Rabu, Agustus 29, 2012

BERANI TAMPIL MENAWAN

Banyak orang berpenampilan baik, menarik dan menawan pada saat keluar rumah, syuting, bertemu dengan komunitas dan lain semacamnya. Perilaku tersebut sebenarnya tidak salah asalkan didasari dengan niat baik dan tidak pamer (riya') terhadap sesama.

Hal itu karena Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam pergunakanlah perhiasanmu pada setiap ke masjid dan makan serta minumlah sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Katakanlah siapa yang mengharamkan perhiasan Allah yang dikeluarkan untuk para hambanya..." (QS. Al A'raf: 31-32).

Kata masjid di sini juga berarti sekolah, pasar, perkantoran, tempat pertemuan komunitas dan tempat-tempat lain yang menjadi ajang berkumpulnya masyarakat. Berpenampilan baik, menarik serta menawan tidak otomatis identik dengan kesombongan, sebab kesombongan tumbuh dari batin dan bersemi di hati.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat sebesar dzarrah (atom) sifat kesombongan." Salah seorang sahabat bertanya, "Sungguh terdapat seorang lelaki yang kegemarannya menggunakan baju dan sandal bagus.” Rasulullah SAW menjawab. "Sungguh Allah itu indah, menyukai keindahan. Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Sungguh Allah itu indah dan menyukai keindahan serta Allah itu bersih menyukai kebersihan."  (HR. Muslim).

Maka keindahan zahir tampak dari keindahan pakaian dan keindahan pakaian menunjuk pada kesucian hati, sehingga seorang Mukmin memang sudah seharusnya berpenampilan baik, bersih, suci, menarik, menawan, proporsional, rapi dan serasi bukan saja saat di luar rumah melainkan di dalam rumah dan di manapun ia berada.

Hal tersebut agar memiliki kesesuaian dengan keumuman perintah Allah SWT yang menegaskan, "Dan terhadap pakaianmu, maka sucikanlah." (QS. Al Mudatstsir: 4). Makna suci di sini mencakup semua kriteria tersebut di atas.

Dalam kaitannya dengan keserasian, Islam mengutamakan penggunaan warna putih karena warna tersebut netral, memancarkan cahaya dan keindahan. Rasulullah SAW bersabda, "Pakailah di antara pakaianmu yang berwarna putih karena warna tersebut sebaik-baiknya pakaian dan kafanilah orang yang meninggal di antara kalian dengan warna putih." (HR. Tirmidzi).

Sedang dalam kaitannya dengan kepantasan dan proporsionalitas, Islam melarang umatnya memakai satu sandal/sepatu atau dua sandal/sepatu yang terputus keduanya atau salah satunya. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian berjalan dengan memakai satu pasang sandal, pakailah keduanya atau melepaskan keduanya." (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam kaitannya dengan kerapian, keindahan dan kebersihan, Islam memerintahkan kita untuk menghias rambut dan menjaga kerapiannya serta melarang mencukur sebagian dan menyisakan sebagian yang lain. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW melarang anak kecil yang mencukur sebagian rambut dengan menyisakan sebagiannya melalui sabdanya, "Cukurlah seluruhnya atau tinggalkan seluruhnya." (HR. Ahmad).

Demikianlah karakter penampilan seorang mukmin yang baik dan proporsional yang timbul dari pemahamannya yang baik terhadap pendalaman keagamaannya dan merefleksikan kebaikan, kesucian, sikap rendah hati dan zuhud dalam hati sanubarinya. Wallahua'lam.

www.ende-islam.co.id

Selasa, Agustus 28, 2012

MEMBIASAKAN PUASA SYAWAL

Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).
Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda:
"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.) 

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. " (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad yang befiau miliki adalah shahih.")
Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (tebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :
1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92)
5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.
Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan. 

Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi benci.
Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:
"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun."
Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.
Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) " (Al-Hijr: 99)
Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan. 

Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.

Rabu, Agustus 15, 2012

MARI BERJALAN KAKI SEPERTI RASULULLAH

Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki kebiasaan berjalan kaki, sebagaimana ditunjukkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, dia berkata, 
“Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan daripada Rasulullah; roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja.”
Ada bukti medis kuat yang menegaskan bahwa berjalan 10 ribu langkah setiap hari dapat memunculkan berbagai keuntungan kesehatan secara signifikan. Apabila hal itu dapat dilakukan setiap hari, maka bukan hanya bisa membuat Anda merasa lebih baik dan berenergi dalam mengerjakan apa pun, tapi juga bisa mengurangi risiko munculnya penyakit-penyakit berbahaya seperti serangan jantung, kanker, diabetes, dan depresi.
Cara terbaik untuk mengukur langkah Anda adalah dengan menggunakan pedometer (alat penghitung langkah). Pedometer sangat mudah digunakan, mudah didapat, dan tidak mahal.
Namun apabila Anda tidak memiliki pedometer, maka Anda dapat mengikuti petunjuk di bawah ini untuk mengukur langkah Anda:
Berjalan dengan kecepatan sedang selama 30 menit, setara dengan berjalan 4.000 langkah.
Berjalan dengan kecepatan sedang selama 45 menit, setara dengan berjalan 7.500 langkah.
Berjalan dengan langkah cepat selama 60 menit, setara dengan berjalan 10 ribu langkah.

Jika dihitung, maka rata-rata setiap orang berjalan 900-3000 langkah perhari selama mengerjakan aktivitas harian. Jika demikian, untuk mencapai 10 ribu langkah, maka Anda harus mencari cara untuk mendapatkan langkah-langkah tambahan.
Banyak cara yang bisa Anda tempuh untuk mendapatkan langkah-langkah ekstra tersebut; Anda dapat berjalan di atas treadmill atau berjalan di taman di lingkungan tempat Anda tinggal bersama teman-teman atau anggota keluarga Anda, sembari mendengarkan kaset ceramah-ceramah keislaman. Jika harian dianggap terlalu berat, maka buatlah jadwal sebanyak tiga kali setiap pekan.
Berjalan kaki tidak hanya membuat Anda menjadi lebih bugar dan berenergi, tapi juga jika Anda merencanakan untuk berangkat haji atau umrah, maka hal tersebut menjadi latihan terbaik agar nanti menjadi biasa untuk berjalan jauh.
Olahraga sangat berguna untuk kesehatan. Dengan berolahraga teratur, terukur dan bersifat aerobik akan memberikan banyak manfaat. Antara lain mencegah kegemukan dengan segala dampak negatifnya, menguatkan dan lebih mengefisienkan kinerja otot-otot tubuh, seperti otot jantung, otot pernafasan dan otot-otot rangka tubuh, dan lebih melancarkan aliran darah ke dalam sel-sel tubuh, dan pembuangan bahan-bahan sisa dari sel-sel tubuh menjadi lebih baik.
Ketidakseimbangan dalam pola dan gaya hidup akan banyak berdampak pada kenyamanan hidup kita dan proses ibadah kita kepada Allah. Jadikan kesehatan sebagai batu loncatan agar kita dapat beribadah maksimal.

Minggu, Agustus 12, 2012

MEMBURU 10 MALAM TERAKHIR BULAN RAMADHAN

Dua puluh malam sudah kita lewati untuk Ramadhan tahun ini. Malam-malam yang sudah terlewat itu menyisakan beragam rasa, mungkin sebagian dari kita ada yang menyesal sebab belum memaksimalkannya, atau bahkan ada yang biasa-biasa saja.
Dua puluh malam yang telah berlalu tersebut tidak mungkin bisa terulang, namun masih bisa dimaksimalkan pada sisa malam berikutnya.

Memasuki malam ke dua puluh satu, pertarungan dunia dan akhirat pun semakin gencar dimulai. Pertarungan yang menuai berkah dimulai dari pusat perbelanjaan yang dipenuhi sesak oleh pengunjung yang mencari beberapa pasang pakaian untuk hari raya, stasiun, bandara dan terminal yang mulai ramai melayani tradisi mudik penduduk pribumi, serta masjid, yang dipenuhi oleh orang-orang yang haus akan ampunan Allah, memburu ridha-Nya, serta mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.

Malam seribu bulan atau yang kita sebut dengan malam Lailatul Qadar, difirmankan khusus oleh Allah dalam QS. Al-Qadar.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar: 1-5).

Allah menguraikan malam Lailatul Qadar serta mengabadikannya dalam Quran sebagai bukti bahwa Allah begitu mengistimewakan malam tersebut. Malam kemuliaan-Nya itu dirahasiakan oleh Allah untuk segenap hamba-Nya.

Dirahasiakan, sebab Allah ingin melihat sejauh mana usaha hamba-hamba-Nya untuk bersedia memaksimalkan sisa ramadhan dengan pendekatan diri yang dapat kita usahakan salahsatunya melalui iktikaf.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiba sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menghidupkan ibadah malam. Nabi membangunkan istri-istrinya. Nabi amat bersungguh-sungguh dan bersemangat sekali dalam menghidupkan malam tersebut,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lain, dirawiyatkan dari Ibnu Umar RA, beliau berkata, “Biasanya Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim)

Bahkan, Rasulullah SAW mengistimewakan sepuluh terakhir di bulan Ramadhan tidak seperti bulan-bulan biasanya. Hal tersebut tertera dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA, katanya, “Rasulullah SAW bermujahadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan tidak seperti bulan-bulan lain,” (HR Bukhari dan Muslim).

Jika Allah telah menjadikan bulan Rajab sebagai syahrullah (bulan-Nya), bulan Sya’ban sebagai syahrurrasul (Nabi Muhammad), maka Ramadhan Allah hadiahkan sebagai bulan dilipatgandakannya amal kebaikan dan penuh ampunan ini khusus untuk umat Rasulullah SAW. Rasul pun lebih giat dan menghidupkan ibadah malam di sisa sepuluh terakhir ramadhan.

Semoga Allah memberikan kekuatan agar kita memenangkan pertarungan dengan menghidupkan ibadah di sisa-sisa ramadhan dan memberikan hidayah dan maghfirah-Nya. Amin.

MENELUSURI YAYASAN ZAKAT AMERIKA

Bersedekah dan berderma tidak hanya merupakan kewajiban tetapi juga merupakan panggilan bagi banyak orang. Paling tidak itulah yang dirasakan oleh kaum Muslim yang tergabung dalam Zakat Foundation of America, atau Yayasan Zakat Amerika.
Zakat Foundation of America, organisasi amal Islam yang berkantor di kota Worth, negara bagian Illinois ini membantu komunitas yang memerlukan baik di Amerika maupun di luar Amerika.
Dengan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, maka kita akan membantu membawa perubahan yang lebih baik di  dunia ini, seperti yang dikatakan Khalil Demir,  salah satu pendiri Yayasan Zakat Amerika, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif.
“Kita sebagai orang Islam tidak boleh tinggal diam dengan masalah yang kita hadapi, kita harus memberikan solusi, sebagai Muslim kita mengetahui bahwa Allah telah berfirman, Allah tidak akan mengubah (nasib suatu kaum),  kecuali kita sendiri yang akan mengubahnya.’ Untuk terjadinya perubahan ini, Muslim harus proaktif, dan kitalah pembawa perubahan itu,” papar Khalil.

Pada bulan Ramadan seperti ini, Zakat Foundation sekali lagi membagi berkah Ramadan kepada  mereka yang memerlukan. Pada bulan Ramadan tahun lalu, yayasan ini telah membantu lebih dari 300 ribu orang di lebih dari 40 negara, dan tahun 2012 ini yayasan ini merencanakan untuk membantu lebih banyak orang lagi.
“Program Satu Tahun, 100 sumur” yaitu kampanye penyediaan air bersih untuk ribuan warga di beberapa wilayah di Afrika, merupakan salah satu dari sekian banyak program penggalangan dana untuk Ramadan.
Kejadian-kejadian yang menimpa penduduk di beberapa negara Islam juga tidak luput dari bantuan  yayasan ini. Mereka memberikan  bantuan untuk penduduk Suriah yang saat ini harus mengungsi ke  Turki, Yordania, Lebanon atau pun mereka yang masih ada di Suriah, karena persengketaan politik di negaranya. Di Suriah, bekerja sama dengan Syrian Humanitarian Relief Campaign,  yayasan ini telah mengumpulkan dana hampir 3 juta dolar untuk para pengungsi Suriah sejak bulan Maret 2011.

Di Amerika sendiri selama Ramadan, Zakat Foundation melakukan penggalangan dana saat buka puasa bersama di beberapa kota seperti: Washington DC, Boston, New York, Philadelphia, dan Chicago. Di Delaware, organisasi amal ini mendukung kegiatan kebun warga yang dilakukan oleh para pemuda setempat, dimana sayur mayur hasil kebun tersebut disumbangkan kepada Delaware Food Bank, sebuah organisasi nirlaba,  anggota dari Feeding America Hunger Relief Charity.
Memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa musibah, sudah menjadi bagian dari misi Zakat Foundation. Pada saat gempa besar menghantam Haiti Januari 2010, Zakat Foundation bekerja sama dengan sejumlah warga Muslim lokal untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Ketika Tsunami menimpa Aceh pada bulan Desember 2004, yayasan ini juga memberikan sejumlah bantuan dalam programnya “The Village of Hope” dengan memberikan bantuan tempat tinggal, pusat belajar, dan juga membangun  masjid. Ketika terjadi gempa Yogya tahun 2006, yayasan ini bekerja sama dengan organisasi setempat memberikan bantuan kemanusiaan pada warga Bantul yang tertimpa musibah.
Sejak saat dibentuknya Zakat Foundation di tahun 2001, yayasan ini telah berkembang dari sekedar  memberikan bantuan darurat langsung dan program musiman yang dipusatkan pada wilayah-wilayah miskin, menjadi pemberian Zakat dan Sadakah untuk solusi jangka panjang dan berkelanjutan,  seperti dipaparkan Khalil Demir:
 “Zakat harus diberikan, sehingga orang atau komunitas yang menerimanya bisa menggunakan zakat itu untuk  mengubah kondisi kearah yang lebih baik, dan itu bisa menciptakanpembangunan yang berkelanjutan. Ini  telah dilakukan oleh Nabi Muhammad  1400 tahun yang lalu. Kita harus selalu menghidupkan tradisi-tradisi Islam dalam komunitas kita dan inilah yang kita lakukan melalui Zakat Fondation of America.”
Ditanya tentang apakah Zakat Foundation mendapat kesulitan dari pemerintah Amerika saat melaksanakan  kegiatannya, Khalil mengatakan bahwa pemerintah Amerika justru mendukung kegiatan mereka.
Dalam 10 tahun operasi yayasan tersebut di Amerika, Khalil mengatakan yayasan tersebut tidak mengalami hambatan.  Namun ia menyayangkan juga bahwa masih ada orang-orang yang  memiliki pandangan salah terhadap Muslim. Ia mencontohkan kejadian terbakarnya Masjid Joplin di Missouri baru-baru ini, ataupun insiden penembakan di kuil Sikh di Wisconsin, yang menewaskan tujuh orang termasuk pelakunya, dimana diduga pelakunya mengira kuil tersebut adalah masjid.

Kejadian-kejadian seperti itu diakuinya  kadang membuatnya khawatir. Namun di luar kekhawatiran itu, ia yakin bahwa toleransi beragama akan selalu mendapat tempat di Amerika. Seperti keyakinannya bahwa ajaran keimanan dapat menggerakkan hati untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan pertolongan, seperti yang dilakukannya melalui Zakat Foundation.

Jumat, Agustus 10, 2012

PERKEMBANGAN ISLAM DI SAN DIEGO CALIFORNIA

Sensus baru menunjukkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di San Diego, county (semacam pemerintahan daerah) terbesar kedua di California. Peningkatan yang telah membawa tantangan baru bagi minoritas Muslim di Amerika Serikat.
"Tentu saja seperti yang kita katakan, tidak ada prestasi tanpa pengorbanan," kata Abdel Jalil Mezgouri, seorang di imam Islamic Center San Diego, kepada koran U-T San Diego, sebagaimana dilansir situs onislam.net, 8 Juli. "Budaya ini menjadi sangat, sangat beragam dan juga beberapa dari mereka memiliki tantangan untuk beradaptasi dengan tempat baru dan bahasa khususnya."
Sensus baru untuk kelompok keagamaan di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama paling cepat berkembang di San Diego County, daerah kedua yang paling padat penduduknya di California.
Didapatkan bahwa jumlah umat Islam di San Diego County tumbuh sebesar 179 persen dari 7.878 pengikut menjadi 21.994 pada rentang waktu 2000-2010, menempatkan Islam sebagai agama terbesar ketujuh di daerah ini.
Sensus, oleh Association of Statisticians of American Religious Bodies, didasarkan pada hitungan untuk semua rumah ibadah di daerah California. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa di wilayah itu, penganut Mormon tumbuh sebesar 25.227 pengikut, meningkat 55 persen, sehingga menjadi gereja terbesar ketiga di daerah ini.
Secara nasional, Islam tumbuh sebesar 1 juta pengikut antara 2000 dan 2010, menurut sensus, di belakang Mormonisme, yang melihat peningkatan dari 1,9 juta pengikut. Islam tumbuh sebesar 67 persen, sedangkan Mormonisme tumbuh sebesar 46 persen.
Pertumbuhan penduduk Muslim ini disebabkan imigrasi, terutama di kalangan Somalia, Irak, Afghanistan dan pengungsi Bosnia, dan peningkatan kelahiran dan kehadiran para mualaf. San Diego adalah rumah bagi populasi pengungsi terbesar kedua dari Afrika Timur di Amerika Serikat.
"Mereka memiliki banyak tantangan, dan organisasi kami membantu banyak pada mereka," kata Hussein Nuur, direktur pengembangan ekonomi Horn of Africa, organisasi bantuan pengungsi  Afrika yang berbasis di San Diego.
Oumar Ba, 48, datang ke San Diego County pada tahun 2006 untuk menghindari kekerasan di negara asalnya Mauritania, di barat laut Afrika. "Ketika saya datang, saya bahkan tidak bisa berbicara bahasa Inggris," kata Ba.
"Jadi, sulit. Jika Anda tidak berbicara bahasa Inggris, Anda tidak memiliki pekerjaan. Anda perlu banyak dukungan, yang tersedia tetapi tidak cukup."
Pertumbuhan penduduk Muslim di San Diego County telah menimbulkan tantangan baru bagi umat Islam untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik dari agama mereka. "Kami mempromosikan pendidikan dan orang datang ke masjid untuk belajar tentang Islam," kata Mezgouri.
Imam Mezgouri mengatakan tingkat pengangguran yang tinggi telah membuat integrasi sulit bagi imigran baru. Diskriminasi yang makin intensif setelah serangan 9/11 juga masih merupakan tantangan bagi umat Islam, katanya.
"Secara umum, San Diego County adalah tempat paling indah, dan beragam dan orang-orang terbuka untuk ide itu," kata Hanif Mohebi, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR) di San Diego

INDONESIA MILIKI POTENSI MENJADI NEGARA INTI PUSAT PERADABAN ISLAM

Indonesia diyakini berpotensi menjadi negara inti pusat peradaban Islam di dunia karena Indonesia memiliki beberapa kelebihan dibanding negara yang berpenduduk Islan besar lainnya.

Demikian disampaikan Rois Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi saat menyampaikan tausiyah pada peringatan Nuzulul Quran tingkat Provinsi Banten yang digelar di halaman Masjid Raya Al-Bantani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Kamis.

"Dari sekitar 52 negara berpenduduk Islam besar yang membentang dari Maroko hingga Merauke, belum ada yang menjadi negara inti peradaban Islam. Sehingga peradana Islam di dunia masih lemah dan mudah patah," katanya.

Ia mengatakan, banyak pengamat dunia yang memprediksi negara Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islan di dunia, karena memiliki potensi umat Islam terbesar di dunia, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, umat Islamnya yang lebih mengedepankan Rahmatan Lilalamin serta memiliki tiga zona waktu.

"Umat Islam di Indonesia juga telah menunjukkan dan menjunjung tinggi perdamaian yang rahmatan lil alamin," katanya. Oleh karena itu, kata dia, 'kita' patut bersyukur karena Indonesia terkenal sebagai negara dengan umat muslimnya terbanyak di di dunia.

Menurut dia, peringatan Nuzulul Qur'an yang bertepatan dengan peringatan HUT RI, memberikan makna besar, meskipun sebagian besar umat Islam resah karena negeri ini nyatanya masih jauh dari harapan.

"Ketika kita meragukan NKRI, maka akan muncul sikap setengah hati, dan itu berbahaya," kata Masdar F Mas'udi.

Sementara itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam sambutannya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Qur'an sebagai momentum untuk merefleksikan diri, menjadikan Al Quran sebagai pedoman kehidupan untuk keselamatan dunia dan akhirat.

"AlQuran diturunkan sebagai petunjuk dan pembeda, kita harus menggali dan mendalami isi kandungannya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari," kata Atut.

Lebih khusus, Gubernur Banten mengajak kepada jajaran aparatur Pemprov Banten, agar Alqur'an dijadikan bekal dan diapliksikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita telah diberikan amanah dan kepercayaan oleh masyarakat. Oleh karena itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya

Peringatan Nuzulul Qur'an tingkat Provinsi Banten antara lain dihadiri wakil Gubernur Banten Rano Karno, unsur pimpinan daerah, tokoh masyarakat, dan ratusan ibu-ibu pengajian.

Kamis, Agustus 09, 2012

RAIH KESALEHAN INDIVIDU DAN SOSIAL

Menurut surah Al-Hajj [22] ayat 77, seseorang yang dikatakan mendapat kemenangan ada dua, yakni mereka yang memiliki kesalehan individu seperti melakukan aktivitas shalat (rukuk dan sujud) dan saleh sosial, yakni berbuat kebaikan (amar makruf).

Kita sering lebih asyik dan merasa cukup dengan ibadah mahdhah (ibadah ritual), seperti zikir, shalat, puasa, zakat, dan haji. Dengan ibadah mahdhah itu kita berharap mendapat ketenangan, kedamaian, dan kedekatan dengan Allah SWT. Ibadah mahdhah ini harus mengantarkan kita pada dua kesalehan, yakni saleh secara individu dan saleh sosial.

Keyakinan (akidah) kita kepada Allah SWT harusnya tidak hanya mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT saja (teosentris) yang seolah-olah tak ada hubungannya dengan kehidupan manusia (antrophosentris) di muka bumi ini. Sehingga wajar bila banyak kaum Muslimin yang hanya memprioritaskan ibadah ritual, dan mengabaikan ibadah-ibadah sosial (ibadah ghaira mahdhah muamalah).

Kita bisa mengambil contoh bagaimana pengamalan ibadah ritual begitu intensif dan semarak di mana-mana, namun saat yang sama perilaku menyimpang dengan syariah dilakukan juga, seperti korupsi, menipu, berbohong, mengambil hak orang lain, dan lainnya.

Kita bersyukur karena kegiatan ibadah ritual itu semakin meningkat, termasuk pada bulan Ramadhan ini. Kita berharap, kesalehan individu itu bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam aktivitas sosial (hablumminnas).

Dalam surah al-Ankabut [29]: 45, Allah menegaskan bahwa shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Secara bahasa, fakhisyah (keji) adalah perbuatan atau kejahatan yang menimbulkan aib besar. Sedangkan menurut istilah, keji ialah suatu perbuatan yang melanggar susila (amoral).

Adapun kata mungkar ialah sesuatu yang disyariatkan diingkarinya, karena bertentangan dengan fitrah dan mashlahah. Shalat harus mampu menahan perilaku seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Karena hal itu tidak hanya berdampak kepada dirinya, tapi juga terhadap orang lain.

Orang yang menunaikan zakat juga dimaknai sekadar menggugurkan kewajiban, namun tidak dimaknai sebagai menunaikan kewajiban atau menunaikan kepedulian kepada mustahik yang membutuhkan. Jika seseorang menunaikan dengan niat seperti ini, zakat memiliki roh sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.

Pelaksanaan puasa juga makin kehilangan makna karena sekadar menggugurkan kewajiban. Sekadar menahan lapar dan haus dari fajar hingga Maghrib. Tidak dimaknai sebagai upaya mengasah kepedulian kepada sesama, mengasah simpati dan empati. Sehingga puasa mampu melahirkan pribadi yang saleh secara individu dan sosial.

Haji dan umrah juga dilaksanakan berulang-ulang oleh sebagian kaum Muslimin yang mampu. Walaupun kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, tetap saja banyak yang ingin mengulanginya. Hal ini karena adanya kepuasan spiritual individu, dan bukan pertimbangan kemaslahatan secara umum.

Dengan memahami surah al-Hajj [22] ayat 77 di atas, sudah seharusnya semua ibadah mahdhah, bisa mengantarkan kita pada kesalehan individu dan sosial.

Selasa, Agustus 07, 2012

SEJARAH BENTENG ALEPPO SURIAH

Benteng Allepo merupakan sebuah bangunan yang mengelilingi sebuah istana di kota tua Aleppo di bagian utara Suriah. Benteng ini merupakan kastil tertua dan terluas di dunia.

Kompleks megah itu berdiri di sebuah bukit tepat di pusat kota Aleppo. Benteng ini pernah diduduki oleh beberapa penguasa, seperti dari Yunani, Bizantium, Ayyubiyah, dan Mamluk.

Mayoritas bangunan yang bertahan hingga hari ini diperkirakan berasal dari periode Ayyubiyah. Benteng yang ‘melayang’ di atas kota dengan keunikannya itu menjadi saingan utama  Benteng Kairo dan Benteng Damaskus.

Benteng Aleppo atau Citadel Aleppo itu berbentuk elips dengan panjang sekitar 450 meter dan lebar 325 meter dengan ketinggian 50 meter dari kaki bukit. Benteng yang mengelilingi bukit di tengah kota tua Aleppo itu dibangun dari blok besar batu gamping yang mengkilat. Dan batu-batu itu menancap kuat di bukit tersebut.

Benteng tersebut juga dikelilingi oleh parit yang dialiri air untuk melindungi benteng dari penyelundup. Parit benteng itu memiliki kedalaman 22 meter dan lebar 30 meter. Keberadaannya pasti menyulitkan penyelundup untuk masuk ke dalam benteng pemerintahan tersebut.

Meskipun benteng itu merupakan peninggalan perdaban Islam, para arkeolog telah menemukan reruntuhan zaman Romawi dan Bizantium yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 Sebelum Masehi. Benteng itu awalnya dibangun oleh bangsa Neo-Het Acropolis di atas sebuah bukit. Benteng militer itu dibangun untuk menjaga dan melindungi daerah pertanian di sekitarnya.

Sultan Hamdanid, penguasa Aleppo pertama, Sayf al Dawla (944-967) membangun benteng sebagai pusat kekuatan militer daerah kekuasaannya. Pemimpin Zangid, Nuruddin Mahmud (1147-1174) membangun dinding benteng dan menambahkan beberapa bangunan baru seperti masjid kecil di benteng tersebut.

Namun pada masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah di bawah kekuasaan Sultan Al-Zahir Al-Ghazi (1186-1216) Benteng Aleppo mengalami rekonstruksi besar-besaran. Ketika itu dibangun proyek pembangunan benteng secara menyeluruh, dan terjadi penambahan beberapa bangunan yang menjadikan kompleks Benteng Aleppo, seperti yang ada saat ini.

Selama awal abad ke-13 M, benteng ini berkembang menjadi sebuah kota mewah yang mencakup fungsi mulai dari perumahan (istana dan pemandian), keagamaan (masjid dan kuil-kuil), instalasi militer (persenjataan, menara tempat latihan pertahanan dan pintu masuk), dan elemen-elemen pendukung (air sumur dan lumbung).

Tambahan cukup signifikan yang terjadi pada masa pemerintahan Al-Ghazi adalah Masjid Agung Citadel. Masjid yang  dibangun pada 1214 itu terletak di titik tertinggi benteng, yang menaranya berdiri setinggi 21 meter. Menara itu mampu memperluas jarak pandang dan pertahanan benteng tersebut.

Menara masjid itu memiliki dua peran sekaligus, yakni agama dan militer. Dualitas ini menggabungkan kebijakan, kekuasaan, dan kesalehan dalam ikon kepercayaan Islam.
Renovasi paling menonjol pada Benteng Aleppo adalah  pembangunan blok pintu oleh Al-Ghazi pada 1213. Sebanyak delapan lengkungan besar jembatan yang memandu orang untuk datang menuju benteng di seberang parit. Di depan jembatan terdapat sebuah menara penjaga.

Di akhir jembatan terdapat dua menara penjaga yang tidak pernah berhenti mengamati kondisi sekitar. Gerbang dan jembatan ini menjadi satu-satunya jalan masuk menuju Benteng Aleppo. Dua benteng pertahanan lain dibangun terpisah di kaki bukit.

Sebuah model pertahanan yang kompleks dikembangkan pada rangkaian jalan menuju benteng. Seseorang harus menembus tiga pintu besi dan mengubah arah sebanyak enam kali melalui rangkaian belokan terjadi 90 derajat, bisa menjadi sasaran siraman cairan panas yang disemburkan dari celah pada bagian langit-langit. Strategi pertahanan ini membuat Benteng Aleppo menjadi salah satu benteng yang sulit ditaklukkan musuh.
Pada 1415 M, Gubernur Mamluk di Aleppo, Pangeran Sayf al Din Jakam, mendapat wewenang untuk membangun kembali Citadel Aleppo setelah invasi Mongol pada 1410. Tambahan yang terpenting pada masanya adalah istana yang menjulang lebih tinggi dari dua menara pada gerbang utama.

Keberadaan Istana Ayyubiyah nyaris terlupakan selama periode ini. Periode Mamluk juga merestorasi benteng.  Pemerintahan Sultan Qansuh al-Ghawri  sempat mengganti langit-langit datar istana menjadi melengkung indah dengan sembilan kubah.

Selama pemerintahan Turki Usmani, peran militer di Benteng Aleppo sebagai garis pertahanan perlahan berkurang ketika kota mulai berkembang ke luar dinding benteng. Proyek restorasi besar-besaran dilakukan pada 1828 setelah benteng itu rusak berat akibat gempa bumi.

Restorasi ini terus dilakukan pada abad berikutnya, hingga hari ini. Ruang tahta mengalami restorasi besar dan dibangun kembali pada akhir  1970-an. Apfiteaternya dibangun kembali pada  1980-an dengan kursi batu yang baru menggantikan yang lama dan teknologi lampu dan suara modern dipasang untuk menyelenggarakan festival dan konser.

ISTIGFAR MENAMBAH CERDAS

Dosen Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang juga dikenal sebagai seorang ulama Dr H Karyono Ibnu Ahmad , menyatakan membaca istigfar dalam setiap memulai pekerjaan bisa membuka kecerdasan yang luar biasa.

"Hal ini sesuai Firman Allah SWT dalam Surat Ali-Imran ayat 135-136 menerangkan, seseorang yang melakukan dosa-dosa besar, namun meminta ampun pada Allah maka diampuni bila beristigfar, " jelas Karyono pada peringati Nuzulul Qur'an 1433 H di Barabai ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Dia menjelaskan, seseorang yang memulai pekerjaanya dengan beristigfar ternyata menjadikan kecerdasan orang itu menjadi luar biasa.

Karyono menerangkan, dengan beristigfar gelap bisa menjadi terang, dan dosa itu hina akan menjadi mulia karena di ampuni Allah atas segala dosa-dosanya. "Malam nuzulul Quran adalah malam yang sangat mulia," tambahnya.

Manakalan seseorang mengamalkan kandungan Alquran dan berperilaku "Qurani" maka ia akan menjadi manusia yang mulia, dan setiap perkataannya akan lebih memiliki makna dan berbobot.

Menurut Harun, peringatan Nuzulul Quran ini sangat luar biasa bisa kita peringati. Karena Nuzulul Quran merupakan malam yang sangat mulia dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Ia berharap, sebagai manusia terutama sebagai aparatur pemerintah bisa mengamalkan isi dan kandungan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. "Agar pemerintahan kita bisa lebih maju dan berkualitas," harapnya