari utara ke selatan.
Sungai Tiberia mempunyai banyak nama, salah satunya Danau Galilee atau Danau Kinneret. Di sekitar lokasi danau merupakan tempat yang rentan akan gempa bumi dan --pada zaman dahulu— aktivitas gunung api. Hal ini terbukti dari banyaknya batu basalt dan batuan beku lainnya yang menentukan kondisi geografis di daerah Galilee.
Di bagian barat laut danau ini terdapat sebuah kota yang bernama sama dengan danau tersebut. Menurut sejarah, kota Tiberia dibangun sejak tahun 20 Masehi dan dinamakan Tiberia untuk menghormati Kaisar Tiberius yang berasal dari Romawi. Kota yang terletak di sepanjang pantai Kinneret ini dibangun oleh Herodes Antipas, anak Herodes Agung. Kota ini merupakan satu dari empat kota yang dianggap suci oleh orang-orang Yahudi.
Kota Tiberia ini terletak di atas ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Iklim di wilayah itu merupakan perbatasan antara musim panas Mediterania dan musim semi. Curah hujannya setiap tahun kita-kira 400 mm. Pada musim panas, suhu tertinggi mencapai 37 derajat celcius.
Suhu minimumnya sekitar 21 derajat. Pada musim dingin, suhu di kota tersebut mulai dari 18 hingga 8 derajat. Kota Tiberia terletak di dekat sumber air panas dan mineral alam.
Geografer Arab, Al-Muqaddasi menggambarkan Tiberia sebagai ‘ibu kota Provinsi Yordania’ dan kota di lembah Kanaan. ‘’Kotanya sempit, panas ketika musim panas dan sangat tidak sehat. Di sana terdapat delapan sumber mata air panas dan tidak memerlukan bahan bakar, dan kolam dengan air mendidih tak terhitung banyaknya,’’ ujarnya.
Dalam hadis tentang tanda-tanda menjelang datangnya hari kiamat atau akhir zaman di atas tercantum kata ‘’danau Thabariyah’’. Danau itu juga dikenal dengan nama Tiberia. Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi , mengatakan, dalam bahasa Arab, kata Thabar berarti melompat atau bersembunyi.
‘’Tiberia merupakan nama danau dan kota di utara Palestina,’’ ujar Dr Syauqi Abu Khalil. Tepatnya, terletak di dekat dataran tinggi Golan di sebelah utara Palestina, di Lembah Celah Besar Yordan yang memisahkan Afrika dan patahan Arab. Saat ini, wilayah tersebut termasuk daerah kekuasaan Israel.
Danau ini mempunyai panjang sekitar 25,5 kilometer dan lebar 12 kilometer. Dengan luas total 166 meter persegi, danau ini menjadi danau air tawar terluas di Israel. Danau ini juga menjadi danau kedua terdalam setelah Laut Mati, yaitu dengan kedalaman 43 meter. Di dasar danau terdapat mata air yang ikut mengisi danau meskipun sumber utamanya berasal dari sungai Yordan yang mengalir dari utara ke selatan.
Sungai Tiberia mempunyai banyak nama, salah satunya Danau Galilee atau Danau Kinneret. Di sekitar lokasi danau merupakan tempat yang rentan akan gempa bumi dan --pada zaman dahulu— aktivitas gunung api. Hal ini terbukti dari banyaknya batu basalt dan batuan beku lainnya yang menentukan kondisi geografis di daerah Galilee.
Di bagian barat laut danau ini terdapat sebuah kota yang bernama sama dengan danau tersebut. Menurut sejarah, kota Tiberia dibangun sejak tahun 20 Masehi dan dinamakan Tiberia untuk menghormati Kaisar Tiberius yang berasal dari Romawi. Kota yang terletak di sepanjang pantai Kinneret ini dibangun oleh Herodes Antipas, anak Herodes Agung. Kota ini merupakan satu dari empat kota yang dianggap suci oleh orang-orang Yahudi.
Kota Tiberia ini terletak di atas ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Iklim di wilayah itu merupakan perbatasan antara musim panas Mediterania dan musim semi. Curah hujannya setiap tahun kita-kira 400 mm. Pada musim panas, suhu tertinggi mencapai 37 derajat celcius.
Suhu minimumnya sekitar 21 derajat. Pada musim dingin, suhu di kota tersebut mulai dari 18 hingga 8 derajat. Kota Tiberia terletak di dekat sumber air panas dan mineral alam.
Geografer Arab, Al-Muqaddasi menggambarkan Tiberia sebagai ‘ibu kota Provinsi Yordania’ dan kota di lembah Kanaan. ‘’Kotanya sempit, panas ketika musim panas dan sangat tidak sehat. Di sana terdapat delapan sumber mata air panas dan tidak memerlukan bahan bakar, dan kolam dengan air mendidih tak terhitung banyaknya,’’ ujarnya.
Jumat, Januari 13, 2012
BERJUANG DAN TERUS BERGERAK
bnul Qoyyim rahimatulullah pernah berkata, ''Suatu keuntungan, kebaikan, kenikmatan, kesempurnaan, semuanya tak akan diperoleh, kecuali dengan merasakan kesulitan.'' Menurutnya, semua itu tak bisa dicapai kecuali melewati jembatan keletihan. Semua orang cerdik pandai sepakat bahwa kenikmatan tidak didapati melalui kenikmatan. Dan bahwa orang yang lebih mengutamakan istirahat, kelak akan kehilangan istirahat.
Ia melanjutkan, ''Dan bahwa kebahagiaan dan kenikmatan itu tergantung sejauh mana seseorang melewati kengerian dan memikul beban dalam memperolehnya. Tak ada kebahagiaan bagi orang yang tak memiliki obsesi untuk bahagia. Tak ada kelezatan bagi orang yang tak bersabar memperolehnya. Tak ada kenikmatan bagi orang yang tidak mau berkorban untuk kenikmatan, tidak ada istirahat bagi orang yang tak mau berletih-letih untuk istirahat.''
Maka, berjuang dan perjuangkanlah untuk menggapai apa yang ingin kau capai.Uuntuk meraih apa yang ingin kau raih, maka teruslah bergerak. Bergerak dengan perlahan namun pasti. Bersabar dan terus tegar. “Wajib bagi seseorang yang cerdas untuk berusaha menggapai puncak yang bisa ia capai. Andaikata anak adam bisa membayangkan bahwa ia sanggup ke langit maka anda akan melihat bahwa diamnya ia di bumi adalah perkara yang sangat dibenci,” ucap Ibnu Jauzi.
Bergeraklah…
Alam mengajarkan kita untuk senantiasa bergerak agar tercipta sebuah kesempurnaan sebagaimana fungsinya ia diciptakan. Sebagaimana air, apabila ia terus tergenang dalam sebuah wadah, maka ia akan jauh dari sebuah nilai kebermanfaatan dan kenikmatan, karena menimbulkan beragam jentik-jentik penyakit di dalamnya.
"Menjadi ada adalah karunia, sebab kita tidak dapat mengadakan diri kita sendiri. Tapi menjadi ada saja tidaklah cukup, kita ada karena diperintahkan untuk memiliki makna,” kata Ahmad Zairofi.
Begitulah hakikat sebuah kebermaknaan dalam penciptaan, untuk terus bergerak menghadirkan kebermanfaatan dan perubahan. Sebagaimana bumi dan matahari yang tak pernah malas untuk bergerak. ia terus berputar pada porosnya sehingga tercipta keseimbangan dalam alam galaksi bima sakti. “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya…”(QS.36:38).
Sebagaimana pula dalam sebuah siklus hidrologi, uap air pun terus bergerak. “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya…” (QS.24 : 43).
Bergerak adalah Keberkahan...
Mukmin yang cerdas adalah yang senantiasa mampu mengendalikan diri dan menata dirinya untuk hari esok. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw pada salah satu hadis, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka kita termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al Hasyr:18).
Bagaimana mungkin kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat jika enggan untuk bergerak?
Maka,
Teruslah bergerak, untuk menghasilkan sebuah kebermaknaan dalam penciptaan.
Ia melanjutkan, ''Dan bahwa kebahagiaan dan kenikmatan itu tergantung sejauh mana seseorang melewati kengerian dan memikul beban dalam memperolehnya. Tak ada kebahagiaan bagi orang yang tak memiliki obsesi untuk bahagia. Tak ada kelezatan bagi orang yang tak bersabar memperolehnya. Tak ada kenikmatan bagi orang yang tidak mau berkorban untuk kenikmatan, tidak ada istirahat bagi orang yang tak mau berletih-letih untuk istirahat.''
Maka, berjuang dan perjuangkanlah untuk menggapai apa yang ingin kau capai.Uuntuk meraih apa yang ingin kau raih, maka teruslah bergerak. Bergerak dengan perlahan namun pasti. Bersabar dan terus tegar. “Wajib bagi seseorang yang cerdas untuk berusaha menggapai puncak yang bisa ia capai. Andaikata anak adam bisa membayangkan bahwa ia sanggup ke langit maka anda akan melihat bahwa diamnya ia di bumi adalah perkara yang sangat dibenci,” ucap Ibnu Jauzi.
Bergeraklah…
Alam mengajarkan kita untuk senantiasa bergerak agar tercipta sebuah kesempurnaan sebagaimana fungsinya ia diciptakan. Sebagaimana air, apabila ia terus tergenang dalam sebuah wadah, maka ia akan jauh dari sebuah nilai kebermanfaatan dan kenikmatan, karena menimbulkan beragam jentik-jentik penyakit di dalamnya.
"Menjadi ada adalah karunia, sebab kita tidak dapat mengadakan diri kita sendiri. Tapi menjadi ada saja tidaklah cukup, kita ada karena diperintahkan untuk memiliki makna,” kata Ahmad Zairofi.
Begitulah hakikat sebuah kebermaknaan dalam penciptaan, untuk terus bergerak menghadirkan kebermanfaatan dan perubahan. Sebagaimana bumi dan matahari yang tak pernah malas untuk bergerak. ia terus berputar pada porosnya sehingga tercipta keseimbangan dalam alam galaksi bima sakti. “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya…”(QS.36:38).
Sebagaimana pula dalam sebuah siklus hidrologi, uap air pun terus bergerak. “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya…” (QS.24 : 43).
Bergerak adalah Keberkahan...
Mukmin yang cerdas adalah yang senantiasa mampu mengendalikan diri dan menata dirinya untuk hari esok. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw pada salah satu hadis, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka kita termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al Hasyr:18).
Bagaimana mungkin kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat jika enggan untuk bergerak?
Maka,
Teruslah bergerak, untuk menghasilkan sebuah kebermaknaan dalam penciptaan.
Selasa, Januari 10, 2012
TETAP OPTIMIS
Ketika semua jalan terasa buntu. Pandangan ke masa depan terasa suram, di mendung awan gelap tanpa harapan. Hidup didera berbagai persoalan yang mengharu biru, maka seorang hamba yang merindu cinta Ilahi, bersegera mengadukan seluruh persoalannya kepada Dia yang Maha Penolong. Dengan sebongkah hati penuh iman dan optimisme, ia berhusnuzan (berprasangka baik) kepada Allah, bahwa hanya dengan rida dan iradah-Nya, segala awan gelap kehidupan mampu disingkirkan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, karena bagi-Nya cukuplah berucap, ”Kun faya kun, maka jadilah.”
Dalam melafalkan doanya, ia pun memintal sejuta sesal seraya bertobat membersihkan diri dari dosa. Karena, ia sadar bahwa dosa adalah kabut penghalang untuk memandang wajah Ilahi. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang dapat menolak ketentuan takdir (qadha) kecuali doa. Dan, tidaklah ada yang menambah umur kecuali berbuat kebajikan. Dan, seseorang diharamkan rezekinya, karena perbuatan dosanya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Ketika ia berdoa tumbuh keyakinan bahwa cepat atau lambat permohonannya akan dikabulkan Allah. Dia tidak akan menyalahkan siapa pun bila doanya belum terkabul, bahkan sebaliknya, ia akan terus melakukan introspeksi dan melakukan islah (perbaikan diri), melakukan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan memperbanyak berbuat kebajikan (fastabiqul khairat). Karena, ia sadar setiap doa ada syarat-syaratnya. Tidaklah seseorang disebut sebagai orang baik, kecuali ia memang selalu berbuat baik. Tidaklah seseorang disebut beriman, kecuali ia penuhi kriteria untuk diakui sebagai seorang yang beriman. Demikian juga dengan doa. Tidaklah doa dikabulkan kecuali ia dipenuhi kehendak Ilahi dengan rasa penuh cinta.
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan bahwa salah satu syarat berdoa adalah sikap optimistis dan yakin bahwa apa yang ia harapkan akan dikabulkan. Rasulullah bersabda, "Jika kamu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, wahai manusia mohonlah kehadirat-Nya dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR Ahmad).
Doa sesungguhnya akan melahirkan kekuatan batin yang luar biasa. Karena, sikap percaya diri dan optimisme merupakan pedang paling tajam dalam menebas segala ilalang semak belukar yang mengotori perjalanan.
Orang yang berdoa itu bersikap optimistis penuh prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah SWT. Orang optimistis mampu melihat kesempatan di antara begitu banyak kesempitan. Sedangkan orang pesimistis melihat begitu banyak kesempitan di antara semua kesempatan.
Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri. Salah satu sifat seorang mukmin adalah sikapnya yang optimistis, tidak ada rasa duka cita atau merasa cemas dalam memandang masa depan. "Dan, janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling unggul, jika kamu beriman.”
Dalam melafalkan doanya, ia pun memintal sejuta sesal seraya bertobat membersihkan diri dari dosa. Karena, ia sadar bahwa dosa adalah kabut penghalang untuk memandang wajah Ilahi. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang dapat menolak ketentuan takdir (qadha) kecuali doa. Dan, tidaklah ada yang menambah umur kecuali berbuat kebajikan. Dan, seseorang diharamkan rezekinya, karena perbuatan dosanya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Ketika ia berdoa tumbuh keyakinan bahwa cepat atau lambat permohonannya akan dikabulkan Allah. Dia tidak akan menyalahkan siapa pun bila doanya belum terkabul, bahkan sebaliknya, ia akan terus melakukan introspeksi dan melakukan islah (perbaikan diri), melakukan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan memperbanyak berbuat kebajikan (fastabiqul khairat). Karena, ia sadar setiap doa ada syarat-syaratnya. Tidaklah seseorang disebut sebagai orang baik, kecuali ia memang selalu berbuat baik. Tidaklah seseorang disebut beriman, kecuali ia penuhi kriteria untuk diakui sebagai seorang yang beriman. Demikian juga dengan doa. Tidaklah doa dikabulkan kecuali ia dipenuhi kehendak Ilahi dengan rasa penuh cinta.
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan bahwa salah satu syarat berdoa adalah sikap optimistis dan yakin bahwa apa yang ia harapkan akan dikabulkan. Rasulullah bersabda, "Jika kamu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, wahai manusia mohonlah kehadirat-Nya dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR Ahmad).
Doa sesungguhnya akan melahirkan kekuatan batin yang luar biasa. Karena, sikap percaya diri dan optimisme merupakan pedang paling tajam dalam menebas segala ilalang semak belukar yang mengotori perjalanan.
Orang yang berdoa itu bersikap optimistis penuh prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah SWT. Orang optimistis mampu melihat kesempatan di antara begitu banyak kesempitan. Sedangkan orang pesimistis melihat begitu banyak kesempitan di antara semua kesempatan.
Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri. Salah satu sifat seorang mukmin adalah sikapnya yang optimistis, tidak ada rasa duka cita atau merasa cemas dalam memandang masa depan. "Dan, janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling unggul, jika kamu beriman.”
Jumat, Januari 06, 2012
ADAB DAN TATA CARA BERKOMUNIKASI MENGGUNAKAN TELEPON
Cara berkomunikasi masyarakat modern sudah mulai berubah. Kini, sebagian besar manusia sudah sangat ketergantungan terhadap telepon. Sehingga, sebagian orang lebih memilih berkomunikasi lewat telepon dibandingkan komunikasi tatap muka. Tak heran jika di mana-mana, orang-orang tampak sibuk bertelepon.
Karena sudah menjadi kebutuhan, belanja pulsa pun melonjak tinggi. Bahkan, dalam sebuah laman iklan disebutkan, belanja pulsa masyarakat Indonesia bisa mencapai Rp 1,1 triliun per bulan. Bahkan, menurut survei The Nielsen, penjualan pulsa telepon pada 2009 lalu telah mengalahkan tren penjualan biskuit dan snack (makanan ringan).
Telepon merupakan nikmat yang patut disyukuri. Karenanya, umat Muslim harus menggunakan fasilitas telepon sesuai dengan ajaran Islam. Kali ini, akan dibahas adab berkomuniaksi lewat telepon secara umum.
Lalu apa saja adab bertelepon lainnya yang perlu diperhatikan seorang Muslim, baik saat menelepon atau menerima telepon? Ulama terkemuka Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mengungkapkan sejumlah tata cara yang perlu diperhatikan seorang Muslim saat bertelepon.
Pertama, gunakan telepon dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Menurut Syekh Sayyid Nada, gunakanlah telepon untuk menghubungi karib kerabat, saudara, teman-teman dan tetangga untuk menanyakan keadaan dan kesehatan mereka. Bertelepon, kata dia, merupakan pengganti ziarah (kunjungan) bahkan dapat menghemat waktu untuk berkunjung. ‘’Berkomunikasi lewat telepon termasuk salah satu bentuk silaturahim dan kebaikan yang tak sulit dilakukan,’’ ungkapnya.
Kedua, jangan gunakan telepon untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
Bentuk-bentuk kemaksiatan yang dilarang saat menggunakan telepon, kata Syekh Sayyid Nada antara lain: mencaci dan memaki orang lain, berpacaran, menipu, serta meneror orang lain.
Ketiga, tak menggunakan telepon untuk mengganggu orang lain.
Syekh Sayyid Nada mengingatkan agar umat Muslim tak menggunakan telepon dengan cara yang bisa membahayakan keselamatan diri dan orang lain. Syekh Sayyid Nada, menegaskan, agar saat mengendarai kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, tak menggunakan telepon. Ia khawatir hal itu dapat membahayakan keselamatan. ‘’Begitu juga saat menumpang pesawat terbang, karena dapat mengganggu komunikasi pesawat,’’ tuturnya.
Keempat, tak berbicara keras-keras saat menelepon.
Seorang Muslim hendaknya merendahkan suaranya ketika bertelepon, yang penting bisa terdengar oleh orang yang dihubungi atau menghubungi. ‘’Tak sepantasnya mengangkat sura keras-keras ketika berbicara, karena bisa saja menyakiti pihak yang dihubungi. Allah SWT berfirman dakam surah Luqman ayat 19: ‘’… Dan rendahkanlah suaramu…’’
Kelima, matikan telepon genggam ketika masuk masjid.
Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang Muslim hendaknya mengusahakan agar telepon genggam tak berdering ketika seseorang berada di dalam masjid saat shalat. Suara dering telepon dapat mengganggu kekhusyukan orang lain yang sedang shalat dan zikir. Untuk itu, sebaiknya seorang Muslim mematikan telepon genggamnya saat akan memasuki masjid.
Keenam, mengikuti ketentuan syariat jika perlu meninggalkan pesan suara.
Apabila merasa perlu meninggalkan pesan suara di telepon, kata Syekh Sayyid Nada, hendaklah melakukannya menurut ketentuan-ketentuan syariat. Misalnya, memulai pesannya dengan salam, kemudian mengingatkan orang yang menghubunginya untuk meninggalkan nama, alamat, sebab dan lain-lainnya. Setelah itu, akhiri dengan salam.
Ketujuh, mengajari anak-anak untuk menggunakan telepon apabila dibutuhkan.
Seorang Muslim hendaknya mengajari anak-anak yang sudah mumayyiz (dapat membedakan antara baik dan buruk) cara menggunakan telepon untuk keperluan-keperluan mendesak atau darurat. Syekh Sayyid Nada menambahkan, agar para orangtua mengingatkan anaknya untuk tak menggunakan telepon, kecuali untuk kepentingan darurat.
Kedelapan, tak menguping pembicaraan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda: ‘’Barang siapa menguping pembicaraan orang lain sementara mereka tak menyukainya, maka akan ditungkan cairan timah pana pada kedua telinganya…’’ (HR Ath-Thabrani).
-------------------------------------
komunitas-muslim-ende
Karena sudah menjadi kebutuhan, belanja pulsa pun melonjak tinggi. Bahkan, dalam sebuah laman iklan disebutkan, belanja pulsa masyarakat Indonesia bisa mencapai Rp 1,1 triliun per bulan. Bahkan, menurut survei The Nielsen, penjualan pulsa telepon pada 2009 lalu telah mengalahkan tren penjualan biskuit dan snack (makanan ringan).
Telepon merupakan nikmat yang patut disyukuri. Karenanya, umat Muslim harus menggunakan fasilitas telepon sesuai dengan ajaran Islam. Kali ini, akan dibahas adab berkomuniaksi lewat telepon secara umum.
Lalu apa saja adab bertelepon lainnya yang perlu diperhatikan seorang Muslim, baik saat menelepon atau menerima telepon? Ulama terkemuka Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mengungkapkan sejumlah tata cara yang perlu diperhatikan seorang Muslim saat bertelepon.
Pertama, gunakan telepon dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Menurut Syekh Sayyid Nada, gunakanlah telepon untuk menghubungi karib kerabat, saudara, teman-teman dan tetangga untuk menanyakan keadaan dan kesehatan mereka. Bertelepon, kata dia, merupakan pengganti ziarah (kunjungan) bahkan dapat menghemat waktu untuk berkunjung. ‘’Berkomunikasi lewat telepon termasuk salah satu bentuk silaturahim dan kebaikan yang tak sulit dilakukan,’’ ungkapnya.
Kedua, jangan gunakan telepon untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
Bentuk-bentuk kemaksiatan yang dilarang saat menggunakan telepon, kata Syekh Sayyid Nada antara lain: mencaci dan memaki orang lain, berpacaran, menipu, serta meneror orang lain.
Ketiga, tak menggunakan telepon untuk mengganggu orang lain.
Syekh Sayyid Nada mengingatkan agar umat Muslim tak menggunakan telepon dengan cara yang bisa membahayakan keselamatan diri dan orang lain. Syekh Sayyid Nada, menegaskan, agar saat mengendarai kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, tak menggunakan telepon. Ia khawatir hal itu dapat membahayakan keselamatan. ‘’Begitu juga saat menumpang pesawat terbang, karena dapat mengganggu komunikasi pesawat,’’ tuturnya.
Keempat, tak berbicara keras-keras saat menelepon.
Seorang Muslim hendaknya merendahkan suaranya ketika bertelepon, yang penting bisa terdengar oleh orang yang dihubungi atau menghubungi. ‘’Tak sepantasnya mengangkat sura keras-keras ketika berbicara, karena bisa saja menyakiti pihak yang dihubungi. Allah SWT berfirman dakam surah Luqman ayat 19: ‘’… Dan rendahkanlah suaramu…’’
Kelima, matikan telepon genggam ketika masuk masjid.
Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang Muslim hendaknya mengusahakan agar telepon genggam tak berdering ketika seseorang berada di dalam masjid saat shalat. Suara dering telepon dapat mengganggu kekhusyukan orang lain yang sedang shalat dan zikir. Untuk itu, sebaiknya seorang Muslim mematikan telepon genggamnya saat akan memasuki masjid.
Keenam, mengikuti ketentuan syariat jika perlu meninggalkan pesan suara.
Apabila merasa perlu meninggalkan pesan suara di telepon, kata Syekh Sayyid Nada, hendaklah melakukannya menurut ketentuan-ketentuan syariat. Misalnya, memulai pesannya dengan salam, kemudian mengingatkan orang yang menghubunginya untuk meninggalkan nama, alamat, sebab dan lain-lainnya. Setelah itu, akhiri dengan salam.
Ketujuh, mengajari anak-anak untuk menggunakan telepon apabila dibutuhkan.
Seorang Muslim hendaknya mengajari anak-anak yang sudah mumayyiz (dapat membedakan antara baik dan buruk) cara menggunakan telepon untuk keperluan-keperluan mendesak atau darurat. Syekh Sayyid Nada menambahkan, agar para orangtua mengingatkan anaknya untuk tak menggunakan telepon, kecuali untuk kepentingan darurat.
Kedelapan, tak menguping pembicaraan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda: ‘’Barang siapa menguping pembicaraan orang lain sementara mereka tak menyukainya, maka akan ditungkan cairan timah pana pada kedua telinganya…’’ (HR Ath-Thabrani).
-------------------------------------
komunitas-muslim-ende
Kamis, Januari 05, 2012
MARI MENABUNG UNTUK AKHIRAT
Ketika ingin menabung atau mendepositokan uang di bank konvensional, biasanya para nasabah akan mencari bank yang memberikan bunga paling besar. Di samping segi keamanannya dan keterpercayaannya.
Jika di bank-bank konvensional mungkin hanya menawarkan beberapa belas persen dalam setahun, bank yang satu ini menawarkan bunga 700 persen untuk tiap kali setoran. Bukan dalam setahun, tapi setiap kali setoran diberikan bunga 700 persen.
Itu belum termasuk “promo-promo” yang diadakan bank tersebut. Untuk membuka rekeningnya tidak ada batasan minimal. Berapapun akan diterima. Tidak ada biaya administrasi per bulannya. Mau? Inilah 'bank Akhirat'.
Tidak ada setoran minimal yang ditentukan untuk membuka rekening tabungan. “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu…” (QS Al-Baqoroh: 267)
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya, memperoleh pahala yang besar.” (QS Al-Hadiid: 7)
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu ia berkata: ‘Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shale?” (QS Al-Munaafiquun: 10)
Dari tiga keterangan tersebut tidak dijelaskan besaran pasti untuk kita melakukan setoran. Yang diminta hanya sebagian. Bisa sebagian kecil, bisa sebagian besar. Tergantung diri kita masing-masing maunya berapa. Ketika kita sudah menyedekahkan harta kita, maka otomatis catatan kebaikan di buku amal kita akan bertambah.
Dan, “bunga” yang kita dapatkan dari hasil sedekah kita adalah 700 persen. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus benih. Alloh melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqoroh: 261)
Hitung-hitungannya, menurut saya: 1 butir benih x 7 bulir x 100 benih = 700 benih. Itu minimalnya. Kalo kita lihat di hitungan tersebut, setiap benih itu bisa menghasilkan tujuh bulir. Kalo kita punya 700 benih berarti jadi 4.900 bulir yang akan menghasilkan lagi 100 biji pada masing-masing bulir. Begitu seterusnya. Tak akan pernah berhenti. Hal itu bisa kita lihat di ayat tersebut. “Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Bank akhirat ini memang tidak punya kantor resmi. Tapi kita bisa melakukan setoran di mana saja. Misal, ke orang tua, sanak-saudara, anak-anak yatim, orang miskin, dan musafir.
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (QS Al-Baqoroh: 215)
Mudah kan?
Juga, tak perlu khawatir salah catat setoran. “Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Baqoroh: 121)
Dengan membuka rekening di bank akhirat ini berarti kita telah menyimpan harta kita dalam bank teraman di dunia bahkan di akhirat. Yang namanya tabungan tentu saja harta yang kita tabung sebenarnya masih ada hak kita. Hanya saja kita memang tidak memegangnya. Apalagi di bank akhirat ini kita tidak bisa melakukan penarikan tunai. Tapi kita bisa merasakan manfaat dari tabungan kita tersebut. Bisa di dunia ini atau di akhirat nanti. Wallahu a'lam bish-shawab.
Jika di bank-bank konvensional mungkin hanya menawarkan beberapa belas persen dalam setahun, bank yang satu ini menawarkan bunga 700 persen untuk tiap kali setoran. Bukan dalam setahun, tapi setiap kali setoran diberikan bunga 700 persen.
Itu belum termasuk “promo-promo” yang diadakan bank tersebut. Untuk membuka rekeningnya tidak ada batasan minimal. Berapapun akan diterima. Tidak ada biaya administrasi per bulannya. Mau? Inilah 'bank Akhirat'.
Tidak ada setoran minimal yang ditentukan untuk membuka rekening tabungan. “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu…” (QS Al-Baqoroh: 267)
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya, memperoleh pahala yang besar.” (QS Al-Hadiid: 7)
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu ia berkata: ‘Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shale?” (QS Al-Munaafiquun: 10)
Dari tiga keterangan tersebut tidak dijelaskan besaran pasti untuk kita melakukan setoran. Yang diminta hanya sebagian. Bisa sebagian kecil, bisa sebagian besar. Tergantung diri kita masing-masing maunya berapa. Ketika kita sudah menyedekahkan harta kita, maka otomatis catatan kebaikan di buku amal kita akan bertambah.
Dan, “bunga” yang kita dapatkan dari hasil sedekah kita adalah 700 persen. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus benih. Alloh melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqoroh: 261)
Hitung-hitungannya, menurut saya: 1 butir benih x 7 bulir x 100 benih = 700 benih. Itu minimalnya. Kalo kita lihat di hitungan tersebut, setiap benih itu bisa menghasilkan tujuh bulir. Kalo kita punya 700 benih berarti jadi 4.900 bulir yang akan menghasilkan lagi 100 biji pada masing-masing bulir. Begitu seterusnya. Tak akan pernah berhenti. Hal itu bisa kita lihat di ayat tersebut. “Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Bank akhirat ini memang tidak punya kantor resmi. Tapi kita bisa melakukan setoran di mana saja. Misal, ke orang tua, sanak-saudara, anak-anak yatim, orang miskin, dan musafir.
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (QS Al-Baqoroh: 215)
Mudah kan?
Juga, tak perlu khawatir salah catat setoran. “Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Baqoroh: 121)
Dengan membuka rekening di bank akhirat ini berarti kita telah menyimpan harta kita dalam bank teraman di dunia bahkan di akhirat. Yang namanya tabungan tentu saja harta yang kita tabung sebenarnya masih ada hak kita. Hanya saja kita memang tidak memegangnya. Apalagi di bank akhirat ini kita tidak bisa melakukan penarikan tunai. Tapi kita bisa merasakan manfaat dari tabungan kita tersebut. Bisa di dunia ini atau di akhirat nanti. Wallahu a'lam bish-shawab.
Selasa, Januari 03, 2012
MAKNA TAHUN BARU
Memasuki tahun yang baru ini patut kiranya memberikan semangat baru untuk terus memacu memperbaiki hidup. Semangat merayakan pergantian tahun baru bukan sekadar dengan menggelar pesta kembang api, atau menghabiskan malam dengan pesta terompet. Namun pergantian tahun ini selayaknya memberikan kita semangat baru dalam membuat karya nyata dan prestasi hidup.
Bagi umat Islam memiliki keyakinan bahwa waktu merupakan merefleksikan diri dalam kehidupan dunia yang akan dipertangungjawabkan di akhirat nanti. Sebagaimana sudah tertulis di dalam Alquran yang berbunyi artinya, “Adalah orang yang merugi jika hari ini sama dengan hari kemarin dan hari esok lebih buruk dengan hari ini. Dan kamu akan termasuk kaum yang beruntung jika hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.”
Pemahaman itu memberikan keyakinan bagi kita bahwa waktu bukan sekadar kumpulan angka-angka yang tertera pada jarum jam atau di kalender. Tetapi waktu adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, Sang Pemilik Zaman.
Memaknai pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan budaya secara individual (ibda’ binafsih), keluarga dan masyarakat yang selama tahun sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarah lebih baik di masa mendatang. Perubahan ini bisa terjadi apabila setiap jiwa umat Islam mampu ‘menghijrahkan’ seluruh kekuatannya (pemikiran dan tindakannya) bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.
Perubahan yang dimulai dari rumah tangga dan dilanjutkan melalui lembaga pendidikan akan membawa dampak positif sejalan dengan perkembangan. Semua itu harus dimulai dari sekarang sebagai menciptakan negerasi muda Islami yang mampu melakukan perubahan dalam kehidupan. Sebab sudah digariskan dalam Islam bahwa “Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya”.
Karena itu ada tidaknya perubahan dalam kehidupan seseorang atau kelompok masyarakat sangat tergantung pada individu atau kelompok tersebut. Itu langkah minimal yang sejatinya dilakukan setiap muslim dalam memaknai pergantian tahun ini.
Intinya, Islam juga mengajarkan, bahwa hari-hari yang dilalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Setiap Muslim dituntut untuk selalu berprestasi, yaitu menjadi lebih baik dari hari ke hari, begitu seterusnya. Dengan keyakinan itu, maka orientasi kerja-kerja keduniaan yang selama ini kita lakukan patut kiranya di tahun 2012 kita ubah berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan (ma’rufat) dan membersihkannya dari pelbagai kejahatan (munkarat).
Dalam hal ini, ma’rufat mencakup segala kebajikan (virtues) dan seluruh kebaikan (good qualities) yang diterima oleh manusia sepanjang masa, sedangkan munkarat menunjuk pada segenap kejahatan dan keburukuan yang selalu bertentangan dengan nurani manusia. Nilai kebaikan bisa diejawantahakn dengan bekerja berprinsip nilai kejujuran dan profesionalitas.
Sikap jujur sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW agar dapat berperilaku yang baik dengan “menjauhi dusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa membawamu ke neraka. Biasakanlah berkata jujur karena jujur akan membawamu kepada kebajikan dan membawamu ke surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental, karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani. Seperti contoh, para penyelenggara negara pada setiap aktivitas dalam rangka melayani masyarakat tentunya tidak menanggalkan prinsip kejujuran.
Dengan pemahaman itu, maka patutnya pergantian tahun 2012 ini kita jadikan sebagai momentum mengubah diri menuju perubahan dalam segala bidang sebagai upaya penyatuan umat Islam Indonesia. Momentum Hijriah ini dinilai tepat untuk mengukit prestasi secara individu serta kelompok.
Bagi umat Islam memiliki keyakinan bahwa waktu merupakan merefleksikan diri dalam kehidupan dunia yang akan dipertangungjawabkan di akhirat nanti. Sebagaimana sudah tertulis di dalam Alquran yang berbunyi artinya, “Adalah orang yang merugi jika hari ini sama dengan hari kemarin dan hari esok lebih buruk dengan hari ini. Dan kamu akan termasuk kaum yang beruntung jika hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.”
Pemahaman itu memberikan keyakinan bagi kita bahwa waktu bukan sekadar kumpulan angka-angka yang tertera pada jarum jam atau di kalender. Tetapi waktu adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, Sang Pemilik Zaman.
Memaknai pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan budaya secara individual (ibda’ binafsih), keluarga dan masyarakat yang selama tahun sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarah lebih baik di masa mendatang. Perubahan ini bisa terjadi apabila setiap jiwa umat Islam mampu ‘menghijrahkan’ seluruh kekuatannya (pemikiran dan tindakannya) bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.
Perubahan yang dimulai dari rumah tangga dan dilanjutkan melalui lembaga pendidikan akan membawa dampak positif sejalan dengan perkembangan. Semua itu harus dimulai dari sekarang sebagai menciptakan negerasi muda Islami yang mampu melakukan perubahan dalam kehidupan. Sebab sudah digariskan dalam Islam bahwa “Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya”.
Karena itu ada tidaknya perubahan dalam kehidupan seseorang atau kelompok masyarakat sangat tergantung pada individu atau kelompok tersebut. Itu langkah minimal yang sejatinya dilakukan setiap muslim dalam memaknai pergantian tahun ini.
Intinya, Islam juga mengajarkan, bahwa hari-hari yang dilalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Setiap Muslim dituntut untuk selalu berprestasi, yaitu menjadi lebih baik dari hari ke hari, begitu seterusnya. Dengan keyakinan itu, maka orientasi kerja-kerja keduniaan yang selama ini kita lakukan patut kiranya di tahun 2012 kita ubah berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan (ma’rufat) dan membersihkannya dari pelbagai kejahatan (munkarat).
Dalam hal ini, ma’rufat mencakup segala kebajikan (virtues) dan seluruh kebaikan (good qualities) yang diterima oleh manusia sepanjang masa, sedangkan munkarat menunjuk pada segenap kejahatan dan keburukuan yang selalu bertentangan dengan nurani manusia. Nilai kebaikan bisa diejawantahakn dengan bekerja berprinsip nilai kejujuran dan profesionalitas.
Sikap jujur sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW agar dapat berperilaku yang baik dengan “menjauhi dusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa membawamu ke neraka. Biasakanlah berkata jujur karena jujur akan membawamu kepada kebajikan dan membawamu ke surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental, karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani. Seperti contoh, para penyelenggara negara pada setiap aktivitas dalam rangka melayani masyarakat tentunya tidak menanggalkan prinsip kejujuran.
Dengan pemahaman itu, maka patutnya pergantian tahun 2012 ini kita jadikan sebagai momentum mengubah diri menuju perubahan dalam segala bidang sebagai upaya penyatuan umat Islam Indonesia. Momentum Hijriah ini dinilai tepat untuk mengukit prestasi secara individu serta kelompok.
Langganan:
Postingan (Atom)