Kamis, Desember 24, 2009

KISAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN NABI ISA AS

Petunjuk Al-Qur'an tentang kelahiran dan kematian Nabi Isa Alaihisalam:

* KELAHIRAN NABI ISA AS
-Lihatlah ketika para Malaikat berkata: "Wahai Maryam, sesungguhnya
Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat
(firman) dari-Nya (yaitu seorang putra) namanya Al-Masih Isa
putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat, dan termasuk
orang-orang yang didekatkan kepada Allah".
(QS.3 Ali Imran 45).

* KEMATIAN NABI ISA AS
-Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa putera Maryam,
Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula
menyalibnya tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupai
dengan Isa, sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang
pembunuhan Isa selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka benar-benar tidak tahu siapa sebenarnya yang dibunuh itu,
melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin
telah membunuhnya.
(QS.4 An-Nisa 157).
-Tetapi Allah telah mengangkat Isa kehadirat-Nya, Allah Maha Perkasa,
Maha Bijaksana.
(QS.4 An-Nisa 158).

===============================================================================
www.ende-islam.co.id

Selasa, Desember 15, 2009

SELAMAT TAHUN BARU 1431 HIJRIYAH

Ende, 18 Desember 2009


"SELAMAT TAHUN BARU 1431 HIJRIYAH"
UNTUK MASYARAKAT ISLAM KABUPATEN / KOTA ENDE DAN SEKITARNYA



Semoga di tahun yang baru ini kita semua dapat mengambil hikmah dari tahun-tahun lalu
Mudah-mudahan di tahun yang baru ini kita semakin bertakwa kepada ALLAH SWT
Dan semoga di tahun yang baru ini kita semakin sukses... Amiin


* HAPPY NEW YEAR 1431 HIJRIYAH *

PROFIL LEGENDA NBA MOST VALUABLE PLAYER

Islam adalah anugerah yang tinggi dalam menunjukkan jalan kebenaran umat manusia.

Sosok Kareem Abdul Jabbar diakui banyak pemain basket sebagai salah satu pemain basket terbesar sepanjang masa. Shooting, Slam dunk, rebound, block , maupun aksi lainnya, sangat memukau. Tak jarang, lawannya dibuat kesulitan untuk membendung agresivitas pemain bertinggi badan 2,18 meter ini.

Dengan dukungan postur tubuhnya yang sangat tinggi, Kareem Abdul Jabbar sering kali melakukan aksi yang brilian. Lompatannya sering mengundang kagum para penonton maupun tim lawan. Atas aksi dan kesuksesannya membawa klubnya meraih tangga juara, Kareem Abdul Jabbar pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik di kompetisi liga bola basket Amerika Serikat (NBA Most Valuable Player ). Predikat itu diraihnya sebanyak enam kali.

Selama bermain di ajang NBA, ia berhasil membukukan rekor sebagai pencetak angka tertinggi sepanjang masa dengan 38.387 poin. Karenanya, ia mendapat julukan 'Raja Bola Basket'. Dan berkat prestasinya ini, 19 kali ia terpilih untuk memperkuat tim NBA All-Star.

Karier pria kelahiran New York City, 16 April 1947, di ajang bola basket Amerika dimulai ketika bermain untuk tim bola basket kampus, Universitas California, Los Angeles (UCLA). Aksi-aksinya di tim UCLA, mendapat perhatian serius para pelatih basket Amerika Serikat saat itu.

Dan tahun 1969, ia mendapat tawaran bermain di level kompetisi basket tertinggi di Amerika Serikat (NBA) dengan bergabung bersama klub Milwaukee Bucks. Di klub barunya ini, ia turut memberi andil besar dengan merebut juara NBA tahun 1970-1971.

Pada 1975, ia bergabung dengan tim basket asal Kota Los Angeles, LA Lakers. Di klub inilah karier Kareem makin melesat. Ia berhasil membawa La Lakers merebut sejumlah gelar juara untuk klubnya. Di samping itu, ia juga berhasil merebut gelar pribadi, yakni sebagai pemain terbaik NBA. Di klub ini, ia bermain sejak 1975-1989.


Masuk Islam

Atas aksi-aksinya yang hebat itu, Kareem menjadi salah satu pemain andalan NBA All-Star dan Amerika Serikat dalam ajang Olimpiade. Ia juga menjadi pemain kebanggaan negeri Paman Sam tersebut. Tak hanya itu, ia juga merupakan pemain kebanggaan umat Islam di seluruh dunia.

Ya, pemain bernama lengkap Ferdinand Lewis Alcindor Junior (Jr) ini, adalah salah seorang atlet NBA pemeluk Islam. Ia mendeklarasikan diri sebagai seorang Muslim pada saat kariernya tengah menanjak.

Saat itu, seusai mempersembahkan gelar juara NBA untuk Milwaukee Bucks tahun 1971, dan pada saat yang sama merebut gelar pemain terbaik ( Most Valuable Player , MPV) dan 'Rookie of the Year' (Pendatang baru terbaik) di Liga NBA, Kareem menyatakan diri memeluk Islam. Perpindahan kepercayaan dari Katolik menjadi Muslim ini, dirasakannya sebagai sebuah lompatan tertinggi selama hidupnya.

Ayahnya, Ferdinand Lewis Alcindor Sr, dan ibunya, Cora Lilian, adalah seorang pemeluk Katolik. Karenanya, sejak kecil ia mendapatkan pendidikan di sekolah Katolik. Oleh kedua orang tuanya, ia dimasukkan ke Saint Jude School. Ketika duduk di bangku SMA, ia berhasil membawa tim basket sekolahnya menjuarai New York City Catholic Championship.

Perkenalan Kareem dengan ajaran Islam terjadi lewat salah seorang temannya yang bernama Hamaas Abdul Khaalis. Ia mengenal Hamaas melalui ayahnya. Seperti halnya sang ayah yang seorang musisi jazz, Hamaas juga pernah mengeluti musik jazz. Dia adalah mantan drumer jazz. Dari Hamaas inilah, kemudian Kareem belajar banyak mengenai Islam. Ia juga sempat berkenalan dengan Muhammad Ali (Cassius Clay) yang sudah menjadi Muslim.

Nama budak

Setelah banyak belajar Islam dari Hamaas, tekadnya untuk memeluk Islam pun semakin bulat. Atas ajakan Hamaas, ia kemudian mendatangi sebuah pusat kebudayaan Afrika di Harlem, di mana kaum Muslimin menempati lantai lima gedung itu. ''Saya pergi ke sana dengan mengenakan jubah Afrika yang berwarna-warni,'' terangnya.

Kepada seorang pemuda yang ditemuinya di pusat kebudayaan Afrika ini, ia mengutarakan niatnya untuk menjadi seorang Muslim. Di hadapan mereka, ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Ketika pertama kali mengucapkan kalimat syahadat, mereka memanggilnya dengan Abdul Kareem.

Namun, Hamaas berkata, ''Anda lebih tepat sebagai Abdul-Jabbar.'' Sejak saat itu, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1971 atau sehari setelah Milwaukee Bucks memenangi kejuaraan NBA, ia memutuskan untuk mengganti namanya dari Ferdinand Lewis Alcindor Jr menjadi Kareem Abdul-Jabbar. Keputusan untuk mengganti nama tersebut, menurut Kareem, juga didorong keinginan untuk menguatkan identitasnya sebagai orang Afro-Amerika dan sebagai seorang Muslim.

''Saya tidak akan menggunakan nama Alcindor. Secara literal itu adalah nama budak. Ada seorang laki-laki bernama Alcindor yang membawa keluarga saya dari Afrika Barat ke kepulauan Dominika. Dari sana mereka pergi ke kepulauan Trinidad, sebagai budak, dan mereka mempertahankan namanya. Mereka adalah budak-budak Alcindor. Jadi, Alcindor adalah nama penyalur budak. Ayah saya melacak hal ini di tempat penyimpanan arsip,'' terangnya.

Sebagai anak satu-satunya, keputusan Kareem untuk memeluk Islam sempat membuat khawatir kedua orang tuanya. Namun, kekhawatiran tersebut berhasil ia tepis. ''Mereka tahu saya bersungguh-sungguh. Saya pindah agama bukan untuk ketenaran. Saya sudah menjadi diri saya sendiri, dan melakukan itu dengan cara saya sendiri, apa pun konsekuensinya.''

Baginya, Islam adalah anugerah dan hidayah Allah yang tertinggi dalam menunjukkan jalan kebenaran bagi umat manusia.

Rajin Belajar

Di sela-sela kesibukannya bermain basket, Kareem masih sempat meluangkan waktu untuk mendalami Islam. ''Saya beralih ke sumber segala ilmu. Saya mempelajari bahasa Arab. Saya mulai membaca Alquran dalam bahasa Arab. Saya dapat menerjemahkannya dengan bantuan kamus. Untuk menerjemahkan tiga kalimat saya membutuhkan waktu 10 jam, tetapi saya memahami apa yang dimaksudkan secara gramatikal,'' ujarnya.

Namun, diakui dia, cukup sulit baginya untuk bisa menunaikan kewajiban shalat lima kali setiap hari. Kesulitan untuk menjalankan shalat lima waktu ini, terutama dirasakan ketika ia sedang bermain. ''Saya terlalu capai untuk bangun melakukan shalat Subuh. Saya harus bermain basket pada waktu Maghrib dan Isya. Saya akan tertidur sepanjang siang di mana saya seharusnya melakukan shalat Zuhur. Begitulah, saya tidak pernah bisa menegakkan disiplin itu,'' paparnya.

Begitu juga tatkala bulan Ramadhan tiba. Aktivitasnya yang cukup padat di lapangan, terkadang memaksanya untuk membatalkan puasa. Untuk membayar utang puasanya ini, Kareem selalu mengeluarkan fidyah.

''Karena saya tidak dapat berpuasa di bulan Ramadhan, saya selalu memberi makan sebuah keluarga. Saya memberi sedekah. Saya memberi uang kepada rekan sesama Muslim dan mengatakan kepadanya untuk apa uang itu.'' Pada 1973, Kareem mengunjungi Makkah, dan menunaikan ibadah haji.

Pada 28 Juni 1989, setelah 20 tahun menjalani karier profesionalnya, Kareem memutuskan untuk berhenti dari ajang NBA. Sejak berhenti bermain, menurut Kareem, dirinya menjadi semakin baik dan dapat menjalankan semua kewajibannya sebagai seorang Muslim.

''Saya rasa saya harus beradaptasi untuk hidup di Amerika. Yang dapat saya harapkan hanyalah semoga pada Hari Akhir nanti Allah rida atas apa yang telah saya lakukan,'' tukasnya.

Antara Akting, Menulis, dan Melatih

Setelah pensiun bermain basket, berbagai tawaran datang kepadanya. Namun, bukan tawaran untuk melatih sebuah tim bola basket, melainkan tawaran untuk beradu akting di depan kamera. Dunia akting sebenarnya bukan merupakan hal yang baru bagi seorang Kareem Abdul-Jabbar. Ketika masih memperkuat LA Lakers, ia pernah bermain di film Game of Death yang dirilis tahun 1978. Di film laga ini, ia harus beradu akting dengan Bruce Lee. Tawaran untuk bermain kedua kalinya di film layar lebar datang di tahun 1980. Saat itu ia harus memerankan tokoh kopilot Roger Murdock dalam film komedi Airplane! .

Penampilan Kareem di layar televisi dan film tidak berhenti sampai di situ. Ia tercatat pernah bermain di sejumlah serial televisi di Amerika Serikat. Di antaranya adalah serial komedi situasi Full House, Living Single, Amin, Everybody Loves Raymond, Martin, Different Strokes, The Fresh Prince of Bel-Air, Scrubs , dan Emergency! . Dia juga muncul di film televisi Stepen King's The Stand dan Slam Dunk Ernest . Di serial Full House , ia harus beradu akting dengan anaknya sendiri, Adam.

Pada 1994, Kareem juga menjajal peruntungannya di balik layar dengan menjadi co-producer eksekutif dari film televisi The Vernon Johns Story . Kemudian pada 2006, ia tampil dalam acara The Colbert Report . Pada 2008 ia berperan sebagai seorang manajer panggung dalam Nazi Gold .

Di luar dunia akting, ternyata ayah dari Habiba, Sultana, Kareem Jr, Amir, dan Adam ini memiliki bakat yang lain, yakni dalam bidang tulis menulis. Selain dikenal sebagai pemain basket dan bintang film, Kareem juga dikenal sebagai seorang penulis buku. Ia sudah menulis sedikitnya tujuh buku yang kesemuanya best seller .

Buku-buku hasil karyanya, antara lain Giant Steps yang ditulisnya bersama Peter Knobler (1987), Kareem (1990), Selected from Giant Steps (1999), Black Profiles in Courage: A Legacy of African-American Achievement yang ditulisnya bersama Alan Steinberg (1996), A Season on the Reservation: My Sojourn with the White Mountain Apaches yang ditulisnya bersama Stephen Singular (2000), Brothers in Arms: The Epic Story of the 761st Tank Battalion dan WWII's Forgotten Heroes yang ditulisnya bersama Anthony Walton (2005), dan On the Shoulders of Giants: My Journey Through the Harlem Renaissance yang ditulisnya bersama Raymond Obstfeld (2007).

Kendati demikian, olahraga basket tidak bisa dipisahkan dari diri Kareem. Salah satu keinginan terbesarnya saat ini adalah bisa melatih salah satu klub NBA. Setelah memutuskan berhenti bermain, posisi tertinggi Kareem hanya sebagai asisten pelatih sejumlah klub NBA. Los Angeles Clippers dan Seattle SuperSonics menggunakan jasanya untuk melatih center muda Michael Olowokandi dan Jerome James.

Pada 2005, ia kembali ke Lakers sebagai asisten khusus pelatih kepala Phil Jackson. Tugasnya mengasah kemampuan center muda Lakers, Andrew Bynum. Ia dinilai berhasil dengan semakin meningkatnya performa Bynum. Musim lalu, Kareem berjasa mengantarkan Lakers juara NBA dengan kontribusi 14 poin dan delapan rebound per game .

Ia juga pernah menjadi pelatih kepala, tapi hanya di tim sekelas Oklahoma Storm. Tim ini bermain di United States Basketball League pada 2002, sebuah liga kelas bawah tempat para pemain mengasah kemampuan sebelum berkiprah di NBA atau liga-liga lain. dia/sya/taq



Biodata :

Nama Asli : Ferdinand Lewis Alcindor Jr
Nama Muslim : Kareem Abdul Jabbar
Masuk Islam : 1971
Lahir : New York City, 16 April 1947
Orang Tua : Ferdinand Lewis Alcindor Sr dan Cora Lilian
Klub Pertama : Tim Basket UCLA

Klub Profesional :
- Milwaukee Bucks (1969-1975)
- LA Lakers (1975-1989)

Penghargaan:
- Enam kali NBA MPV (1971-1972, 1974, 1976-1977, 1980)
- 19 kali menjadi tim NBA All Star (1970-1977 dan 1979-1989).
- Dua kali Finalis NBA MPV (1971, 1985)
- 10 kali All-NBA Team (1971-1973, 1974, 1976-1977, 1980-1981, 1984, 1986).
- Lima kali All-NBA Second Team (1970, 1978-1979, 1983, 1985).
- Lima kali NBA All-Defensive First Team (1974-1975, 1979-1981)
- Enam kali NBA All-Defensive Second Team (1970-1971, 1976-1978, 1984).
- NBA Rookie of The Year (1970)
- NBA All-Rookie Team (1970); dan banyak lagi

Prestasi :
- Juara NBA (1971) bersama Milwaukee Bucks
- Juara NBA (1980, 1982, 1985, 1987, 1988) bersama LA Lakers

Senin, Desember 07, 2009

JANGAN BERSEDIH SELAMA ANDA MEMAHAMI ISLAM

Sungguh menderita manusia yang tidak memahami Islam dan tak mendapat petunjuk untuk memeluknya. Islam membutuhkan promosi dari kaum muslimin dan orang-orang yang mendukungnya. Islam butuh iklan yang mendunia. Sebab Islam adalah sebuah kabar agung. Dan seruan Islam hendaknya yang bermutu, bernilai tinggi, sistemis, dan penuh daya tarik. Sebab kebahagiaan manusia tak akan ditemukan, kecuali dalam agama yang benar.
"Barangsiapa mencari agama lain selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)" [QS. Ali'Imran: 85].
Manusia zaman sekarang kerap bingung, mereka sangat membutuhkan agama yang agung ini agar mereka bisa menikmati rasa aman, kedamaian dan ketenangan.
Salah satu nikmat yang hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang berpikir adalah ketika orang muslim melihat keadaan orang kafir, lantas mengingat nikmat Allah yang berbentuk petunjuk ke arah Islam. Termasuk nikmat pula jika ingat akan kenyataan bahwa Allah tidak menakdirkan menjadi seperti seorang kafir yang penuh dengan sifat buruk. Dan ingatlah Anda adalah seorang muslim yang mengesakan Allah, yang percaya kepada Allah, utusan-Nya dan hari akhir, serta menjalankan semua yang diwajibkan walaupun meski jauh dari yang diharapkan.
"Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur" [QS.Al-Insan:3].
Maka janganlah Anda bersedih karena hanya akan membuat Anda menjadi lemah dalam beribadah, membuatmu malas berjihad, membuatmu putus asa dan menggiringmu untuk berburuk sangka dan tenggelam dalam pesimisme. Ya Allah jauhkanlah kami dari segala godaan syaitan kehidupan..Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.

Wassalaam..

Jumat, Desember 04, 2009

STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Anas bin Malik radhiya’l-lahu ‘anh meriwayatkan: “Rasulullah tidak pernah diminta sesuatu oleh yang baru masuk Islam, melainkan beliau memberikannya. Sungguh telah datang seorang peminta-minta kepada beliau. Nabi memberinya kambing dalam jumlah seperti antara dua bukit. Orang itu kembali pada kaumnya dan memberitahukan: “Hai kaumku, masuk Islamlah kalian, karena Muhammad suka member! pemberian, seperti orang yang tidak takut miskin. Sungguh dahulunya, seseorang masuk Islam, tidak lain karena ingin dunia. Tapi tidak lama kemudian ia mendadak cinta kepada Islam melebihi dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim [2312]).

Hadits di atas adalah bagian dari metode dan strategi da’wah Nabi s.a.w, yakni memenuhi hajat ummat melalui ketersediaan dana da’wah bagi banyak kepentingan atau hajat syar’iyah. Dari mana diambilkan? pertama dari kantong Nabi s.a.w sendiri, menyusul dari dapur ummattul mu’minin, dari orang-orang dekat Nabi dari sahabat Muhajirin dan Anshar, selain dari Baitul Mal waz Zakah atau terkadang melalui sistem penawaran sebagai hasil penempaan tarbiyah ruhiyah Rasulullah s.a.w, seperti ditunjukan oleh hadits Asma’ binti Abi Bakar as-Shiddiqrahiya’1-lahu ‘anhumaia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku:

“Janganlah engkau selalu menutupi kepunyaanmu, nanti Allah akan menutupi rezkimu” Dalam riwayat lain: “Infaqkanlah atau berikanlah atau lepaskanlah, jangan kau hitung. Supaya Allah tidak main hitung-hitungan terhadapmu, dan jangan kau takar, agar Allah tidak membatasi rezkimu. ” (Muttafaq ‘alaih. Bukhari [3/238; 5/160-161]; Muslim [1029]).

Para Sahabat penyandang dana da’ wah ini dulunya terkenal dengan sebutan al- Abrar (kelompok orang yang berbakti) atau ahlu dutsur bil ujur (pemilik bonus pahala). Gelar ini pernah disematkan pada Nabi Ibrahim kaitannya dengan tingkat kepeduliaan beliau pada kaumnya (HR.Thabarani, As-Suyuthi. al-Jdmi’ as-Shaghir [3/ 2781]. Di zaman Nabi s.a.w mereka dinamakan dengan al-Abrar, karena kebaikan mereka terhadap orang tua, istri dan putera/i mereka juga sahabat dan kerabat dekat mereka. Semua hak-hak mereka tertunaikan dengan baik sesuai porsi hak masing-masing (HR.Thabarani dalam al-Kabir dari Ibnu ‘Umar. Suyuthi. al-Jdmi’ as-Shaghir [2/2592]).

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani mengomentari, hadits di atas merupakan larangan menahan diri dari shadaqah karena khawatir kehabisan bekal penghidupan. Ketahuilah bahwa, kekhawatiran demikian adalah salah satu sebab terbesar yang berpotensi memutus keberkahan rezki. Allah memberi nikmat terhadap manusia, tanpa hitung-hitungan dan memberi ganjaran pahala tanpa mematok-matok. Siapa yang berpikir cerdas, bahwa Allah s.w.t senantiasa memberikan rezki-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka (Qs.65:3), niscaya ia akan mengeluarkan harta, juga, tanpa hitung-hitungan. (Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Fath, kitab az-Zakat, bab: at-tahrish ala as-shadaqah wa asy-syafa’ah fiyha, Juz III).

Al-Qur’an mengumpamakan penyandang dana ini “ibarat sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat.” (Qs.2:265)

Imam Nawawi (w. 676 H) menjelaskan, ada banyak ajaran Islam yang tidak bisa terlaksana, tanpa adanya ketersediaan dana, walaupun dana bukan segalanya atau meskipun masih bisa diganti dengan alternatif lain berdasarkan prinsip tidak ada rotan, akar pun jadi, tidak ada air (wudhu’) tanah pun jadi. Meskipun demikian, dana tetap menjadi tulang punggung dunia pergerakan.

Dana da’wah diperlukan untuk menjadi day a dorong pelaksanaan program, menjadi dayapanggil bagi jama’ah pemula, menjadi pengikat bagi para mu’ allaf yang baru masuk Islam, menjadi obat penawar bagi jama’ah yang punya hajat, seperti hajat pendidikan, hajat kesehatan dan hajat-hajat syar’iyah lainnya seperti urusan lahir, nikah dan kematian. Kelemahan gerakan da’wah Islamiyah sekaligus menjadi kelebihan da’wah missionaris dan menjadi daya tarik laju perkembangan aliran sesat, berpusat pada penyediaan dan pengelolaan dana.

Di zaman kenabian, infaq dan shadaqah adalah alat da’wah yang paling efektif membantu dana perjuangan. Tidak sedikit dari as-Sabiqunal Awwalun (generasi awal ummat ini, Qs.9:100) yang masuk Islam setelah dibebaskan dari perbudakan dan hatinya diikat oleh fadhilah infaq. Hari ini, tidak sedikit pula dari kaum Muslimin yang murtad atau menggadaikan keyakinannya, karena menejemen infaq yang kurang terurus. Sebab, hanya dengan kekuatan infaq dan shadaqahlah kita bisa mewujudkan kembali “jihad ekonomi”, kita dapat memerangi pemurtadan, kebodohan, penanggulangan bencana, membantu daerah konflik, menyantuni yatim-piatu, jompo dan bea siswa. Termasuk yang paling pokok, menggerakkan roda kegiatan da’wah, menggairahkan geliat kehidupan da’i dan elemen pendukung da’wah di lapangan dalam usaha pencerdasan ummat, yang pada umumnya terasa lumpuh, karena faktor dana.

Di mana letak masalahnya? Akar masalahnya lebih pada rendahnya tingkat kesadaran para jama’ah yang selama ini kurang disentuh oleh para agamawan melalui paket kegiatan dan program da’wah. Karena pengalaman membuktikan, kapan ada program dan kegiatan diselenggarakan, di sana para jama’ah ikut andil membantu, meskipun dengan batas kemampuan yang ada atau kendati sebatas bantuan tenaga dan pikiran semata. Lemahnya manajemen pengelolaan dana ikut memperparah keterbatasan suplay dana da’wah di lembaga-lembaga keummatan.

Dana Da’wah Zending Yahudi

Butir 3 Protokolat Yahudi berbunyi: “Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa lalu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus mengapa dengan kebebasan ini. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.”

Bagaimana Dengan Dana Persepuluhan Gereja?

Dana persepuluhan gereja ada tiga: Persepuluhan pertama adalah untuk keimamatan (Kohanim), dan jatuhnya sebagai milik pusaka, karenanya sering disebut cukai bait Allah. (Bilangan: 18:26). Dana Persepuluhan kedua digunakan untuk perayaan-perayaan di tempat yang telah dikhaskan bagi tujuan missionaris bagi golongan fakir-miskin (Ulangan 14:22-23). Ada lagi persepuluhan tambahan, yang dikenal dengan persembahan, yang dipungut pada petang sabat dan hari minggu. (IKorintus 16:2-4).

Dana Persepuluhan ini secara wajib ‘ain dikeluarkan 3 kali setahun, bukan sekali setahun seperti zakat fitrah. Dalam Ulangan 16:16-17 dijelaskan: “Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.”

Para rohaniawan mereka berpesan, “iman dalam pembayaran persepuluhan dan persembahan harus tetap meningkat sekalipun keadaan ekonomi kita terbatas. Karena dengan demikian kita dapat maju dalam segala, dapat membangunan gedung-gedung pertemuan serta bait suci-bait suci, dengan program pendidikan kita yang besar, yang berbagai kegiatannya banyak bergantung pada pendapatan persepuluhan Gereja. Saya menjanjikan kepada Anda bahwa kita tidak akan pernah membuat Gereja berhutang. Kita akan dengan ketat merancang program sesuai dengan pendapatan persepuluhan serta menggunakan dana yang kudus ini untuk tujuan-tujuan yang dirancang oleh Tuhan Yesus“.

Bagaimana geliat gerakan da’wah? Pasca perang salib yang terjadi selama 200 tahun itu (abad 11-13 M) praktis gerakan da’wah tertatih-tatih menghadapi tantangan da’wah yang tidak setara dengan kemampuan finansial yang ada. Karena itu, jika jama’ ah tidak bahu-membahu, para pengurus dan imam masjid tidak berbenah diri, dan lembaga da’wah tidak melakukan tertib pengelolaan dana-dana da’wah, maka jangan heran jika pihak-pihak lain, seperti non-muslim, aliran sesat, dan partai-partai berhaluan kiri membalap bahkan mengembosi kita dari belakang.

BERJUANG DENGAN SESUNGGUHNYA

Sesungguhnya, jikalau kita semua merenungi selurah jalan hidup kita di dunia ini, niscaya akan kita dapati bahwasanya segala sesuatu di alam fana tidaklah akan bisa dicapai ataupun didapat dengan mudah. Kita tidaklah akan bisa hidup seakan menunggu harta karun yang jatuh dari langit, tentunya sebagai manusia yang normal perumpamaan itu secara logika tidaklah dapat dibenarkan.

Semua yang kita harapkan, segala yang kita inginkan dan kita cita-citakan mustahil bisa didapatkan hanya dengan menunggu tanpa berusaha. Usaha merupakan suatu perantara (wasilah) dan konsekuensi (tanggungan) dari suatu niat ataupun keinginan yang menggebu (azam) demi menggapai harapan, cita-cita maupun impian tertentu.

Berusaha adalah sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT yang dengannya manusia dapat berkembang mencapai puncak dimana manusia bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka.

Apa yang kita rasakan, apabila pada suatu hari kita hidup tanpa suatu pekerjaan, dan tidak niat untuk berusaha membuat-buat dan mencari-cari suatu pekerjaan sama sekali. Padahal saat itu kondisi fisik kita sehat.

Tentunya situasi seperti itu akan menjenuhkan dan menyesakkan karena dunia terasa menjadi ruangan yang sempit dengan suasana yang monoton (itu-itu saja), sebab berusaha dan bekerja bagi setiap insan adalah bumbu kehidupan yang dengannya dia bisa menggapi yang diinginkannya.

Walaupun demikian, suatu niat dan usaha bila tidak dibarengi dengan kesungguhan, sudah barang tentu tidak akan memberikan hasil yang baik, atau bahkan akan sia-sia. Sebagaimana lautan yang tenang tidak akan menghasilkan seorang pelaut yang baik dan bermutu. Yang dimaksud lautan yang tenang adalah tidak adanya kesusahan yang dihadapi sehingga tidak ada kesungguhan, dan pelaut yang bermutu terlahir dari kesungguhan.

Sebuah pepatah arab yang sangat populer berbunyi, “Manjadda wajada” (Barang siapa bersungguh-sungguh pasti mendapat). Secara tidak langsung pepatah tersebut mengandung makna bahwas orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, pasti tidak akan pernah mendapatkan apa-apa.

Lagi, seorang yang belum bisa membaca Al-Quran jika dia tidak bersungguh-sungguh dan hanya bermalas-malasan mana mungkin dia bisa mencapai apa yang dia inginkan, yaitu kemampuan untuk membaca Al-Quran dengan baik. Membaca huruf-perhuruf saja susah, apalagi membaca dengan benar dan lancer, karena malas belajar.

Dalam meminta atau berdoa kepada Allah pun harus diperlukan suatu usaha dan kesungguhan, meminta bukan hanya menunggu dan menunggu suatu pemberian tetapi orang yang meminta itu harus mencari dan bertanya.

Misalnya seseorang ingin sekali usaha yang dijalankannya lancar, maka ia harus berusaha dengan berkonsultasi dan belajar kepada orang yang menurutnya ahli di bidang tersebut, atau kepada rekan, tetangga, bukan hanya menunggu orang lain untuk memberi tahu atau mengajari.

Sering didapati orang-orang yang berkata bahwa mereka belum bisa ini ataupun tidak bisa mencapai itu. Dan dia mengatakan hanya bisa begini saja, tidak bias lebih dari itu. Ini adalah potret orang-orang pesimis yang harus kita jauhkan dari kehidupan kita.

Kalau kita sadar dengan kekurangan kita, maka sikap yang tepat adalah berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri secara bertahap. Kan tidak ada bayi yang baru lahir langsung bisa naik sepeda? Semuanya berproses. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk mengucapkan kata-kata pesimis apapun, selama kita masih bernafas itulah kesempatan kita untuk berbuat.

Memang sering pula kita temui banyak orang yang sudah mati-matian berusaha tetapi masih saja menemui kegagalan. Padahal Allah SWT telah menyatakan pasti akan menunjuki orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam segala usahanya, “Dan mereka yang berjuang (bersungguh-sungguh) dijalan Kami pasti akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami…” (QS. Al-Ankabuut [29]: 69).

Lantas apa yang terjadi terhadap orang tersebut?. Boleh jadi usaha dan kesungguhan orang tersebut masih kurang atau memang Allah SWT telah mentakdirkan baginya untuk menggapai keinginannya itu kelak dan bukan sekarang, seperti kalau kita berdo’a belum tentu do’a tadi langsung dikabulkan, bahkan ada yang baru dikabulkan setelah bertahun-tahun kemudian.

Namun kita harus berkeyakinan, “bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (QS. An-Najm [53]: 39-40). Sebuah hadits qudsi berbunyi. Allah SWT berfirman, “Aku menuruti perasangka (keyakinan) hamba-Ku terhadap-Ku…“. (HR. Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi).

Berharap menjadi orang pandai dan ahli tanpa perjuangan dan kesungguhan, adalah suatu kegilaan. Janganlah ragu bahwa kesungguhan mendekatkan apa saja yang jauh, dan kesungguhan akan membuka semua pintu yang terkunci.