Kamis, Juni 25, 2015

SEMANGAT BERJAMAAH SHALAT TARAWIH

Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui, ada berbagai sebutan yang dialamatkan pada bulan Ramadhan, baik yang disebutkan secara langsung dalam Alquran, hadis Nabi, maupun kebiasaan umat menyebutnya.

Beberapa contoh di antaranya, bulan penuh keberkahan (syahrul mubarak), bulan Alquran (syahrul-Qur’an), bulan zakat dan infak (syahrul zakat wa infaq), dan juga bulan berjamaah (syahrul jamaah).

Syahrul jamaah artinya, kaum Muslimin yang berpuasa melakukan kegiatan secara berjamaah, baik dalam ibadah maupun muamalah, seperti buka puasa bersama yang hampir dilaksanakan di semua masjid, kompleks perumahan, juga di kantor-kantor.

Harapan kita tentu saja, dengan semangat berjamaah ini, akan timbul semangat kesatuan, persatuan, dan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan nyata untuk membangun kekuatan umat, seperti dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya, maupun bidang lainnya.

Salah satu shalat sunah pada malam hari yang sangat menonjol yang selalu dilakukan secara berjamaah adalah Tarawih. Jumlahnya, delapan rakaat ditambah tiga rakaat witir atau 20 rakaat ditambah tiga rakaat witir, sesuai keyakinan dan mazhab masing-masing, yang dikerjakan dengan penuh tasamuh dan toleransi di antara sesama umat.

Secara harfiah, shalat Tarawih merupakan shalat yang dilakukan dalam waktu cukup lama dibandingkan shalat biasa sehingga memerlukan istirahat (tarwih) di sela-sela shalat tersebut.

Kebiasaan shalat Tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, juga di beberapa masjid di negara kita serta negara lain, setiap malam shalat Tarawihnya menyelesaikan satu juz Alquran sehingga diharapkan pada malam terakhir bisa menyelesaikan 30 juz Alquran.

Sungguh ibadah di bulan Ramadhan yang sangat indah apabila shalat Tarawih itu kita laksanakan dengan penuh penghayatan, kesungguhan, dan keikhlasan sehingga mampu membangun jamaah yang kuat dan solid karena dilakukan atas dasar ibadah kepada Allah SWT dan rukuk serta sujud secara bersama-sama.

Kemudian, melahirkan izzah atau kekuatan batin dan kepercayaan diri bagi kaum Muslimin dalam menata kehidupannya.

Firman Allah SWT dalam surah al-Fath (48): 29, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud (shalat berjamaah) mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya...”

Dengan kesatuan, persatuan, dan kejamaahan dalam ibadah dan muamalah, kita yakin kaum Muslimin akan mampu berperan aktif dalam membangun masyarakat dan bangsa, atas dasar nilai-nilai ajaran Islam yang komprehensif (syumuliyyah), universal (‘aalamiyyah), dan rahmatan lil ‘alamin, yang manfaatnya akan sangat dirasakan oleh semua komponen bangsa.

Semoga keberkahan Ramadhan akan selalu tercurah dan terlimpah pada kita semua. Amin. Wallahu a’lam.

Rabu, Juni 17, 2015

MARHABAN YA RAMADHAN 1436 HIJRIYAH



www.ende-islam.co.id

Mengucapkan :

"MARHABAN YA RAMADHAN"
1436 H / 2015 M
------------------------------------------------------------
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan
Bagi Segenap Umat Islam Kabupaten Ende & Sekitarnya

-----------------------------------------------------------------
"RAMADHAN FASTING CAN ABOLISH THE SINS"

Jumat, Juni 12, 2015

CIRI SAHABAT ALQURAN



Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa para sahabat Nabi SAW begitu mencintai Alquran. Rasa cinta mereka tak dapat ditandingi oleh siapa pun. Alquran bagi mereka sudah mendarah daging.


Sehari saja tidak membacanya, seperti ada kerugian yang begitu besar. Penghayatan mereka tatkala membaca Alquran begitu tinggi. Tak sedikit mereka akan bercucuran air mata saat membacanya.


1.Siti Aisyah meriwayatkan, “Abu Bakar (ayahnya) adalah seorang lelaki yang mudah menangis. Beliau tidak mampu menahan air mata ketika membaca Alquran” (HR. Bukhari).


2.Umar bin Khatthab juga demikian. Dari 'Abdullah bin Syaddad bin Had mengatakan, “Aku pernah mendengar Umar membaca surah Yusuf dalam shalat Subuh dan aku mendengar isakannya. Aku berada di akhir shaf. (Isakannya saat) beliau sedang membaca (QS Yusuf [12]:86): “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku”.


3.Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Alquran pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari bacaan Alquran hingga ketika Subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama (HR Darimi).


Kisah-kisah di atas membuktikan bahwa Rasulullah SAW telah berhasil membimbing mereka menjadi generasi Qurani, yang mana hidup mereka dinaungi Alquran. Apa yang mereka lakukan selalu berdasarkan petunjuk Alquran.


Semoga kita bisa meneladani generasi sahabat ini dalam mencintai dan menadaburi Alquran. Amin. Wallahu a'lam bisshawab.


(oleh: M Iqbal Dawami)