Kamis, Mei 28, 2015

TIGA MURKA ALLAH KEPADA HAMBANYA

SEBAGAI seorang muslim yang mengaku beriman pada Allah dan Rasul-Nya, tentu tidak akan pernah menginginkan Allah murka kepada kita. Sebagai seorang hamba, kita senantiasa berusaha untuk selalu mengikuti apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.

Tapi, tak sedikit orang yang melanggar ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, hingga Allah murka kepadanya.
Ada yang mengatakan bahwa murka Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya itu berada dalam tiga hal, yaitu:

1. Tidak memperhatikan apa yang diperintahkan oleh Allah.
2. Tidak ridha dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya.
3. Meminta sesuatu, lalu tidak terpenuhi lantas marah kepada Allah.

Ketiga hal itulah yang perlu kita hindari dalam diri kita. Jangan sampai kita tidak memperdulikan apa yang diperintahkan oleh Allah. Karena, di balik perintah itu terdapat hikmah tersendiri bagi diri kita. Perintah yang Allah berikan tak akan mungkin melebih kuasa atau kemampuan diri kita.

Sebagai seorang mukmin, kita harus senantiasa menerima apa yang telah Allah berikan. Allah memberikan segala sesuatu tentu hal itu sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Allah tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Dan tidak semua yang diinginkan oleh seorang hamba itu termasuk yang dibutuhkannya.

Maka, ketika Allah tidak mengabulkan apa yang kita pinta, boleh jadi karena apa yang dipinta itu bukanlah termasuk apa yang kita butuhkan. Dan bisa saja bukan maksud Allah tidak mau mengabulkan, melainkan ada hal lain yang akan Allah berikan kepada kita, yang ternyata itu lebih baik daripada apa yang kita inginkan.
Wallahu ‘alam.

Kamis, Mei 21, 2015

10 KIAT LAPANGKAN HATI



Orang yang beriman tentu tidak akan membiarkan hatinya terjangkiti hal-hal yang menyesakkan dadanya. Maka ia akan melindungi diri dari tindakan tersebut dan mengobati penyakit yang sudah terlanjur. Adapun obat mujarab untuk itu bukanlah obat yang bersifat fisik-kimiawi. Berikut inilah amal-amal yang, bi-idznillah, insya Allah akan bisa menghilangkan virus sesak dada menjadi dada yang lapang.

 
Pertama; Mengesakan Allah.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Kecintaan kepada Allah, ma’rifat kepadaNya serta mengingatNya secara terus-menerus, tenang dan tenteram kepadaNya, mengesakanNya dalam kecintaan, rasa takut, pengharapan, tawakkal dan mu’amalah, dimana Dia sajalah yang menguasai harapan, keinginan dan tekad hamba, adalah sorga dunia, kenikmatan yang tak ada bandingnya. Itulah penyejuk mata sang pecinta, dan kehidupan orang-orang yang arif.

  
Kedua; Prasangka baik kepada Allah.
Persangkaan baik kepada Allah, diwujudkan dalam bentuk merasakan dan menyadari bahwa Allah adalah dzat yang menghilangkan kesedihan dan duka. Sesungguhnya, apabila seorang hamba berprasangka baik kepada Rabbnya, Allah akan membukakan baginya pintu berkahNya dari arah yang tak disangka-sangka.

 
Ketiga; Ilmu Syar’i.
Ilmu syar’i akan melapangkan dan melonggarkan dada sedangkan kebodohan akan melahirkan kesempitan, sesak dada dan rasa terkucil. Setiap kali ilmu seseorang bertambah banyak dan bertambah luas, maka hatinya akan terasa semakin lapang dan longgar.


Keempat; Dzikir kepada Allah dan banyak berdo’a.
Wahai orang yang dadanya terasa sesak, dan urusannya ruwet, angkatlah telapak tanganmu seraya memohon kepada Tuhanmu. Tumpahkanlah keluhanmu dan kesedihanmu kepadaNya. Cucurkanlah air matamu di hadapanNya. Dan ketahuilah, semoga Allah memeliharamu, bahwa Allah lebih mengasihimu daripada ibumu dan ayahmu, daripada isteri dan anak-anakmu.


Kelima: bersegera meninggalkan maksiat dan melakukan muhasabah terhadap diri.
Kemaksiatan adalah kehinaan, tersingkir dan terjauh dari rahmat Allah, kesedihan, kekalutan dan kesempitan hati. Harus disadari, bahwa dosa-dosa adalah pintu yang besar bagi datangnya berbagai musibah kepada seorang hamba.


Keenam; Menunaikan kewajiban secara terus menerus.
Memelihara rutinitas dalam menunaikan kewajiban, dan memperbanyak amal sunnah seperti puasa, shalat, shadaqah, kebaikan dan lain-lainnya. Terus menerus dalam menunaikan kewajiban dan memperbanyak amal sunnah adalah salah satu sebab untuk mendapatkan kecintaan Allah kepada hambaNya.

 
Ketujuh; Bermajelis dengan orang-orang yang shalih.
Berkumpul dengan sahahabat-sahabat yang shalih, mendengarkan pembicaraan mereka, mengambl manfaat dari buah percakapan dan nasehat mereka. Dengan demikian berkumpul dengan mereka akan mendapatkan ridla Allah swt, sekaligus membuat marah syetan. Sebab itulah biasakanlah untuk duduk bersama dengan orang shalih dan mohonlah nasihat dari mereka, dari sana Kau akan melihat hatimu menjadi lapang.

   
Kedelapan; Membaca al-Qur’an.
Membaca al-Qur’an dengan disertai tadabbur dan perenungan merupakan salah satu sebab penting untuk menghilangkan duka lara yang menyelimuti hati. Bacaan al-Qur’an akan melahirkan ketenangan dan kelapangan di hati.


Kesembilan; Berbuat ihsan kepada sesama makhluk.
Ihsan kepada sesama manusia, dan memberikan manfaat dengan segala yang kita miliki adalah salah satu sebab terbukanya hati. Sifat pemurah, dermawan dan suka membantu orang lain akan melapangkan dada dan mengharumkan jiwa.

 
Kesepuluh; Melepaskan dendam dari dalam hati.
Hasad, iri dan dengki merupakan sebab kesempitan dada seseorang. Sebaliknya kebersihan dan ketenteraman hati merupakan sebab terlapangkannya dada seseorang. Karena itulah mari berusaha menyehatkan hati kita, menjauhi hal-hal yang menyebabkan dada terasa sesak. Marilah tinggalkan kebencian, permusuhan dan kedengkian kepada orang lain. Sebaliknya mari kita pupuk rasa cinta terhadap saudara-saudara kita.

[Saif Al Battar]

Rabu, Mei 06, 2015

PENYAKIT HATI ORANG YANG SUKSES

Tiada godaan terhebat dari seorang yang sukses rizkinya, jabatannya, popularitasnya, ilmunya, dan keturunannya kecuali bangga dan kagum pada dirinya sendiri.

Merasa paling hebat, paling pintar, paling benar, paling suci. Inilah penyakit hati orang sukses termasuk orang seperti abang ini.

Begini begitu kan kesannya saja padahal aib kekurangan seabrek abrek, untungnya saja aib abang dan kita semua masih ditutupi Allah.

Kalau dibuka pasti sangat malu dan hina. “Jangan kamu terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang terlalu membanggakan diri” (QS Al-Qashash 76).

“Maka jangan kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Allah) paling mengetahui orang yang bertakwa” (QS An-Najm 32).

Rasulullah mengingatkan mengulang sampai tiga kali, "Takutlah kalian pada al uzba" yaitu bangga kagum pada diri sendiri. Nasehat ini beliau arahkan pada para sahabat sahabat beliau yang shaleh dan hafal Alquran.

Memang dosa ujub ini lebih halus dari langkah semut, bisa jadi kesannya tawadhu tetapi di hati ingin dipuji, marah dihina ternyata karena berharap dipuji.

Inilah "dho'ful aqli wal iimaani" tanda lemahnya akal dan iman. Padahal sangat rugi, sudah cape-cape beramal dihancurkan kemudian dengan ujub.

Jadi, seringlah duduk di majlis Ilmu dan Zikir. Saat menengadah menatap wajah guru, rontoklah kebanggaan dirinya. Duduklah bersama faqir miskin, yatim piatu, orang-orang susah.

Ziarahilah kuburan, perkuat puasa sunnah, tadabburkan Alqur'an, perhebat istigfar. Dan selalu harus sempatkan diri secara khusus muhasabah diri selesai sholat malam, "siapa aku, darimana, dimana, dan mau kemana akhirnya aku?"

Sungguh tidak pantas bangga diri kecuali hanya Allah Maha Terpuji.
Sungguh ini abang tulis untuk diri abang yang banyak dosa ini, dan kalian sahabatku tercinta.

Allahumma ya Allah jadikanlah kami hambaMu yang Kau ridhoi minal mukhlishiin, berilah kami rizki teragung yaitu sifat ikhlas, dan bersihkan hati kami dari riya, sum'ah, ujub, dan semua penyakit hati... Aaamiin.