Jumat, Agustus 05, 2011

SEKILAS ADONARA YANG SUBUR

Pulau Adonara merupakan pulau tersubur di kabupaten Flores Timur. Hal ini dapat dimaklumi karena di sana terdapat gunung berapi aktif, Ile Boleng. Letusannya terdahulu membuat pulau ini diselimuti lava yang kemudian mengubah pulau ini menjadi tanah yang subur. Terutama di sebalah timur pulau di mana gunung itu berada. Di pulau ini nampak menghijau dari kejauhan. Tanaman yang tumbuh sangat subur disini adalah pohon kelapa. Keberadaan pohon kelapa di sana seperti rimba di kalimantan sana, padat betul. Tak heran jika Adonara juga pulau penghasil kopra dan miyak kelapa.

Ile (catatan: Ile artinya gunung) Boleng tingginya hanya 1500-an meter, kalau didaki hanya membutuhkan waktu 4-5 jam saja. Pulau Adonara ditempuh melalui kapal feri dari kota Larantuka ke pelabuhan Wai Werang di pulau Adonara.

Adonara memang salah satu tempatnya pembuatan tenun ikat di Flores Timur dan dapat ditemui di Horinara, di kecamatan Luba Golit. Hampir setiap rumah di sana yang menghasilkan kain tenun ikat. Kaum wanitalah yang mengerjakannya. Kaum lelaki sangat dipantangkan menenun kain. Dan kepercayaan itu tetap dipertahankan apappun agama yang mereka anut. Mayoritas penduduk desa Horinara beragama Islam. Banyak pantangan yang bersifat adat di sana, jika dilanggar penduduk takut akan terjadi malapetaka yang menimpa mereka.

Pulaun Adonara tidak seberapa besar, kalau kita ingin mengelilingi pulau ini dengan sepeda motor paling hanya menghabiskan waktu 3 jam, dan dapat melihat langsung lahannya yang terkenal sangat subur.

Kain tenun memang menjadi salah satu andalan Adonara. Tidak di seperti Larantuka yang selama ini jarang ditemui orang menggunakan kain tenun ikat (kecuali orang Maumere dan Ende yang datang ke sana). Di Adonara malah ada tradisi "wajib" menggunakan kain tenun ikat dalam perayaan tertentu. Kain tenun yang dikenakan dalam perayaan bukan kain tenun sembarangan tapi warisan yang sudah berumur ratusan tahun. 

Dari corak kain yang mereka kenakan akan terlihat mana keturunan raja, bangsawan, atau rakyat jelata. Kain-kain itu awet tahan lama karena dalam setahun hanya dikenakan satu atau dua kali saja. Juga kain itu di rawat dengan baik untuk dijadikan barang warisan untuk keturunannya. Kain itu berguna sebagai belis atau mahar jika ada anggota keluarga yang akan menikah.

Tidak ada komentar: